aku.

168 49 31
                                    

Calista Agatha Putri. Ya, itu namaku. Orang-orang sering memanggilku dengan sebutan Tata. Aku tinggal di salah satu kota di Jawa Barat, dengan rumah sederhana namun terdapat banyak kenangan didalamnya. Rumah dengan halaman yang tersusun rapih dan dihiasi lampu taman disetiap sudutnya.

"Taa, bangun udah jam 7, kesiangan!" teriak ibuku yang sebenarnya jam masih menunjukan pukul 5 pagi.

Aku tetap menurut walaupun aku tahu Ia selalu berbohong akan hal itu. Pagiku selalu dihiasi dengan senyuman hangat kedua orang tuaku. Aku beruntung karena memiliki keluarga yang cukup bahagia. Ayahku yang selalu melucu membuat hariku semakin berwarna. Ayah adalah seseorang yang sangat dekat denganku, bahkan melebihi kedekatan ku dengan Ibu.

Banyak orang bilang anak perempuan itu seharusnya dekat dengan Ibunya. Tapi menurutku tidak. Aku selalu berbagi cerita dengan Ayah, hangout dengan Ayah, dan mengisi waktu liburku dengan melakukan banyak hal bersamanya.

Meja bundar yang dilapisi keramik bening diatasnya merupakan tempat dimana kita saling berbagi. Hari-hariku dimulai dengan sarapan pagi ditemani lelucon-lelucon ayah, yang selalu sama disetiap paginya. Melihat Ibu dan Ayah bercanda bersama dan mendengarkan keluh kesah Kakak di masa perkuliahannya.

Kehangatan inilah yang selalu aku rasakan jika bersama mereka. Setiap pagi selalu berarti bagiku, karena dengan begitu aku semakin mengerti bahwa cinta dapat tumbuh bahkan hanya dari hal-hal kecil yang ada di sekeliling kita. Aku tidak pernah berfikir untuk menyia-nyiakan masa-masa indah yang selalu hadir dalam hidupku ini. Yang aku takutkan hanyalah,

Berpisah dari mereka yang pernah masuk kedalam hidupku.


***

"Ta, besok Lo pake kebaya apa? Pokoknya Lo harus cantik ya." Ucap Rasya dengan wajah tampannya.

"Jadi selama ini Gue ga cantik?" jawabku disertai mukaku yang memelas.

"Kaga.. Ahahaha!" Katanya sambil berlari meninggalkanku.

"Ihh Rasyaaa!"

Yap, begitulah Rasya. Cowok yang super nyebelin, tapi banyak dikagumi cewek-cewek alay. Dia adalah tetangga sekaligus teman kecilku, teman yang bisa dibilang selalu ada untukku.

Hari itu, kami sedang ada diperjalanan pulang. Rumah kami tidak jauh dari sekolah, jadi kami selalu berjalan kaki untuk sampai ke rumah.

Ya, besok adalah hari kelulusanku. Hari dimana aku meninggalkan masa putih biru ku, dan mengganti lembaran-lembaran lama dengan yang baru. Masa yang paling aku tunggu dalam sejarah hidupku, masa dimana aku dapat bertemu orang-orang baru, teman baru, dan mungkin saja lelaki yang aku tunggu akan datang dikehidupan ku di sekolah menengah atas nanti.

Namun satu hari sebelum hari kelulusan, semua berubah..

*PRAANKK*

Mendengar suara tersebut, aku langsung berlari memasuki rumah, dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

UsaiWhere stories live. Discover now