Sebuah Harapan

288 7 0
                                    

-Author Pov-

"....Dewa Yun Xi, aku mencintaimu. Kau tahu itu,kan?"isak Chanie membuat dewa Yun Xi mengangguk pelan.
"....Aku lelah sekali. Dewa Yun Xi, aku lelah sekali. Biarkan aku tidur."rintih Chanie dengan perlahan memejamkan matanya.
"Tidak! Tidak Chanie!! Kau tidak boleh tidur! Dengarkan aku. Kau tidak boleh tidur!! Aku mohon..."isak dewa Yun Xi dengan mencoba membangunkannya.

"....Dewa....Yun Xi..."
"Tidak Chanie!! Buka matamu!! Aku mohon buka matamu!!! Chanie....Chanie buka matamu!!!"pinta dewa Yun Xi.

Dewa Yun Xi memeluknya semakin erat. Tangisnya pecah begitu saja.
Gadis yang selama ini selalu bersama dengannya. Gadis polos yang selalu bertanya padanya. Kini terkulai tak berdaya di pelukannya.

"Chanie...."isak pilunya dengan mencium kepala gadis itu.
"...Chanie...."ucap dewi Yi Er dengan menatapnya tidak percaya. Begitu pun dengan panglima Lun dan dewa jodoh.

Gadis yang tadi terlihat baik-baik saja, kini tak berdaya di pelukan dewa Yun Xi.

"....Chanie...."isak dewa Yun Xi.
"AAAARRRGGHHHH!!!!!"erang dewa Yun Xi menggema.

Dewa Yun Xi meletakan tubuh Chanie perlahan. Menatap gadis yang terpejam itu dengan linangan air mata.
Lalu berbalik menatap para siluman itu dengan tatapan membunuh.

"Dewa Yun Xi?!"ucap panglima Lun yang terkejut melihat perubahan dirinya.

Hawa dingin menyelimuti dirinya. Kekuatan naga miliknya terpancar dengan sangat jelas. Sorot matanya terlihat mengerikan.

"Yun Xi, jangan lakukan itu!"cegah dewa jodoh seolah tahu apa yang akan di lakukan oleh dewa Yun Xi.

Seakan tidak mendengarkan cegahan itu, dewa Yun Xi berjalan menghampiri siluman-siluman itu.

Sebuah pedang muncul begitu saja pada tangan kanannya.
Butiran embun berubah menjadi pecahan es yang tajam, sebelum akhirnya dewa Yun Xi menebaskan pedang miliknya ke arah siluman-siluman itu.

"Dewa Yun Xi!!"panggil panglima Lun.

BRUUUAAAAAKKKK!!!!

Sebuah kekuatan besar menghantam kuat para siluman itu. Membuat mereka terpental jauh dan terkapar.

"AAARRGGGHHHHH!!!"erangnya membabibuta.
"Dewa Yun Xi hentikan!!"teriak dewi Yi Er.

BRUUAAKKKKK!!!

"Kyaaaaaa!!!!" Dewi Yi Er terpental saat kekuatan dari tebasan padang milik dewa Yun Xi mengenai dirinya.
"Dewi Yi Er!!!"ucap panglima Lun lalu terbang menangkap tubuhnya.
"Dewi, kau tidak apa-apa?!"tanyanya langsung.
"Cepat hentikan dewa Yun Xi!"pinta dewi Yi Er.

Panglima Lun terbang kearah dewa Yun Xi lalu menahan tebasan pedang miliknya.

"Dewa Yun Xi!!! Aku mohon hentikan!!"pinta panglima Lun.
"Aku mohon redahkan amarahmu!! Kau bisa membunuh semua orang yang ada di sini!!!"bentaknya, membuat dewa Yun Xi menatapnya.
"Hentikan. Aku mohon."lanjut panglima Lun memohon.

Perlahan dewa Yun Xi berhasil mengendalikan emosinya.
Kekuatan besar yang mengelilinya perlahan menghilang.

Dewa Yun Xi berbalik menghampiri tubuh Chanie yang tergeletak tak berdaya.
Lalu menggendong gadis itu.

"Yun Xi..."panggil dewa jodoh perlahan.

Dewa Yun Xi tidak memperdulikannya dan melangkah pergi.

"Tunggu Yun Xi."cegah dewa jodoh membuat langkah dewa Yun Xi terhenti.
"....Paman. Kaulah yang paling tahu akan diriku. Kaulah yang paling tahu perasaanku. Jadi, jangan pernah menyalahkannya lagi. Atau aku tidak akan terima itu."ucap dingin dewa Yun Xi.
"Kenyataannya, benang merah itu telah hilang sejak awal."lanjutnya.

The Immortal NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang