Hari ini, para siswa Marisha High School diijinkan pulang mendahului karena para guru sibuk mempersiapkan camp mereka selama 2 minggu. Jadi para siswa free 2 minggu.
Salsha kini tengah membereskan buku-bukunya sampai ada seseorang yg menepuk pundaknya yg membuat Salsha sedikit merinding. Karena ia tau hanya dirinya yg ada di kelas.
Lekas Salsha berbalik tapi tak ada orang di belakangnya. Salsha kini berlari keluar kelas dengan nafas ngos-ngosan.
"Ntu setan naksir kalik ama gue" kata Salsha.
"Iya soalnya lo cantik sal" kata seseorang.
"Syapa lo?"
"Cari tau sendiri"
Salsha mulai mengedarkan pandangannya mencari sumber suara.
"Ayo carik" kata orang itu lagi.
Salsha kini mempunyai ide jahil. Karena dia tau darimana asal suara itu dan siapa pemiliknya.
"Ahhh aku nyerah. Yodah lah aku balik lagi ke kelas ngambil barang-barangku" kata Salsha sembari melenggang masuk ke kelas tapi bukan untuk mengambil barang-barangnya melainkan ia berdiri di balik pintu.
Saat orang itu datang,
"Baaa!!!" Teriak Salsha yg membuat orang itu kaget bukan main.
"Bner dugaan gue. Itu lo di?"
"Ya iyalah. Jelas-jelas gue yg ada di sini. Masak ia anak tetangga" katanya sembari mengusap dadanya karena kaget.
"Kaget ya" kata Salsha dengan nada manja.
"Ihhhh ternyata Salsha yg dingin bisa ngeselin juga ternyata. Ihhhh jail deh" kata Aldi sembari mencubit hidung Salsha gemas.
"Aldi ihhh sakit."
"Yodah maap. Pulang bareng yuk"
"Gk mau" kata Salsha sembari mengrucutkan bibir.
"Kok gk mau?"
"Mls ma lo."
"Lah kok gitu?"
"Minta maap dulu"
"Kan udh"
"Lagi. Minta maap dengan manis"
"Huh.... maap ya incess caca. Maapin abang Aldi" kata Aldi sembari menyengir ke arah Salsha. Tak lama senyum pun tersungging di bibir Salsha.
"Yodah ayok" kata Salsha sembari menarik pelan tangan Aldi.
Aldi dan Salsha kini dalam perjalanan pulang. Tapi pertama ke rumah Salsha dulu.
"Sal ntar gue maen di rumah lo ya"
"Gaada. Pulang aja langsung" kata Salsha.
"Pelit ihhh... ayolah"
"Gaada. Gue lagi mls ngelayanin tamu"
"Gue ini temen lo bukan tamu"
"Ihhh sama aja. Pokoknya gaada titik"
Aldi pasrah. Ia tau Salsha sangat keras kepala. Sekali dia bilang tidak ya tidak. Yodah lah nurut aja di:)
Mereka kini sampai di rumah megah milik Salsha. Benar saja Aldi langsung pamit kini.
Salsha memasuki rumahnya yg megah ini. Ia langkahkan kakinya dengan malas menuju kamarnya yg berada di lantai dua. Entah kenapa rasanya kakinya ini sangat berat untuk diangkat.
Ia buka dan tutup dengan kasar pintu kamar itu. Ia lempar tasnya ke kasur dan ia terduduk di pinggir kasur. Kini air matanya kembali berlinang mengingat kejadian tadi.
"Gue gk nyangka lo setega itu ri. Gue kira lo tetep Ari yg sayang sama gue melebihi diri lo sendiri. Ternyata gue salah. Gue udh salah ngabaiin cinta tulus Aldi dan nasehat temen-temen gue. Nyatanya gue lebih milih elo yg ternyata punya niat busuk" kata Salsha masih dengan isak tangisnya.
Salsha memeluk lututnya dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingin kamar ini menjadi saksi untuk kedua kalinya ia menangis karena cwok.
Setelah puas menangis, Salsha sadar bahwa ia belum makan. Dan perutnya ternyata sejak tadi minta diisi.
"Yaampun gue ampek lupa makan. Yodahlah makan dulu" kata Salsha sembari mengelap seluruh air mata yg ada di wajahnya. Dan nampak kini mata Salsha sembab.
"Siang bunda... makan siang hari ini apa?"
"Loh sal baru bunda mau bawain ke atas. Ini bunda buatin spagetti sama apple juice. Makan gih"
"Siap bunda" kata Salsha sembari melahap makanan yg ada di hadapannya.
"Kok tadik pulang cepet sal?"
"Iya soalnya guru-guru pada rapat buat acara camp mereka selama 2 minggu. Jadi para siswa libur 2 minggu bun"
"Wah bagus tu. Bisa bantuin bunda id butik donk..."
"Owhh bisa banget bun" kata Salsha semangat. Ya kalok urusan bantuin di butik Salsha emg semanget soalnya cita-cita Salsha mau jadi disaigner kek bundanya.
"Yodah makan lagi gih...."
"Siyap bun"
Salsha kini telah selesai dengan makan siangnya. Ia kini tengah duduk di balkon kamarnya dan menghiruo udara siang Paris. Memang tak sesegar udara pagi tapi ya cukup lah buat ngisi patu-parunya yg sesak.
Salsha pandangi langit yg cerah tanpa penghalang. Matahari nampak senang hari ini. Tak ada awan yg berani menutupi beliau.
"Oke gue harus bisa buka hati gue buat Aldi. Gue haru buka lembaran baru sama Aldi. Tapi penyakit gue?" Kata Salsha sembari kini menunduk mengingat akan penyakit yg ia derita sudah stadium 3.
Salsha senderkan kepalanya di kursi yg ada di balkon itu. Ia teguk ice chocolate yg ia bawa dari dapur setelah makan siang tadi. Hingga ia dikejutkan dengan telfon berdering panjang yg menandakan ada panggilan masuk. Di sana tertera jelas nama Aldi. Lekas Salsha mengangkatnya.
"Oy di"
"Sal lagi ngapain?"
"Duduk aja di balkon"
"Owh... egh... besok berangkat bareng yuk"
"Kemana?"
"Sekolah lah"
"Lah bukannya besok udh mulai free? Gmn sih?"
"Eh iya ya kok gue begok. Yodah besok jalan yuk" kata Aldi yg membuat Salsha sedikit melayang.
"Kmn?"
"Kemana aja yg lo mau"
"Hmmm boledeh tapi abis jam 10 ya. Soalnya gue mau bantu bunda dulu di butik"
"Tenang. Ntar gue ikut bantuin"
"Bneran?"
"Iya. Kecil itu mah"
"Yodah. Eh gue tutup dulu ya bye"
"Okey. Bye"
Tutttt
Salsha letakkan kembali ponselnya di meja yg ada di dekatnya. Salsha sebenarnya sedang malas ngobrol dengan orang ya termasuk Aldi. Ia hanya mencari alasan agar bisa menutup telfon Aldi.
Hai guys....
Author akhirnya bisa update
Ini juga author selip" antara ngetik ama belajarnya
Jan lupa vote and koment yaw
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN PARIS (ALSHA)✓
FanfictionPerjuangan Aldi dalam memenangkan hati seorang gadis yg bisa dibilang hampir sempurna yg bernama Salsha. Perjuangan penuh penolakan, penuh rintangan dan penghambat tak melunturkan semangat seorang Aldi untuk terus mengejar gadis impiannya. Ditambah...