Bersenandung karena bahagia , bersedih karena pasrah , diam karena beda .
Ungkapan hati seorang dandelion yang baru bertumbuh , perlahan-lahan mulai mengerti struktur dari tubuh feminimnya itu, didalam hati kecilnya dia berkata "mengapa aku tak memiliki dedaunan seperti bunga-bunga yang lain?" Berharap akan ada mujizat yang terjadi.
Terkadang semua insan yang ada di dunia ini menginginkan hal yang instant , meminta sesuatu kepada sang pencipta memiliki jeda waktu yang lama hingga harapan terwujud , meminta sesuatu kepada orang tua atau teman juga seringkali memiliki jeda waktu yang tak seperti ekspektasi dalam otak kita.
Itulah perasaan saat ini yang ditimpakan dandelion didalam hatinya, akhirnya dia menunggu. Hingga waktunya tiba mulailah muncul sebuah daun kecil yang tak berwarna , hatinya mulai gusar dan berteriak keras sampai-sampai daunnya berubah warna.
Setelah dia berhenti berteriak , tubuhnya melemah ,dan tak bisa berbuat apa-apa lagi ,hanya saja dia melihat dengan tatapan yang samar-samar bahwa daunnya sudah berwarna hitam pekat ,dan warna itu menjalar sampai keseluruh tubuhnya ,tetapi dia memiliki bagian yang tak ternodai warna yang busuk itu.
Pucuk dandelion yang berwarna putih seperti salju bagaikan bola kapas tetap ada pada posisinya , sehingga benih dandelion yang baru itu terbang terbawa angin meninggalkan tangkainya dan bertumbuh menjadi benih baru yang lebih layak untuk hidup di tanah sang maha kuasa.
Lahirlah sebuah bunga dandelion yang baru , yang menerima keadaan sebagaimana pencipta menjadikannya.
Sehingga kutukan dari pendahulunya telah dihapuskan karena yang lalu sudah mati karena kefasikan duniawi.
" kau begitu sempurna mengapa kau ingin menjadi sosok sempurna yang tak sepatutnya kau dapatkan?
Kau memiliki sosok yang sempurna didalam dirimu sendiri yang tak dimiliki entitas lain "
