Kehidupan Jieun tidak jauh dari seputar sekolah, keluarga dan Jungkook. Ketiga hal ini yang senantiasa memenuhi kesehariannya. Kesibukan yang dihadapi Jieun di sekolah tidak pernah ada habisnya. Terutama menjelang akhir semester dan memasuki semester yang baru. Seperti saat ini. Banyak yang harus dipersiapkan dalam menjalankan semester yang baru setelah libur yang cukup panjang telah berlalu.
Administrasi baru, materi pelajaran baru, kegiatan-kegiatan baru ditambah lagi sahabatnya yang terus mencecarnya sedari tadi mengenai perkembangan hubungan dengan Jungkook.
"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Jungkook? Apa kalian sungguh-sungguh akan menikah? Kapan acaranya digelar? Apa dirimu sudah yakin untuk menikahinya? Apa setelah menikah kau tidak mengajar lagi dan meninggalkan aku seorang diri di sini?" tanya Minah tanpa henti membuat Jieun yang mendengarnya menjadi kesal
"Yak!! Kang Mina!! Bisakah mengajukan pertanyaanmu itu satu persatu? Kau sedang bertanya atau menginterogasiku?"
"Haha mian. Aku hanya penasaran saja Ji. Kalau begitu aku ulangi lagi pertanyaanku satu persatu. Jadi bagaimana hubunganmu dengan Jungkook?"
"Baik."
"Kalian sungguh-sungguh akan menikah?"
"Ne."
"Kapan?"
"Tiga bulan lagi."
"Secepat itu? Apa dirimu sudah yakin?"
"Ne."
"Lalu setelah menikah, apa dirimu masih akan mengajar?"
"Tentu saja."
"Jungkook tidak melarangmu? Melihat sifatnya yang seperti itu."
"Awalnya dia memang melarangku tapi pada akhirnya pun dia tidak bisa merubah keputusanku."
"Apa yang kau lakukan padanya? Tidak biasanya dia menyerah semudah itu."
"Aku hanya mengatakan akan membatalkan pernikahan kami kalau dia bersikeras melarangku untuk tetap mengajar setelah menikah."
"Woah pantas saja Jungkook langsung menyerah. Ancamanmu terlalu menakutkan untuknya. Mengingat dia yang begitu mencintaimu tentu tidak akan mengambil resiko kehilanganmu lagi. Kalau begitu aku tidak akan kehilangan sahabat dan rekan kerjaku di sini." Ucap Minah yang ingin memeluk Jieun namun mendapat penolakan
"Ada atau tidak adanya aku di sini, dirimu tidak akan sendirian."
"Tetap saja kalau dirimu tidak ada kan, aku tidak punya teman untuk bercerita. Aku akan kesepian."
"Eiii... Kan ada Dujun oppa. Kau bisa bercerita kepadanya dan tidak akan merasa kesepian." Goda Jieun
"Ma... Maksudmu?" Tanya Minah gugup
"Sudah. Tidak perlu kau sembunyikan lagi. Aku sudah mendengar perihal hubunganmu dengan Dujun oppa."
"Hu... hubungan apa? Aku tidak ada hubungan apapun dengannya. Siapa yang mengatakannya kepadamu?"
"Well, memang sih saat ini kalian masih tahap pendekatan jadi belum memiliki hubungan resmi. Dari mana aku tahu? Tentu saja dari Dujun oppa sendiri."
"Aish laki-laki itu. Mengapa juga harus memberitahumu?"
"Hahaha sudahlah. Jangan marah padanya. Kalau bukan dia yang bilang padaku, apa dirimu akan memberitahuku?
"Tentu saja jika waktunya sudah tepat."
"Kapan? Saat dirimu akan menikah?" Tanya Jieun mengejek