Lets with Me!

514 46 2
                                    

Sosok lelaki mungil tengah berdiri di antara kerumunan manusia yang sedang menunggu jemputan umum mereka di halte. Raut wajahnya terlihat tengah kesal.

Semburat merah bermunculan diwajahnya menandakan dirinya tengah memendam emosi.

Hari ini ia merasa dingin, bagaimana tidak cuaca hari ini memang berada di musim semi. Angin malam sangatlah dingin hari ini. Berbeda dengan aura hati lelaki mungil ini yang sedang memanas. Dengan ditambah perbuatan kekasihnya yang membuat dirinya ingin memaki dan merutukinya ketika bertemu nanti.

Tak berapa lama, yang ditunggu mereka akhirnya datang juga. Setiap orang mulai berdesakan untuk mendapat tempat di dalam bus yang dianggap nyaman.

Kihyun, lelaki mungil ikut berusaha menaiki bus tadi. Hanya saja kaki pendeknya tak sanggup melangkah didesakan para lautan manusia tersebut.

Ia gontai sungguh pening ketika aroma aroma bulir bulir keringat orang yang mendesaknya itu seakan memaksa masuk kedalam penciumannya. Ditambah kerjaannya hari ini menguras habis tenaganya. Ketahanan Kihyun melemah.

'Ini musim dingin kenapa mereka berkeringat? Padahal kerjaan mereka juga cuma duduk diruang ber AC! Sial!' Batinnya

Ia merasa mual keringat ikut menjalar ditubuhnya, panas dan gerah ia rasakan sekarang walaupun hawa dingin masih menyelimuti malam ini.

Ia paling benci dengan aroma buliran keringat orang lain seperti ini. Ia merutuki dirinya yang memaksakan dirinya untuk ikut bergulat merebutkan tumpangan pulang untuk bisa cepat merebahkan dirinya di rumah.

Ia dibuat semakin pening, mungkin sebentar lagi dia bisa saja jatuh tak sadarkan diri andai saja tidak ada yang menariknya keluar dari desakan kumpulan manusia yang pasti sudah merindukan kasur masing masing.

"Kau ini.. keras kepala sekali! Kenapa ikut berdesakan? Kau sudah tau, kau membenci aroma di kerumunan seperti itu kihyunie.." rutuk lelaki yang menarik kihyun menjauh dari kerumunan tadi dan membawanya ke tempat yang lebih aman dari aroma yang menyesakan hidung kihyun yang statusnya sekarang adalah kekasihnya.

Kihyun masih merasakan pening di kepalanya. Ia terus menahan keningnya dengan tangannya.

"Kau tak apa Ki? Apa kau sakit?" Hyunwoo panik melihat orang yang telah mengisi hatinya selama ini

"Salah kan dirimu Hyung! Aku sudah menunggu mu lama! Tapi kau tak datang juga!" Kihyun meluapkan rasa kesalnya

"Maafkan aku kihyunie~ aku tadi menyelesaikan projek ku sebentar karena hari ini harus diselesaikan"

"Tapi seharusnya kau memberi tahu ku! Menelpon ku saja kau susah, apa kau membenci suara ku?"

"Mana ada? Aku bahkan merindukan suaramu saat tidak berjumpa dengan mu sayaaang" mengelus lembut Surai lelaki imutnya itu yang lebih pendek darinya

"Tidak usah merayu ku seperti itu Hyung! Perutku semakin mual mendengarkannya, sekarang katakan padaku kenapa kau tidak menelpon ku?"

" Maaf kan aku Ki, HP ku mati aku tak bisa memberi tahu mu, sungguh niat ku ingin memberitahu mu tapi keadaanya berkata lain"

"Kau bisa mengisi dayanya kaaaaan? Demikian apa kantor mu itu Hyung sampe tidak ada aliran listrik!"

"Maaf sayang.. hari ini aku tidak membawa charger"

"Apa kau tak punya teman? Kau bisa meminjam HP nya!"

"Hyungwon, aku sudah berusaha meminjamnya tapi dia ternyata dia pulang cepat hari ini. Ayolah kiii ini jangan merumitkan masalah ini, oke? Sekarang ayo kita pulang! Changkyun pasti menunggu mu" hyunwoo menarik kihyun memasuki mobilnya.

Saat perjalanan hening menyelimuti keduanya, tak ada yang memulai dan tak ada yg mau memulai. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. Kihyun masih merasakan pening dan Hyunwoo merasa tidak ada yang perlu dibahas untuk saat ini. Mereka memilih diam.

Hyunwoo segera menepikan mobilnya setelah tiba di gerbang rumah sepupu Kihyun. Ia tinggal disini bersama sepupunya untuk sementara bekerja di Seoul tepatnya di perusahan Son yang dipegang oleh kekasihnya itu. Dan ya mereka hanya tinggal berdua.

"Terima kasih" ucap kihyun sebelum membuka pintu mobil.

"Kihyunie~"

Merasa namanya dipanggil kegiatannya tertunda untuk sejenak, menoleh ke sumber suara.

"Ada apa?" Tanya kihyun kepada kekasihnya yang memanggilnya

"Apa kau benar benar menolak tawaran ku?" Tanya nya

"Soal?"

"Pindah rumah, tinggal lah bersama ku!"

Kihyun membuang nafas berat, menghadapkan dirinya kedepan lagi

"Kita sudah membahas ini bukan? Keputusan ku tak berubah, dan aku masih menolak tawaran mu Hyung"

"Tapi kenapa? Kita bisa tinggal bersama bukan kah itu lebih menyenangkan? Kita bisa bersama terus?"

" Ayolah Hyung, aku sudah bilang padamu kalau aku tidak mau tinggal serumah dengan orang lain yang belum memiliki status denganku, itu prinsip ku hyuuuung"

"Tapi aku kan kekasihmu Ki"

"Tapi status kita belum resmi sesungguhnya hyuuuung"

"Kalo begitu ayo kita resmikan! ayo menikah!"

"Apa?!" Kihyun tidak mengerti apa yang dipikirkan kekasihnya ini
"Hyung kau pikir menikah itu gampang?"

"Memang mudah bukan? Kau tinggal bilang iya lalu kita menikah dan tinggal serumah lalu kita membuat baby? Bukan kah itu menyenangkan?"

Kihyun membuang nafasnya berat lagi
"Hyung, pernikahan itu bukan hanya tentang kau dan juga aku tetapi keluarga mu dan keluargaku, bukan tentang hubungan kau dan aku tetapi juga tentang hubungan keluarga ku dan juga keluarga mu! Menikah tidak semudah yang kau pikir Hyung!"

"Ki aku sudah dewasa, aku tau mana yang baik untuk ku atau tidak, aku berhak mengatur apa yang aku mau dan aku yakin pasti keluarga ku menghormati keputusan ku."

Kihyun membuang wajahnya dari hyunwoo
"Benarkah? Nyatanya ibumu tidak menyukai ku."

"Kihyunie.."

"Sudahlah hyung, sebaiknya kau pulang dan istirahatkan dirimu!"

Kihyun berusaha membuka pintu mobil untuk keluar namun hyunwoo sekali lagi menahannya

"Besok malam ikutlah denganku.."

"Kemana?" Kihyun menoleh sekali lagi padanya

"Makan malam dengan keluargaku.."

"Hyuuuung,"

Hiiii guys gimana ceritanya? Gabutin ya? Ya emang sih, aku ngetik nya aja pas gabut:)
Oh ya jangan lupa vote and coment yaaa:)
Ketemu lagi di next chapter. LOVIN❤️

What's Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang