Bedak bayi

363 45 50
                                    

Junhoe merengut sambil menarik narik rambutnya yang sudah terlihat panjang menutupi mata dan telinganya. Pria itu menghembuskan napas keras kemudian keluar dari kamar mandi. Ia mendapati kekasihnya tiduran di ranjang sambil bermain ponsel.

"Kenapa wajahmu begitu?" Junhoe mendengkus dan menunjuk rambutnya yang memanjang.

"Aku mau potong rambut," Jinhwan menaikkan alisnya dan tertawa.

"Kau mau aku yang memotong rambutmu?" Junhoe mengangguk kemudian membongkar laci dan mencari gunting serta sisir kemudian mengulurkannya pada Jinhwan.

"Ppalihae. Aku sudah tidak nyaman dengan rambut panjang," Jinhwan terkekeh kemudian bangun dan menarik Junhoe ke luar rumah. Ia menyuruh pria itu duduk di kursi dan ia memotong rambutnya dengan penuh perhatian.

"Not all, bagian bawah dan tepinya saja," Jinhwan mendengkus namun menuruti ucapan Junhoe. Ia memotong rambut Junhoe yang panjang dengan rapi.

"Yaah... kulitmu memerah," Junhoe mengusap usap kulit yanh ditunjuk Jinhwan dan mengangguk.

"Gwenchana, kalau baru dipotong rambutnya memang seperti ini. Kulitku sensitif seperti kulit bayi hehehe," Jinhwan mendengkus kemudian ikut membantu membersihkan sisa potongan rambut yang menempel pada wajah Junhoe.

"Merah merahnya tidak hilang," Junhoe tersenyum pelan.

"Ambilkan saja bedak bayi di kamar," Jinhwan langsung berjalan ke kamar dan mengambil bedak bayi yang dimaksud lalu memberikannya pada Junhoe. Junhoe langsung menepuk nepukkan bedak putih beraroma bayi itu ke wajah dan lehernya. Menimbulkan gelak tawa Jinhwan yang segera terdengar nyaring. Junhoe bukannya marah malah ikut tertawa sambil mengusap wajahnya yang terasa gatal karena memerah.

"Kau pfftt...." Jinhwan menutup mulutnya karena berusaha menahan tawanya. Wajah Junhoe terlihat menggelikan dengan beberapa noda bedak diwajahnya.

"Waee..." Junhoe bertanya sambil tertawa juga. Ia mencoba meratakan bedak yang menempel di wajahnya dengan merata. Namun justru tidak mengubah apapun. Tawa Jinhwan semakin menggila dan Junhoe yang agak sebal kini menghampiri Jinhwan kemudian menggelitikinya. Jinhwan berteriak sambil meronta mememinta Junhoe melepaskan gelitikan pada tubuhnya.

"Ahahahahahaha.... hentikan.... hentikan.... Goo Junhoe... yaahh!" Junhoe tertawa pelan kemudian melepaskan Jinhwan yang langsung jatuh ke bawah. Napas keduanya memburu namun wajah mereka terlihat senang.

"Kau terlihat tampan dengan rambut seperti itu," Junhoe menaikkan alisnya dan tersenyum pada Jinhwan.

"Ditambah benda putih yang ada di pipimu," Junhoe mendelik dan hendak menggelitik Jinhwan lagi sebelum Jinhwan mengangkat tangannya tanda menyerah.

"Kau tampan dengan semua itu, okay. Jadi jangan gelitiki aku lagi. Aku suka aroma bayi yang menempel di pipimu," Junhoe menyeringai sambil menaikkan alisnya.

"Kau mau bayi?" Jinhwan melotot sambil menggeleng keras.

"No way!" Junhoe tertawa pelan kemudian memeluk Jinhwan.

"I'll wait till you ready," Jinhwan terkekeh kemudian mengecup pipi Junhoe yang penuh bedak bayi.

"I'm ready now," Junhoe menatap Jinhwan yang juga tengah menatapnya.

"Are you serious?" Jinhwan terkekeh kemudian mengangguk.

"No more rough and kinky," Junhoe mengangguk dan balas mengecup pipi Jinhwan.

"I'll play soft," Jinhwan mengangguk kemudian memeluk leher Junhoe saat pria tinggi itu mengangkat tubuh Jinhwan dalam gendongan.

"Ini masih pagi jika kau ingin tahu Goo," Junhoe mendengkus pelan dan menyeringai sambil menatap lurus ke depan.

"Lalu kenapa jika masih pagi, Goo? Bukankah kau juga menyukainya?" Jinhwan mencebik mendengar balasan Junhoe. Keduanya sampai di kamar tak lama kemudian.

"Jadi?" Jinhwan memandang Junhoe dan tertawa. Junhoe menurunkan Jinhwan di dekat ranjang.

"Play soft. You promised that," Junhoe mengangguk kemudian melepas bajunya yang penuh dengan sisa potongan rambut.

"Let me clean this first," Junhoe kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

END
20181230.0913 오전

🍮 ONESHOOT 🍮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang