(5)

1.2K 179 10
                                    


You try to run away,run away from the world.But then you run away,run away from yourself and you don't know the way home

.


"Kau mabuk, noona."

"Kau yang mabuk."

Irene terhuyung mendekati Sehun. Setelah menggedor pintunya dengan keras pada jam 1 pagi, dia dengan seenaknya masuk ke apartemen pria itu. Sebenarnya tidak mengganggu sih, toh Sehun juga masih terjaga di depan TV, mengganti channel terus-terusan entah mencari apa.

Sehun menatap ke arah Irene yang sedang terkapar di sofanya. Tumpukan baju kotor di lantai semakin berantakan setelah diinjak-injak. Belum sempat dilaundry karena meskipun sudah tidak pernah mengacau di club, dia sekarang terlalu fokus bekerja hingga lupa merawat diri.

"Sehun, aku lapar. Boleh aku makan ayam ini?"

Bahkan Sehun belum menjawab, Irene sudah mencomot satu potong paha ayam dan memakannya.

"Ini enak, kau beli dimana?"

Sehun hanya diam, membiarkan Irene terus berceloteh tentang ayam yang ia makan.

"Aku tidak tahu kau suka ayam goreng? Oh sebentar aku rasa aku tahu sejak kapan, tapi aku akan pura-pura tidak tahu."

Sehun hanya melirik Irene sekilas, kemudian melanjutkan menonton TV.

Entah apa yang disiarkan di TV, Sehun tidak terlalu paham. Sepertinya kuis? Tapi entahlah. Sudah lama sepertinya sejak Sehun mulai tidak menonton TV. Dulu saat masih ada Jisoo, Sehun biasa menonton TV di siang hari. Biasanya Jisoo mengajaknya menonton drama Korea jika sedang senggang. Itupun jika sedang ingin. Jika libur, Jisoo lebih sering bermalas-malasan di kasur bersama Sehun. Tidak melakukan apapun, hanya bercerita dan sesekali bermain game di HP.

Tanpa sadar saat ini TV sedang menampilkan sebuah adegan ciuman dari pasangan drama romantis. Sehun terhenyak. Rasanya sudah lama sekali dia tidak berciuman dengan Jisoo. Tidak, bahkan sudah lama juga dia tidak berciuman dengan wanita-wanita liar di club. Semenjak Jongin datang dan meninjunya, semenjak itu pula dia tidak pernah melangkah kaki ke luar apartemen selain urusan pekerjaan.

Tiba-tiba Sehun merasakan Irene menarik rahangnya lembut, membuat pria itu menoleh ke arah Irene. Mata mereka beradu. Ada sebuah kilatan nafsu yang bisa Sehun lihat di mata Irene. Perlahan wajah mereka mendekat, Sehun bisa mencium wangi khas dari Irene yang kadang juga bisa ia rasakan di Jisoo. Semakin mendekat, mendekat, dan...

Mereka berciuman.

Satu detik, aneh, rasanya aneh.

Ini bukan Jisoo.

Sehun sadar dari buaian Irene dan mendorong wanita itu.

"Apa yang kau lakukan noona?!"

Sementara Irene hanya menatap Sehun polos, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Mino hyung bisa membunuhku."

Sehun mengusap bibirnya kasar, menegak air putih banyak-banyak untuk menghilangkan bekas Irene di bibirnya. Tapi Irene hanya melihatnya sambil tersenyum mengejek.

"Kenapa berhenti? Bukankah kau selalu suka sentuhan wanita, hmm?"

Irene terkekeh dan Sehun hanya memalingkan wajahnya.

"Bagaimana? Lebih baik ciumanku atau ciuman wanita di club?"

Irene tersenyum meremehkan sambil menatap Sehun, matanya menelisik kedua netra Sehun yang sibuk mencari berlarian kesana kemari.

"Ah mungkin tidak ada yang baik dari kedua pilihan itu. Tapi kau tahu, selalu ada pilihan ketiga. Biar aku beri clue. Pilihan ketiga diawali oleh huruf 'J'"

Setelah mengambil sepotong ayam lagi, Irene melenggang keluar dari apartemen tanpa berpamitan ke Sehun. Suara tawanya yang mengejek masih terngiang di telinga Sehun.

Jisoo.

Sekali lagi Sehun teringat akan gadis itu. Sedang apa dia? Tidur? Menonton drama? Atau main game? Sial. Irene, wanita yang seringkali disebut dewi oleh mayoritas masyarakat di Korea barusan menciumnya dan yang ada di otak Sehun hanyalah Jisoo.

Tapi sebentar, ini aneh? Irene datang dan pergi begitu cepat, dia tidak kelihatan mabuk, tapi juga tidak terlihat memiliki tujuan khusus?

Sehun berlari ke balkon kamarnya dan melihat ke arah depan bangunan apartemen. Benar saja, ada mobil Mino di bawah. Mino menatapnya dari balik kursi kemudi. Kedua alis bertaut, dahi berkerut. Tak lama bisa ia lihat Irene masuk ke mobil itu, dan mobil mereka melaju pergi.

Yang benar saja. Apa maksud pasangan itu?

Sehun berbalik dan berjalan menuju tempat tidurnya, hendak melupakan kejadian aneh hari ini. Hingga matanya terhenti pada sebuah benda asing di tempat tidurnya.

Sebuah buket bunga lily dan mawar merah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

A/n: Late update disponsori oleh 'tidak-tahu-cara-update-lewat-browser-HP'. Sekian. Mohon maaf dan terima kasih :(

Song: Epik High - Amor Fati


In His Dark, Corrupted MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang