Baru saja diumumkan bahwa akan ada rapat guru, sehingga siswa dipulangkan pagi. Choi Yeonjun yang sedang berjalan di lorong sekolah mendadak dikejutkan dengan seorang gadis yang berjalan berlawanan dengannya menuju garasi mobil sekolah.
"Hwang Yeji?" Yeonjun mengerutkan alis, lalu segera mengikuti gadis itu.
Ia melihat Yeji sedang memasuki sebuah mobil mewah berwarna hitam. Ia sangat yakin itu mobil milik Yeji, secara Yeji orang kaya. Namun bukan itu yang Yeonjun bingungkan. Yeonjun bingung kenapa raut wajah Yeji seperti orang kesurupan seperti itu? Penuh dendam dan amarah.
Dalam hati, Yeonjun merutuki diri karena tidak membawa motor ke sekolah. Akibatnya, ia menjadi kesusahan mengikuti mobil Yeji. Untung saja saat itu ada taksi yang berhenti di depannya.
"Pak, ikuti mobil hitam itu. Cepat, Pak." Yeonjun menunjuk mobil hitam milik Yeji yang melaju di depannya
Taksi yang ditumpangi Yeonjun terus mengikuti mobil Yeji. Sampai akhirnya mobil Yeji berhenti tepat di depan sebuah SMU.
"Ini pak uangnya," kata Yeonjun memberikan uang lebih kepada sopir taksi. Ketika si sopir hendak memberinya kembalian, Yeonjun segera menolaknya. Ia segera keluar dari taksi dan berdiri diam tak jauh dari mobil hitam yang terparkir itu.
Mata Yeonjun menyipit ketika melihat seorang gadis yang turun dari taksi. Aku seperti pernah melihatnya, dan seragamnya. Astaga! Itu kan seragam sekolahku? Alis Yeonjun menyatu. Apa Hwang Yeji mengikuti taksi gadis itu tadi? Kenapa aku tidak menyadarinya?
Setelah dua jam berlalu, si gadis akhirnya keluar dari sekolah itu. Ia menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, lalu menyeberang. Jantung Yeonjun seakan copot ketika Yeji menghidupkan mobiilnya dan melaju ke arah gadis yang belum menyadari apa-apa itu. Buru-buru, Yeonjun berlari dengan penuh tenaga dan menarik tangan gadis itu agar tidak tertabrak.
Yeonjun membuka pintu mobil Yeji. "Minggir!" teriaknya kepada Yeji yang pucat di belakang kemudi. Perlahan, kepala Yeji menoleh ke arahnya. Gadis itu menatapnya dengan sendu, membuat hati Yeonjun sakit.
"Yeonjun-a..."
"YA! KUBILANG MINGGIR! Minggir! Biar aku yang mengemudi!!" Yeonjun mendorong tubuh Yeji agar bergeser, lalu duduk di belakang kemudi. Ia menjalankan mobil dengan pelan, dengan harapan Yeji akan tenang. Namun setelah setengah perjalanan, ia malah mendengarkan isakan kecil.
Yeonjun menolehkan kepala dan menemukan Hwang Yeji sedang terisak. Tangan gadis itu bergetar hebat. Yeonjun benci ketika Yeji terlihat seperti itu.Tangan kananya mengambang di atas tangan Yeji yang bergetar, berniat menggenggamnya, namun ia mengurungkan niatnya dan berdeham pelan.
"Hwang Yeji, kenapa kau lakukan itu?"
"S...Soobin..." Yeji terbata-bata, membuat Yeonjun tersenyum sedih. "A...aku takut kehilangannya..."
"Lalu, sekarang maumu bagaimana?"
Bukannya menjawab pertanyaan Yeonjun, Yeji justru mengoceh terus. "Yeonjun-a, aku benar-benar ketakutan. Aku takut..." suara Yeji lenyap, namun beberapa menit kemudian suaranya terdengar kembali. "... aku meminta Soobin putus, tapi aku sendiri yang takut kehilangannya... apa yang harus kulakukan...?"
"Melupakannya," jawab Yeonjun enteng sambil membanting setir ke arah yang berlawanan. "Akan kubantu kau melupakannya."
***
Mobil hitam mewah Yeji terparkir mulus di depan rumah bobrok seorang Choi Soobin. Di teras rumah bobrok itu terlihat dua orang laki-laki yang terlihat cemas. Yeonjun melihat laki-laki yang sedang duduk di kursi sambil melamun, lalu ganti menatap laki-laki yang sedang berjalan mondar-mandir, menatap jamnya setiap lima detik sekali, dan menggigit jari.
![](https://img.wattpad.com/cover/168464808-288-k633048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Look At Me ✔️
FanfictionCinta segitiga adalah kisah klise mainstream yang sering didengar telinga, namun cinta segiempat adalah kisah yang mungkin ada tapi nyaris tidak pernah terjadi. Bagi Soobin, tak apa selama ia bisa bersama Yeji dalam hidupnya. Tapi mereka berdua tid...