Loving you was young, wild, and free
Loving you was cool, hot, and sweet
Loving you was sunshine, safe and sound
A steady place to let down my defenses
But loving you had consequencesLantunan musik yang berasal dari pengeras suara di coffee shop yang tak begitu ramai itu membuat seorang pengunjungnya mendesah pelan tanpa sadar. Gadis berkemeja biru langit itu menyibakkan rambutnya pelan dan berusaha untuk mendapatkan fokusnya lagi.
Darleen namanya. Ya. Gadis itu memang tampak melamun sedari tadi. Walaupun di hadapannya laptop menyala menampilkan tugas yang harus ia selesaikan, tampak sekali melamun adalah satu-satunya hal yang ia lakukan sejak pertama masuk ke dalam kafe itu.
Padahal, ia sengaja memilih tempat paling strategis di kafe itu. Yap. Di pinggir jendela. Dimana orang-orang bisa leluasa melihat keadaan di luar sana. Dan melihat kalau-kalau orang yang sedang ia tunggu tampak sudah datang.
Sekali lagi gadis yang sudah duduk hampir tiga jam itu mendesah berat sebelum menyeruput matcha latte yang dipesannya tadi. Dahinya mengernyit ketika menyadari kalau minuman itu sudah habis. Satu desahan kembali lolos dari bibir ranumnya.
Ia mengecek arloji di pergelangan tangan kirinya dan sedikit merutuk ketika menyadari bahwa sudah 3 jam waktunya habis di dalam kafe itu.
3 jam.
Sendiri.
Hanya untuk melamun.
Perfect!
Darleen kemudian melambaikan tangan pada waiters dan sekali lagi memesan minuman yang sama.
Tanpa menunggu lama, minuman yang dipesanpun datang. Err-- gelas ketiga, dan tampak jelas dari keterkejutannya mendapati dua gelas kosong di mejanya kalau ia bahkan tak sadar sudah minum sebanyak itu.
Sambil setengah kesal, ia mengambil ponsel yang ada didalam tasnya dan mengetikkan sebaris pesan singkat pada seseorang.
Kamu masih lama?
Matanya yang dibingkai kacamata bulat itu terlihat terus terpaku pada layar ponsel sampai terlihat tanda read pada pesan yang baru ia kirim.
Dan tak lama setelahnya nampak sebaris pesan balasan dari orang itu
Mine ♡:
Bentar lagi aku kesana
Tunggu yaTak berniat membalas pesan itu, Darleen lalu mencoba kembali fokus pada layar laptopnya yang nyaris terabaikan. Setelah sedikit berpikir, ia mencoba untuk mengerjakan apapun yang ada di hadapannya saat ini.
'Apapun lah daripada gabut' gumamnya terdengar sedikit menggerutu.
Lalu ketika Darleen nampak mulai larut berkutat dengan laptopnya, seseorang datang menghampiri meja itu. Darleen bahkan sampai tak menyadari kehadiran orang tersebut. Cukup lama orang itu duduk sambil memandangi si gadis yang tampak fokus dengan pekerjaannya.
Merasa seakan ada seseorang yang sedang mengawasi, Darleen akhirnya tersadar dari dunianya. Lalu ketika ia sedikit menegakkan kepala, apa yang didapati dihadapannya membuat gadis itu terkejut.
"Namjoon! Ngagetin aja kamu ih!" Ia mendengus kesal karena hampir saja jantungan gara-gara manusia di hadapannya ini.
Sedangkan tersangka utama yang membuat Darleen nyaris jantungan itu hanya tersenyum manis memperlihatkan dimple kesayangan Darleen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consequences
Fanfiction"Say you love me." "I love you" "Kita putus aja ya?" "Tapi aku beneran cinta sama kamu." "That's a lie." Mungkin semua akan baik-baik saja seandainya cinta dapat mengalahkan ego.