Bab 1

60 11 1
                                    

Kamu terlalu berharga jika hanya sekedar merendahkan dirimu dengan sindiran mereka.

***

Dug!!!!

Kepalaku terantuk jendela angkot. Aku yang tadinya nggak sengaja ketiduran, otomatis bangun dan meringis kesakitan. Tanganku mengusap-usap jidat sebelah kiri yang terasa panas dan nyeri. Sementara pandanganku langsung menyusuri jalan raya di kanan dan kirinya, kemudian menghela napas saat tahu jarak sekolahku masih lumayan jauh. Asap kendaraan, suara mesin dan klakson dimana-mana membuatku menginginkan sedikit ketenangan. Lalu aku mengambil ipod dan memilih Taylor Swift sebagai teman melodi pagi itu. Tetapi tidak lama setelah lagu 'I had the best day' mengalun, tiba-tiba saja angkot mengeram mendadak, membuat kepalaku kembali terantuk jendela.

Sial!

Aku mengumpat kecil sebelum akhirnya mataku menatap seorang Ibu-ibu berdaster panjang dan menggunakan jilbab dengan memegangi plastik berisi sayuran hendak masuk ke dalam angkot. Ibu itu terlihat kebingungan, matanya mencari dimana ia bisa duduk.

"Saya duduk dimana ini pak sopir? Gak jadilah," ketusnya.

"Itu Bu paling belakang dekat adik berseragam sekolah, masih muat itu," kata pak sopir menunjuk celah kosong yang sempit di sebelah kananku, tanpa memperdulikan kami yang sudah duduk serapat mungkin.

"Mana bisa muat saya disitu pak. Adik itu aja badannya gendut kali," katanya sambil memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Besok badannya dikecilin dek, supaya nggak makan tempat," lanjut Ibu itu yang kemudian turun dari angkot dengan kesal.

Jlebb...

Kata-kata Ibu itu membuat dadaku sesak seketika, belum lagi dua gadis disampingku berbisik-bisik seraya tertawa kecil mengejek ke arahku. Aku menghela napas, tidak mengerti siapa yang salah, badanku yang gendut atau si sopir yang asal berhenti menarik penumpang tanpa memperhatikan kapasitas angkotnya. Dan tadi apa kata Ibu itu, besok? Mana bisa badanku dikecilkan hanya dalam satu malam! Dikira aku Bandung Bondowoso yang sanggup membangun seribu candi untuk Roro Jonggrang dalam semalam apa?! Huh, menyebalkan. Lagi pula jika menurunkan berat badan semudah membalikkan telapak tangan, hari ini aku sudah pasti langsing dan cantik seperti yang mereka harapkan. Tapi faktanya tidak semudah itu, meskipun beberapa kali aku sudah mencoba untuk diet.

Aku mengalihkan pandangan ke jendela, mencoba tidak peduli dan tidak terpancing emosi. Karena aku sudah terbiasa. Sedari dulu aku memang sering mendengar sindiran dan ejekan terhadap tubuhku yang gemuk dengan wajah yang kusam. Awalnya aku berpikir tidak perlu memasukkannya ke dalam hati. Bisa jadi mereka hanya bercanda, kan? Tapi semakin banyak cibiran yang ku dapatkan pada akhirnya membuatku tak bisa berpura-pura baik-baik saja. Saat kejadian seperti itu terjadi, jujur aku terus-terusan sakit hati. Tapi beruntung, aku memiliki ayah yang luar biasa. Ayah yang mengapresiasi hal-hal sederhana yang ku lakukan. Memujiku dengan mengatakan bahwa aku berharga, jadi tidak perlu merendahkan diri dengan sindiran mereka.

Lagu taylor swift yang berputar berulang-ulang membuatku teringat sosok ayah yang selalu memelukku ketika menangis saat pulang sekolah. Ia tersenyum lalu meraih kunci motor dan mengajakku berjalan-jalan hingga aku melupakan semua hal yang menyakitkan. Ah, aku jadi kangen beliau. Tapi sayang, kehilangan satu tahun yang lalu membuatku hanya bisa bertemu melalui do'a. Sungguh, aku begitu iri dengan mereka yang masih memiliki orang tua lengkap. Maka keterlaluan sekali jika ada diantara kalian yang menyia-yiakan mereka. Lebih mendengarkan apa kata pacar daripada mendengarkan nasehat mereka. Manfaatkan waktumu sebaik-baiknya bersama orang tua, karena bisa jadi hari ini adalah hari terakhir kalian bersama. Jangan sampai kehilangan menjelaskan arti kehadiran mereka dan pada akhirnya membuatmu menyesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GwenDutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang