"Sisil!"
Aktivitas Aneth yang tengah bermain basket sendirian pun terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Tadi malam lo tidur dimana?"
Malik menghampiri lalu bertanya diiringi teman-temannya.
"Bukan urusan lo!" balas Aneth melempar basket kesalah satu teman Malik.
"Mau kemana lo!?" tanya Malik mencegah Aneth yang hendak pergi.
"Cabut lah," jawab Aneth singkat. "Gue nggak betah dekat lama sama lo," sinis Aneth dengan senyum sinis.
"Aneth bisa jaga diri kok, gue yakin." Tegur Bian, salah satu teman Malik.
"Gue cuma takut terjadi hal yang nggak diinginkan," balas Malik gusar.
"Kita ngerti kok bro, kalau elo sayang sama dia. Cuman ya, belum waktunya aja Aneth ngertiin hal itu," tambah yang lain membuat Malik tersenyum menatap kepergian Aneth.
Namun seketika, senyumannya memudar saat melihat salah seorang siswa mendekati adiknya itu. Nampak sangat akrab bahkan merapikan tatanan rambut Aneth.
"Siapa tuh? Gue belum pernah liat," ucap Malik mengikuti kepergian Aneth.
Nathan, pemuda itu terus mengoceh sembari mempercepat langkahnya guna mensejajarkan dengan langkah Aneth.
"Rumah lo dekat pemakaman ya?"
"Btw, ntar malam lo ada acara?"
"Temenin gue---"
"Lo bisa diam nggak!?" Aneth mengangkat suara dengan tangan mencengkram kerah baju Nathan hingga membuat perhatian siswa-siswi yang bersiap pulang sekolah tertuju pada mereka.
"Argh! Defa mana sih!" gusar Aneth melangkah meninggalkan Nathan yang hanya tersenyum mendapatkan perlakuan dari gadis itu.
"Aneth----"
Nathan terkejut saat seseorang menarik tangannya menuju lorong sepi hingga ia kehilangan Aneth yang sekarang entah pergi kemana.
"Apaan sih?" tanya Nathan merapikan pakaiannya.
"Murid baru, lo?" Malik balik bertanya.
"Iya," jawab Nathan santai. "Sebelumnya, perasaan kita nggak ada urusan sama sekali jadi gue pergi dulu---"
Nathan menghentikan langkahnya saat kawanan Malik menghadangnya.
"Kenapa sih? Nggak jelas, lo pada!" sangkal Nathan menatap teman-teman Malik tanpa rasa takut.
"Ngapain lo ganggu adik gue?" tanya Malik tanpa belama-lama.
"Adik lo? Aneth?" tanya Nathan antusias.
"Hm." Malik berdehem enggan menatap Nathan yang nampaknya sangat gembira mengetahui kabar tersebut.
"Kenalin! Gue Nathan! Satu kelas sama Aneth. Oh iya, kemarin gue ketemu Aneth di pemakaman, terus---"
"Tunggu... tunggu... maksud lo?" potong Malik bingung.
"Gini, kemarin gue ketemu Aneth di pemakaman, dia nangis. Terus pergi pas gue deketin, duh.. ada-ada aja, gue jadi suka. Ternyata kita ketemu lagi disekolah ini, terus satu kelas, duduk sebelahan! Emang ya, jodoh nggak kemana." Nathan berucap santai sembari merangkul bahu Malik.
Lain halnya dengan Malik yang nampak menanggapi hal tersebut dengan arti berbeda.
"Aneth ke makam? sambil nangis?" tanya Malik.
"Iya, tadinya gue kira nama dia Sisil... ternyata Aneth, soalnya---"
Bugk!!
Bugh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl ✔
Aléatoire(Tamat) 01 in #adacintadisma 02 in #coldgirl 02 in #brokenhome 03 in #icegirl Aneth Prisillia Laurenz, atau yang sering dipanggil Aneth. Gadis cantik yang menjadi incaran bagi kaum adam di SMA nya. Namun dibalik itu semua, Aneth adalah gadis dingin...