3#

19 2 0
                                    

Gwen mengangkat alisnya terkejut "a...pa maksudmu Delvan?"

Delvan tersenyum,lebih tepatnya menyeringai.gadis itu heran kenapa laki laki itu malah menyeringai ke arahnya bukan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan

"Aku tau semuanya"

Gwen bingung sebenarnya apa yang mereka bicarakan,laki laki itu masih menatapnya.

"Bukankah kau selalu mengikuti ku??? kau adalah wanita yang selalu duduk di bangku taman dekat lapangan basket sambil membaca buku,aku tak tau dia benar benar membaca buku atau merhatikan orang yang sedang bermain basket"

Delvan tersenyum miring setelah melihat raut wajah Gwen yang terkejut,sebenarnya laki laki itu telah menduga bahwa gadis yang menabraknya ketika di stasiun kereta beberapa Minggu lalu adalah gadis yang ia kenal sewaktu SMA,dan dugaannya semakin benar saat ibunya membawa gadis itu ke rumahnya.

Gwen membeku,ia masih tidak percaya ternyata laki laki yang duduk di hadapannya kini telah mengenalnya,bagai mana Delvan tau jika Gwen selalu melihatnya setiap ia latihan,padahal dia selalu menjaga rahasianya dan tidak ada yang tau termasuk sahabatnya pun.

"Do you know about that?" Gwen dengan gugup

"Of course I know, because he always looks at me"  jawab delvan

Lagi lagi Gwen melihat senyuman miring Delvan,dan setelah itu Delvan berdiri sebelum ia membalikan badannya untuk keluar dari ruangan itu.

Gwen tak bisa berfikir lurus,ia menahan nafasnya sebentar sebelum memberanikan diri untuk bicara "Nothing has changed, Delvan "

Delvan memberhentikan langkahnya,ia berbalik dan menatap Gwen dengan mengangkat alis sebelah "Is that true?"

"What for 5 years have you ever liked someone else?" Gadis itu menatap Delvan menunggu jawabanya,namun laki laki itu tak kunjung menjawabnya

"Apa selama itu kau pernah menyukai orang lain selain aku?" Delvan balik bertanya dan sesuai dugaannya gadis itu tak menjawabnya.

-- -- --

Gwen menghembuskan nafasnya pelan,kali ini ia sedang berdiri di balkon kamarnya.

"Apa selama itu kamu pernah menyukai orang lain selain aku"

Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalanya,pertanyaan itu sangat mudah untuk ia jawab tapi entah saat Delvan menanyakan itu serasa semua kelut dan gadis itu tidak sanggup untuk menjawab.

Lamunan gadis itu buyar setelah mendengar ketukan pintu lalu ada seseorang masuk ke kamarnya.

Wanita paruh baya itu tersenyum ke arah gwen
"Waktunya makan malam,turunlah"

Gwen tersenyum "Baik"

"Ah iya sebelum itu tolong panggilkan Delvan juga,kamarnya tepat sebelah kamarmu"

"Ba..baiklah"

"Baiklah cepat turun kami menunggu di bawah " wanita itu tersenyum kembali lalu pergi meninggalkan Gwen.

Gwen tertegun sedikit ada rasa tegang dan gugup "ayolah Gwen kenapa seperti ini" gadis itu berjalan menuju kamar sebelah nya

Setelah Gwen sampai di depan pintu kamar Delvan,ia mengangkat tangannya untuk membuka pintu kamar itu tapi sebelum gadis itu membuka kenop pintu itu tiba tiba terbuka,dan keluar lah sosok laki laki bermuka datar namun tampan itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

November RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang