Hujan turun semakin sering. Takdir ingin membantuku, atau menyiksaku?
Kutenteng payung, berniat kuberikan untuknya. Yah, dia selalu terlihat menunggu hujan reda—yang akan memakan waktu yang sangat lama.
Tapi akan aneh kalau aku memberikannya, jadi aku hanya memberikannya bantuan—dengan pura-pura lewat dan menawarkan bantuan untuk ke halte depan. Oh, aku juga sekaligus memperkenalkan diriku.
Jawabannya jelas—ia mau. Siapa, sih, yang mau menunggu lama? Tidak ada. Dan, ia juga memperkenalkan dirinya.
Kami saling kenal, sekarang.
Kalau saja aku tidak melakukannya, aku takkan mengenalnya. Aku takkan mematahkan hatinya.
Aku takkan mematahkan hatiku sendiri.