Suasana sekolah yang mulai sepi tak membuat sekelompok remaja yang terdiri dari empat orang ini mengurungkan niat untuk menghabiskan waktu bersama, setelah disibukan oleh berbagai kegiatan guna mempersiapkan diri menghadapi ujian yang sudah didepan mata.
"Ngapain sih lo Ta, dari tadi senyam - senyum terus." Tegur pria paling tampan diantara mereka. Jelas saja, karena hanya dia satu - satunya lelaki disini.
"Wahhh.... jangan bilang lo stress ya gara - gara UN, makanya jadi gitu." Sambung gadis cantik yang sedanh duduk manis dengan tangan sibuk mengupas kulit bercorak putih hitam, seolah mengkompori dan langsung mendapat toyoran gratis dikepalanya.
"Bukan stress ogeb. Tapi gila. Mana ada stress kayak gitu." Balas pria itu sengit. Salah satu tangannya mencoba meraih butir kecil seperti biji namun segara ditepis oleh sang empu.
"Heh. Apa - apaan si lo. Udah ngatain gua ogeb sekarang mau ngambil makanan gua. Enak amat hidup lo."
"Heleh. Makanan timbang patungan aja kok bangga. Cepet bagi gua."
"Tapikan tetap aja itu punya gua."
"Ck! Tinggal bagi doang pelit amat si elah. Itu masih banyak woy. Mau lu makan semua sendiri juga engga bakalan kenyang."
"Dih. Ini tuh bikin kenyang. Sok tau banget si l-- AZKA!" Pria yang ternyata bernama Azka tersenyum puas. Ia merasa bangga karena tangannya yang cukup panjang berhasil meraih sekaligus merampok makanan milik sahabatnya.
Deeva memberenggut. Ingin sekali ia memutilasi orang dihadapannya saat ini. Menjual bagian - bagian tubuh, lalu kepalanya akan dia beri kepada hewan untuk dimakan. Tidak peduli kalau nanti dirinya akan mendekam didalam jeruji besi atau kehilangan ribuang fans tercinta, yang terpenting Azka harus segara dimusnahkan.
Kejadian itu tak luput dari perhatian Lia, gadis dengan wajah yang sangat baby face. Bukan sebuah rumor lagi, melainkan suatu fakta jika mereka berdua bertemu pasti akan terjadi adu mulut. Meskipun begitu, Azka selalu menjadi nomor satu ketika Deeva terluka.
Seperti beberapa bulan lalu, saat Gadis berponi itu dicampakkan begitu saja oleh sang kekasih dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Azka lah orang pertama yang mampu membuat Deeva bangkit kembali. Tak hanya Deeva, ia serta Anta juga mendapat perlakuan yang sama.
Lia berpaling ketika mendengar decakan serta erangan berasal dari samping kanannya. Ditatapnya Anta yang kini menekuk muka sambil mencabikkan bibir. Padahal sebelumnya, gadis berambut sebahu ini mesam - mesem oleh ponsel yang sekarang sudah tergeletak mengenaskan didepannya.
"Daren lagi?"
Dua kata terlampau sinis menyebabkan Lia menjadi pusat perhatian. Tak terkecuali aktivitas kedua sejoli yang sedari tadi memperebutkan makanan si hamster kecil nan lucu bernama Hamtaro itupun terhenti.
Anta mengangguk, ditenggelamkannya kepala diantara lipatan tangan diatas meja. Kali ini Lia berdecak.
"Harus berapa kali gua jelasin ke lo kalau Daren cuma manfaatin lo doang sih Ta!? Kayaknya sampai mulut gua berbusa juga lo engga bakal dengarin. Kalau lo cinta, jangan bego - bego banget kenapa!"
Azka yang mengetahui akan terjadi perang dunia ketiga ingin ambil suara. Namun belum sempat ia mengeluarkan sepatah kata, tangan Lia terangkat, mengkode agar pria itu tidak turun tangan.
"Segitu cintanya lo sama dia, sampai lo engga sadar kalau lo hanya berjuang sendiri?! Hubungan lo itu palsu Ta! Perbuatan, perkataan, bahkan perasaan dia ke lo, semuanya Palsu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [HIATUS]
Teen FictionBagaimana rasanya jika pekerjaanmu berbading terbalik dengan ketakutanmu? Bagaimana rasanya jika pekerjaanmu membuatmu bertemu dengannya kembali? Bagaimana rasanya jika dia kembali dengan wanita pilihannya dan memintamu membantunya menyiapkan pernik...