PROLOG

28 0 0
                                    

   "Halo ? Apakah ada orang di sana ? Dimana aku sekarang ?" Suara menggema ke segala arah . Sarah berada di gedung yang tidak diketahuinya . Tanpa siapapun yang menemaninya . Rudi , suaminya pun tidak ada di sisinya . Sendiri , Hingga ia melihat seberkas cahaya obor yang berada di ujung gedung ."Halo ? Siapa itu ? Bisa beritahu ini dimana ? Tidak ada jawaban dari seberkas cahaya itu . Dan tiba-tiba saja cahaya itu menghilang . Dimana cahaya tadi?   batinnya. 

   Jlarrrrrr...!!! Seperti ada guntur menyambar di depan Sarah . Memunculkan wanita tua yang berjubah hitam . Ia memberikan 2 mutiara berwarna merah dan biru kepada Sarah . "Jaga ini baik-baik , ini adalah mutiara hidupmu , jangan sampai salah di pegang orang dan jangan sampai salah di letakkan ." Sekerlap cahaya petir kembali melintas membuat mata sarah mengabur dan ia sudah berada di ruangan putih . Di sampingnya sudah ada Rudi dan beberapa suster yang mengecek kesehatannya . "Sarah kamu sudah sadar ?" Pandangan Sarah masih belum begitu sadar . "Ibu.....!" Reon anak pertamanya berlari memeluknya "Eon unya ua adik bau ya." Bicaranya masih belum begitu jelas karena masih berumur 3 tahunan . 

   Sarah menoleh ke samping melihat 2 kotak kaca yang berisi 2 bayi perempuan cantik . "R...udi a...pa ki...ta puny...a a...nak kem..bar?" Bicaranya terbata-bata karena baru sadar . "Kamu berhasil sayang . Kamu bisa ." 

  "Tolong jaga dia ya . Jangan sampai salah di pegang orang dan jangan sampai salah di letakan , aku ngantuk . Mau tidur sebentar ." Matanya sayup-sayup layu mengendur . Rudi yang menyadari hal itu langsung menggertak Sarah . "Kamu jangan nyerah sayang . Kita akan jaga bayi kita sama-sama . Sama Reon juga ." " tolong jaga mereka untuk aku ." Lekukan garis di layar monitor berubah menjadi garis lurus . Tiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttt . Suara yang memekakkan telinga itu terdengar , mengakibatkan suara tangis pecah dari si kecil kembar di dalam kotak kaca . Tak terkecuali anak laki-laki yang berada di samping sara . "Sarah...!!!" Sang suami mengacak rambut karena prustasi . Membuat semua suster di sana ikut menunduk . Langit yang sedari tadi mendung memunculkan tetesan air yang di sambut oleh gemerlap petir di mana-mana  . Seolah alam menyadari hal ini .

AURORA & AUREAWhere stories live. Discover now