Winter Camp

465 42 52
                                    

Sudah hampir dua bulan memasuki musim dingin. Hari ini dua hari sebelum natal dan aku ingin pergi ke wahana bermain bersama pacarku. Semoga dia mau menemaniku karena akhir akhir ini dia juga sedang sibuk dengan bisnis cafenya yang semakin ramai. Aku mengambil ponselku dan mencari kontaknya.

Setelah menimbang nimbang selama hampir 15 menit, aku mengirim stiker berpelukan. Aku menunggu dengan resah karena takut dia memang sibuk dan mengabaikanku sampai tahun baru nanti. Haah... seharusnya aku tahu jika dia sangat sibuk karena cafenya pasti penuh sesak dengan pelanggan.

Aku menghela napas lelah dan menaruh ponselku ke atas nakas kemudian memeluk guling dengan erat. Aku tersentak saat ponselku bergetar dengan kuat dan berderinf nyaring. Aku mengambil ponsel dan melihat nama pacarku disana.

"Maaf baby, aku mengabaikanmu sampai hari ini," belum aku sempat mengatakan halo dia sudah berbicara dengan nada menyesal. Aku hanya tersenyum tipis.

"Gwenchana, aku tahu kau sibuk. Hanya ingin menanyakan kabarmu saja. Aku kangen," kudengar ia menghela napas dan menghirup napas dalam dalam sebelum bicara.

"Aku akan menyelesaikan laporan sampai hari ini, besok aku bisa libur dan menghabiskan malam natal bersamamu," aku terkejut dan menolaknya.

"Ania... bagaimana dengan cafemu? Kau akan tutup begitu saja? Malam natal sampai malam tahun baru pasti akan sangat ramai. Kau tidak boleh libur," dia tertawa pelan dan membuatku jengkel. Aku mencemaskannya dan dia hanya tertawa?

"Tidak perlu cemas baby. Ada umma yang akan mengurus cafe. Pokoknya selama seminggu kedepan sampai tahun baru aku milikmu," wajahku memanas dan pasti dia akan tertawa keras jika bisa melihat.

"A.. Arraseo..."

"Jadi kau ingin pergi kemana?" aku terdiam sebentar berpikir kemana aku ingin menghabiskan liburan ini dengannya.

"Lotte world?" dia berdecak pelan dan membuatku cemberut. Dia pasti menolak. Mana mau dia main ke wahana seperti itu. Tapi aku ingin kesana.

"Jangan kesana. Aku sudah bosan dan lagi tiket masuknya akan sangat mahal jika saat saat seperti itu," aku menghela napas dan mengalah. Dia benar. Pasti penuh sesak juga.

"Baiklah. Lalu kau ingin kemana?" dia terdiam cukup lama hingga aku memanggilnya berulang kali.

"Aa.. aah iya baby. Bagaimana kalau dengan alam? Pemandangan?" Aku mengernyit, kata kemah melintas dalam pikiranku.

"Kemah?" dia langsung terkesiap dan terdengar bersemangat.

"Joha, besok kita akan kemah," aku mendelik dan ingin meledak saat itu juga.

"Kau gila? Ini musim dingin dan kau ingin berkemah di alam bebas? Kau mau membuatku membeku?" lagi lagi dia tertawa dan membuatku kesal.

"Goo Junhoe berhenti tertawa!" kudengar dia masih tertawa meski ia menahannya.

"Arraseo arraseo, aku akan membawa banyak hot pack dan juga heater otomatis. Kita hanya akan kemah satu malam baby. Selebihnya aku akan mengajakmu ke tempat lain dan kita menginap di hotel. Bagaimana?" aku mendengkus namun mengiyakan.

"Joha, besok kau pergi ke cafeku dengan bus saja ne? Dekat dengan halte kan?" wajahku memerah karena kesal dan malu.

"Shireo! Kau mau membuatku menahan pipis lagi? Aku mau naik kereta saja yang ada toiletnya," dia menahan tawanya kemudian mengiyakan untuk menyuruhku naik kereta api.

"Arraseo, hati hati ne,"

"Heum, saranghae Junhoe yaa,"

"Nado saranghae baby Jinani," aku tersipu malu dan mematikan sambungan langsung. Wajahku memanas dan aku langsung berguling ke ranjang dan memeluk guling dengan erat. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Junhoe besok.

🍮 ONESHOOT 🍮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang