Aku tau, aku hanyalah seorang anak kecil yang belum genap umurnya 20 tahun. Tapi aku yakin, bahwa aku bisa dan sanggup.
-oOo-
"Assalamualaikum, wah rame banget yaa rudinnya?" Salam Fauzul dan tidak menyangka jika rumah dinas BEM FKIP ramai di penuhi oleh mahasiswa baru yang ingin wawancara untuk menjadi anggota brigader muda BEM FKIP 2018.
"Wa'alaikumusalam" di jawab oleh mereka yang ada di rudin dengan sahut menyahut, ada yang lantang ada yang pelan dan insyaAllah yang bibirnya mengatup tetap menjawab dalam hati.
"yok, yok, siapa yang mau saya wawancarai" ucap Fauzul langsung duduk di tempat yang kosong di samping rekan kerjanya sekaligus teman seperjuangannya--alif.
Beberapa mahasiswa mendekat dengan malu-malu, Fauzul menerima dengan senyuman hangatnya. Membuat beberapa mahasiwa itu sedikit tenang tak segugup sebelumnya.
"tenang, semuanya keterima jadi anggota brigda kok" ucap Fauzul membuat para mahasiswa sedikit ada keberanian untuk maju wawancara tanpa di tunjuk
"saya mau wawancara pak" ucap seorang mahasiswa mengawali wawancara
"alhamdulillah, jiwa beraninya sudah keluar ya, bagaimana? udah isi form nya kan? boleh kakak liat?" Fauzul mengulurkan tangannya meminta form yang di genggam oleh mahasiswa baru di depannya dengan genggaman yang mencengkram.
"eh, iya kak. lupa. hehe" mahasiswa di depan fauzul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memberikan cengiran khas orang gugup.
fauzul hanya terkekeh, lalu kembali tersenyum yang membuat keadaan sekitarnya menjadi tenang kembali.
"fahri fadhullah ya? di panggil fahri?" tanya fauzul saat membaca form yang sudah ada di genggamannya. Dan lawan bicaranya hanya menggangguk.
tidak terlalu lama Fauzul mewawancarai calon anggota brigda, dan semuanya ia beri pesan jika kamu mengikuti kegiatan ini, lalu menjauhkan kamu dari Allah. Maka tinggalkan organisasi ini dek. Tak tertinggal senyum khas Fauzul yang selalu menghiasi segala ketenangan yang ia ciptakan untuk sekitarnya.
-oOo-
Fauzul adalah mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2016 jurusan pendidikan IPA. 2 tahun silam Fauzul bukanlah sosok Fauzul yang sekarang. Dulu ia adalah sosok yang tak mengerti apapun, tak paham batasan batasan yang ada, mengaji seadanya, berhubungan dengan lawan jenis dan masih banyak lagi.
Saat itu ia masih menjadi mahasiswa baru mengikuti agenda wajib dari kampus, kegiatan kerohanian yang bernama Bina Baca Quran. Pertama kali ia hadir di kegiatan itu, ia datang menggunakan jeans sobek dan kaos oblong seadannya. dengan tampang yang tak karuan serta telat. Hadir tanpa basa-basi duduk dengan santai dan membuat tutornya harus beristigfar berkali-kali. jika fauzul mengingat hal itu, ia hanya bisa terkekeh dan beristigfar. Astagfirullah al-azim, ampuni Fauzul yang dulu ya Allah.
Seiringnya waktu Fazul sadar, banyak hal yang harus ia rubah. sudah cukup ia berbuat dosa. Dan pada akhirnya ia memulai langkah hijrahnya dengan memutuskan pujaan hatinya. Kadang hatinya masih terenyuh, teringat suara tangisan wanita yang dulu ia cintai saat ia meminta untuk berpisah. Dan saat itu yang ia fikirkan adalah jika memang dirinya berjodoh dengan wanitanya Allah akan menuntutnya nanti saat waktunya sudah tepat.
Tak banyak yang bisa di lakukan Fauzul di awal hijrahnya, di jauhi oleh teman-temannya karena ia mulai tak satu pemikiran. di jauhi, namun ia yakin, Allah akan menggantikan teman-temannya dengan orang lain yang akan selalu mengingatkannya untuk selalu dekat dengan Allah.
Dan sampailah fauzul di sini, di semester 5 nya. banyak hal yang terjadi, tetap berdiri kokoh di atas pendiriannya. berjuang hingga menjadi staff ahli di BEM FKIP yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Dan yang amat membahagiakan adalah dimana saat ia di luar BEM FKIP ada yang menyapanya "Pak Fauzul" atau "Bapak" itu adalah panggilan untuk dirinya dari anggota BEM FKIP. Sangat membahagiakan saat di sapa seperti itu, ada hal yang membuatnya terus semangat untuk menjadi agen perubahan. Dan setelah hal membahagiakan itu mengusai dirinya, Rasanya ingin sekali ia berteriak HIDUP MAHASISWA!!
YOU ARE READING
Assalamualaikum pak
FantasyApa yang harus di lakukan akan terlihat pantas, pantas untuk di khitbah olehnya. pasalnya aku bersikukuh ingin mengajukan CV ta'aruf kepadanya agar aku pantas, karena beliau yang aku yakini mampu mengingatkanku dan mampu membimbingku agar lebih deka...