kita.

69 26 1
                                    


Sudah satu tahun, aku mengikhlaskan apa yang telah terjadi selama ini. Tak terasa aku sudah duduk dibangku kelas 11 SMA.

Aku bersekeloh di salah satu sekolah menengah atas terkenal di Jakarta. Dengan rambut panjang diikat kuda, baju rapih, dan rok span abu-abu selutut.

"Ta, nih somay pesenan lo. Lo udah minum obatkan?" ujar salah satu temanku, sambil berjalan masuk dari pintu kelas membawa sepiring somay.

Yap, teman sekaligus chairmate ku dari aku kelas 10, Keysa Fidelya Mahardika atau yang sering kusebut Kesa. Rambut panjang dengan penampilan cukup feminim ini merupakan sosok yang rajin dan selalu mengingatkan ku akan tugas-tugas bahkan sampai jadwal minum obatku.

"Udah bawel, thanks ya somaynya. Btw Kes, lo liat Rasya ga hari ini?" Tanyaku sambil menyantap sesuap somay.

"Tadi sih Gue liat lagi godain cewe di kantin. Mau ngapain sih emang?" Jawabnya dengan penuh tanda tanya.

Tiba-tiba di waktu yang sama, Rasya berjalan masuk ke kelas dan langsung menyantap somay yang ada di tanganku.

"nah ni dia, baru juga diomongin" Seru Keysa.

"godain cewe aja sih kerjaannya. Tolongin gue dong, ambilin kamus di perpus." Pintaku.

"buat apa sih, gamau ah." Sambil berjalan meninggalkan aku dan Keysa.

"Heh! Gue jitak lo ya!" Kata ku ingin melempar sendok yang ada ditanganku.

"et da bener-bener. Iya kanjeng ratu" sambil mendekati ku dan mencubit pipiku.

Rasya pergi meninggalkan aku dan Keysa untuk mengambilkan kamus di perpustakaan. Sementara aku mengajak Keysa ke kantin untuk mengembalikan piring siomay Pak Ndut.

"Ta, kenapa lo gak jadian aja sih sama Rasya? Dari gerak-geriknya kayanya dia su.."

"Gila aja lo, dia kan temen kecil gue. Dia juga begitu ke semua cewe Kes." Ucapku memotong pembicaraan Keysa.

Tak sadar saat perjalanan ke kelas, kami berhenti di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan basket yang ramai oleh anak laki-laki sekolah kami.

'tapi dipikir-pikir.. iya juga ya, kok gue bisa gaada rasa sih sama Rasya. Padahal dari dulu gue kan sama dia nempel mulu kemana-mana bareng.. tapi yaudalah' gurau ku dalam hati, dan mencoba melupakan perkataan Keysa tadi.

"btw Kes, Lo ikut makrab ga besok?" tanya ku, namun tak ada jawaban dari Keysa.

"Kes? Kesa? Keysa Fidelya Mahardika? Ya Tuhan. Mikirin apa sih Lo."

"Eh? Kenapa Ta?" tanya Keysa bingung

"Lo ikut ga besok? Ke acara malam keakraban di Puncak?"

"Ya ikutlah masa ga ikut. Semoga besok kita satu bis ya Ta. Biar bisa ngegosip bareng, ya ga Ta?"

"Dosa Kes ngegosip terus. Udah bel tuh. Ayo ke kelas!" ajak ku.

***

Besoknya, ternyata aku dan keysa tidak satu bis. Cukup kesal, namun tak apa. Kami langsung menaiki bis masing-masing.

"Taa!". Panggil Rasya sambari melambaikan tangan

"Eh? Kok sendirian? Gue temenin ya." Pintaku sambil duduk disebelahnya.

Diperjalanan, kami bercerita dan bercanda bersama seperti biasanya. Namun melihat Rasya tertawa, aku mulai merasakan sesuatu yang sangat mendalam pada hatiku.

'jadi ini rasanya jatuh cinta dengan sahabat sendiri' ucapku dalam hati.

Tak mau Rasya tahu akan perasaan ini, aku berlaku seperti biasa didepan dia. Dan sesampainya ditujuan, aku segera menemui Keysa dan bercerita apa yang telah terjadi selama di bis.

Pukul 8 malam, acara puncak pun tiba. Aku segera menemui Keysa yang beberapa menit lalu aku tinggal ke toilet. Tapi yang aku lihat, dia sedang duduk bersama lelaki yang ia cinta dengan raut wajah yang sangat bahagia. Melihatnya tersenyum lebar, aku ikut bahagia atas apa yang ia rasakan.

Di malam keakraban ini, aku menghabiskan waktuku dengan Rasya. Siapa sangka orang yang selama ini selalu ada di setiap hari-hari ku, kini baru aku rasakan sesuatu yang berbeda.

UsaiWhere stories live. Discover now