4.) Gossip

106 81 50
                                    

Hppy reading🍃

.
.
.

Janji itu masih berlaku, tentu saja. Tepatnya 8 tahun yang lalu, selain janji Dhea bahwa dia akan selalu melindungi Dhira, masih ada satu hal lagi.

***

"Lalu apa kau akan melindungiku?" tanya Dhira pada cermin.

"Aku akan melindungimu, aku akan melakukan apa saja asalkan kau bahagia," balas Dhea, sosok dalam cermin sambil memamerkan senyum manisnya.

"Masih ada satu hal lagi," sambung Dhira.

"Apa? Katakan saja apapun itu," balas Dhea tenang.

"Aku ingin kau yang akan menggantikan tempatku di sekolah," jawab Dhira.

"Tentu saja," balas Dhea lagi dengan senyum yang tidak lepas dari wajah cerianya.

***

Sekarang, Dhira sedang duduk di depan cermin yang ada di dalam kamarnya. Dan di dalam cermin, Dhea berada di sana sedang melaporkan pada Dhira apa-apa saja yang terjadi di sekolah hari itu. Kerja sama yang cukup baik memang antara manusia dengan alter egonya, Dhea yang selalu memberitahu Dhira apa yang dia dapatkan di sekolah seperti pelajaran atau kejadian-kejadian lainnya sehingga Dhira juga bisa belajar di rumah dan mengetahui apa kejadian penting yang telah terjadi di sekolahnya hari itu.

Mereka berdua yang selalu melindung satu sama lain sehingga rasanya seperti mereka tidak bisa hidup tanpa salah satu dari keduanya dan memang, seperti itulah kenyataannya.

***

Dhira tiba-tiba teringat akan sesuatu. saat membersihkan kamarnya sore ini, dia melihat sebuah tumpukan novel-novel tebal dan ingat bahwa dia belum mengembalikan novel yang dia pinjam di perpustakaan umum minggu lalu.

Dia lalu mengumpulkan semua novel yang agak berserakan di lantai kamarnya itu kemudia memasukkan semuanya dalam kantong plastik.

Dhira hanya mengambil jaket yang berada di gantungan baju di belakang pintunya kemudian memakainya dan dengan rambut yang dibiarkan terurai begitu saja, Dhira langsung bergegas turun kebawah, mengambil sepatunya asal, kemudian langsung pergi menuju ke perpustakaan dengan langkah yang sedikit dipercepat sebelum matahari benar-benar tenggelam.

"Dhira," panggil seseorang dari belakang yang ternyata adalah Raya.

Dhira hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali meanjutkan langkah cepatnya.

"Mau kemana sore-sore begini? Itu apa?" tanya Raya sambil berusaha men-sejajarkan langkahnya.

"Cuma mau kembaliin buku ke perpustakaan," jawab Dhira tanpa menoleh sedikitpun ke arah Raya yang sudah ada disampingnya.

"Oh mau gue bantu bawaain itu? Kayaknya berat," tawar Raya sambil menunjuk ke arah 5 novel tebal yang berada dalam kantong plastik bening yang sedang di bawa Dhira.

"Ngak usah, udah hampir sampai kok," tolak Dhira halus.

"Oke."

Dhira tetap berjalan tanpa menghiraukan Raya yang masih mengikutinya.

Tringg..

Suara lonceng itu terdengar begitu Dhira membuka pintu perpustakaan.

"Sore Dhira," sapa Bibi Vina ramah.

"Dan selamat sore temannya Dhira," lanjut Bibi Vina begitu melihat ternyata Dhira tidak datang sendirian melainkan bersama seorang laki-laki.

"Sore Bibi, Dhira cuma mau kembaliin ini, baru ingat," Balas Dhira.

Innefable Pain [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang