Aku mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Akhirnya, aku bisa membawa kendaraanku sendiri.
Kulihat dia disana, duduk di halte menunggu bus datang. Selalu seperti itu, setiap harinya. Aku sampai hapal akan kebiasaannya itu.
Aku menawarkannya tumpangan untuk pulang, dan ia menyetujuinya. Mungkin, ia tak ingin menunggu bus terlalu lama.
Kalau saja aku tidak melakukannya, aku takkan semakin dekat dengannya. Hatiku takkan semakin dikuasai olehnya.
Seandainya saja, aku tidak terlalu gengsi untuk mundur.
Yah, seandainya.