Hai hai hai... niatnya sih udah gak pingin dilanjut lg.. tipi sepertinya cerita ini masih bisa dilanjut. Jadi sudah aku putuskan untuk melanjutkan cerita ini lagi...
Semoga kalian tetap suka yah sama lanjutannya...
Oke capcus... biar gak banyakan cuap-cuap gak penting.. hahahaha...
Jangan bully aku yah jika nanti gak sesuai yang kalian bayangin...
Tok
Tok
Tok
Ketukan suara pintu kamar Dinda terdengar nyaring di telinga gadis yang baru saja selesai menunaikan sholat isya'nya. "Apakah ibu boleh masuk sayang?" ucap ibuku.
"Masuk saja bu, pintunya tak di kunci." ucapku dari dalam kamar. Ibu langsung masuk ke dalam kamarku dan duduk di ranjang tempat tidurku. Aku juga mengikuti ibu dan duduk disebelah kanannya. "Ada apa bu? Sehingga membuat ibu datang ke kamarku?" tanyaku kepada ibuku.
"Siapa laki-laki yang mengantarmu tadi Dinda?" tanya ibuku. Sudah bisa aku duga bahwa ibu akan menanyakan hal ini.
"Dia Rizky bu, seniorku di kampusku yang lama."
"Apa dia laki-laki yang telah membuatmu mengambil keputusan untuk pindah kampus dan meninggalkan ibu sendirian disini, sedangkan kamu tau bahwa ayahmu telah lama meninggalkan kita, dan kakak-kakak kamu semua sudah hidup bersama suami dan istrinya?" tanya ibuku. Meski kutau bahwa ibu menahan rasa marahnya namun tetap lembut dalam berkata.
Aku meringis menahan rasa sesak ketika ibu mulai meluapkan perasaannya selama ini dan aku langsung memeluk ibu memberikan pengertian bukanlah Rizky alasannya aku meninggalkan kampusku yang lama. Namun, karena aku ingin mengubur rasa cintaku kepada pemuda itu. Tapi usaha yang aku lakukan selama ini ternyata sia-sia, bahkan cintaku kepadanya semakin besar. Entah rencana apa yang sudah Allah persiapkan untukku. Bahkan aku sendiri tak sanggup untuk menebaknya. "Bukan bu, bukan dia alasan satu-satunya untuk aku pindah kuliah."
"Katakanlah sayang, ibu sudah lama ingin mendengarnya sejak dulu. Ketika kamu merengek ingin pergi dari sini dan melanjutkan perkuliahan di Malang. Sejujurnya ibu sudah sangat ingin mengetahui alasan sebenarnya."ibu memintaku untuk menceritakan apa saja yang membuatku memutuskan untuk pergi dari sini.
"Ibu, dialah laki-laki yang mampu mengambil perhatianku ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di kampus lamaku. Dialah laki-laki yang pada malam itu tengah menyempatkan waktunya untuk mengantarkanku pulang ketika sepeda motorku rusak. Dialah laki-laki pertama yang menyatakan cintanya untukku. Tapi, ketika aku mulai mencintainya. Dia harus mengikuti keinginan orang tuanya untuk dijodohkan dengan putri sahabat orangtuanya. Sejujurnya dia tak mau, karena dia lebih memilihku. Namun, gadis itu mengidap penyakit kanker stadium akhir. Sehingga Rizky dengan terpaksa mau melakukan perjodohan itu. Aku yang memaksanya untuk mematuhi perintah orangtuanya bu. Aku tak mau jika aku adalah penyebab dia menjadi anak yang pemberontak dan durhaka kepada orangtuanya." aku menjelaskan semuanya kepada ibuku.
"Ibu bangga sayang kepadamu. Kamu sudah mengambil keputusan yang terbaik. Lalu bagaimana bisa kamu pulang diantar olehnya? Bukankah kamu bilang bahwa dia sudah dijodohkan, berarti otomatis dia sudah menikah dong?" tanya ibu lagi kepadaku.
"Awalnya aku mengira hal yang sama seperti ibu. Namun ternyata Rizky tak jadi menikah dengan gadis itu. Karena gadis itu telah mengetahui bahwa Rizky mencintaiku, dan gadis itu sudah meninggal beberapa bulan setelah aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Malang."
"Apa kamu masih mencintainya nak?" pasti ini akan ditanyakan oleh Ibu.
"Entalah bu, aku sendiri juga bingung. Saat aku mencoba untuk melupakannya namun rasa itu semakin kuat menancap dihatiku. Bahkan aku sendiri sampai bingung sudah selama ini aku tidak bertemu dengannya, tetap saja bayangannya masih memenuhi memoriku." aku mencoba menjelaskan apa yang sedang aku rasakan selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seniorku Cintaku
RomanceAku jatuh cinta kepada dia. yah dia senior di kampusku.