Diantara kerumunan manusia berstatus mahasiswa, seorang pria tinggi dengan kaus putih dibalut kemeja meringsek masuk. Dirinya berusaha mencari ruang yang pas untuk dirinya agar bisa melihat panggung dengan nyaman. Badan tegapnya terus terdorong kesana dan kemari, "Penuh banget anjir." Omelnya seraya memeluk tasnya yang berharga.
"HEH! BAY SINI!"
Kepalanya mendongkak tinggi, mencari pemilik suara yang memanggilnya tadi. Disana dirinya menemui pria berjaket kulit hitam sedang tersenyum dan melambaikan tangannya. Dengan semangat Ia berjalan kearah pria itu.
Bayu, pria yang 15 menit lalu baru saja berdalih izin harus bayar tagihan kos demi bolos rapat di kampusnya sendiri. Dirinya mati-matian kebut-kebutan ke pusat kota demi menonton acara yang sebenarnya Ia sendiri tidak terlalu sukai. Ada orang spesial yang harus Ia saksikan penampilannya sore itu, sampai akhirnya sang MC memanggil nama yang Ia tunggu bertepatan dengan Ia berdiri didepan pagar hitam pembatas panggung.
"Ed Sheeran - Tenerife Sea, cover by Aprilia Ghania."
Sebuah senyum hangat terbit bersamaan gadis dengan rambut diurai berjalan keatas panggung dengan sebuah gitar ditangannya. Mata gadis itu terlihat mencari seseorang sampai matanya menatap Bayu yang ada disisi kiri, dirinya kembali tersenyum.
Bait pertama mulai dinyanyikan, masuk ke bait-bait selanjutnya berhasil dinyanyikan tanpa kesalahan. Para penonton menggumamkan lirik-lirik dengan nyaman, dengan itu Bayu dan April merasakan hati keduanya menghangat. Bayu berharap, dirinya yang bernyanyi diatas sana untuk gadisnya. Berharap dirinya dapat melihat April tersenyum manis mendengarnya bernyanyi dengan gitarnya. Bayu hanya dapat berharap sampai kata terakhir berhasil April nyanyikan.
Suasana yang semula berbunga-bunga bagi Bayu kini buyar karena tepuk tangan para penontonnya, begitupun April yang sudah bangkit dari duduknya dan mulai menuruni panggung. Teman Bayu menyenggol bahu Bayu lalu mengisyaratkan Bayu untuk keluar dari kerumunan dan menyusul April. Bayu tersenyum, "Gue duluan."
Setelah kembali bersusah payah, Bayu sampai di samping panggung. Bayu melihat bagaimana tubuh April menjadi lebih tinggi dengan sepatu yang Ia pakai, tangan putih April mengangkat botol minum pink lalu meneguknya sedikit. Sampai salah satu panitia menyentuh pundak April dan menunjuk ke arah Bayu yang berada dibelakangnya. April tersenyum dan menghampirinya.
"Katanya kamu ada rapat? Kok maksain ke sini sih?" tangan April reflek membetulkan rambut Bayu yang sedikit berantakan karena angin. Bayu menunduk lalu tertawa kecil, "Tadi aja kamu cariin aku. Kalo aku ga dateng, nanti kamu badmood."
April tertawa membenarkan apa yang Bayu katakan. "Terus, tadi aku bagus gak tampilnya?"
Bayu dengan segala ketulusan hatinya mengangguk semangat, "As expected Aprilia, you're the best. Sebagai ucapan selamat dan terimakasih karna kamu tampil bagus, so because im hungry, wanna go grab a bite to eat?"
"Seriously, Bay kamu harus balik ke kampus. Rapat, bukannya bolos gini. Bukan Bayu banget deh." April tertawa renyah, tak ayal pipinya memerah mendengar ajakan Bayu. Bayu menggedikkan bahu, "We have no time, i'll be waiting for you in the parking lot."
Mau tak mau April mengangguk dan berpamit kepada teman-temannya untuk pulang duluan karena bagiannya sudah selesai. Mengambil tasnya juga ponselnya yang tergeletak diatas meja tunggu, menghampiri Bayu yang sudah bersandar pada mobil hitamnya. "Are you ready for dinner, baby girl?"
April tertawa, "Should i answer 'yes sir'?", Bayu tentu saja mengangguk.
"Yes sir! Haha, that sounds weird."
"Haha, that's my girl."