Namaku Rebecca Ananda siswa kelas 10 di SMA favorit di Jakarta, seorang gadis remaja yang mengalami pahit penderitaan di sekolah. Tak ada seorang pun yang mau menjadikan aku sebagai teman berkumpul. Mulai dari fisik, penampilan, keluarga, kondisi finansial, semua sudah menjadi topik utama olok – olokan di sekolah. Apalagi kebiasaanku yang takut akan benda pemantul cahaya yang terbuat dari kaca, menjadikan aku semakin populer dengan keanehan. Bukan karena takut akan pecahnya kaca atau kaca yang akan menggores kulitku,namun takut akan melihat seorang perempuan jelek, aneh, miskin dan suka bermimpi terlalu tinggi seperti diriku sendiri.
***
Tak ada rasa kepercayaan diri dalam diriku karena aku tahu aku hanyalah anak dari seorang tukang bangunan dan Ibuku sudah lama meninggalkanku sejak umur 6 tahun, yang mencoba mengubah nasib dengan menuntut ilmu di sebuah sekolah yang seharusnya tidak pantas untuk orang sepertiku. Telat membayar dan ikut ujian susulan sudah menjadi kebiasaanku di sekolah. Bahkan terkadang Ayahku harus menerima caci – maki dan memohon belas kasihan untuk bisa mendapat bantuan dana pedidikan. Yang bisa aku lakukan hanyalah bersabar dan berusaha yang terbaik dalam belajar, karena Ayahku pernah bilang bahwa penyebab ia tidak beruntung adalah karena kurangnya pendidikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOBIA
Short StoryRebecca mengalami depresi. Tetapi ia bertemu dengan seseorang yang mengubah dan memotivasi untuk kembali bersemangat hidup.