BAB IV School : Verdwijnen

42 27 0
                                    

***

Verdwijnen

.

Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi

.

Written by: pradita93
Pairing: Akashi x author's OC

***

Happy reading!

Bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Hari ini seharusnya dia pergi jalan-jalan dengan kekasihnya sebelum kekasihnya pergi. Tapi sekarang dia bingung.

Pujaannya kini menangis tanpa henti. Walaupun sudah ditahan sekuat tenaga, selalu saja, air mata itu menetes dari manik safirnya yang indah. Ingin sekali rasanya ia menghapus air mata gadisnya saat ini, karena tangisan dan kesedihan memang tidak cocok untuk gadisnya.

Tapi... Apa yang membuat gadisnya menangis?

***

Gadis itu terbangun, nampak seperti rutinitas yang kerap dilakukan. Semua orang dikediamannya tentu saja masih terlelap. Hening. Sepi. Dingin. Pencahayaan yang minim. Hal itu tidak membuat gadis pirang itu ketakutan. Ia turun dari kasurnya, melangkahkan kaki jenjangnya ke sisi kamar yang langsung menghadap ke taman belakang rumah. Membuka jendela lantas memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Kemudian secara perlahan senyuman manis terlukis indah diwajahnya.

Seperti biasanya, manik safir warisan dari ibunda itu selalu saja terjaga setiap pukul tiga pagi. Jika sudah seperti itu, dia akan berpindah dari tempat tidur menuju kusen jendela. Membuka jendela, membiarkan angin malam masuk dan membiarkan mata dan hatinya merasa puas dengan apa yang ia lihat.

Ia terbuai dengan indahnya malam. Terbuai dengan kegelapannya, dengan angin malam yang senantiasa bermain dengan rambutnya, dengan para bintang yang masih setia menemani sang rembulan, dan tentu saja dengan rembulan yang saat ini sedang cantik-cantiknya.

Gadis dengan gaun malam itu duduk di kusen jendelanya yang lebar. Angin membuat tirainya berkibar, kadang membelai kulit bak sutra seputih susu itu.

Evelynn Van Schyler, tidak pernah, tidak akan pernah merasa jenuh melihat pemandangan malam yang sungguh memanjakan mata. Ia selalu penasaran dengan apa yang ada saat sinar mentari tak lagi bisa menjangkau tempat yang ia pijak saat ini.

Evelynn selalu menyukai malam. Ia tak peduli pada perkataan orang lain yang menyebut malam hari adalah saat dimana makhluk jahat berkeliaran. Ia benar-benar tidak peduli, yang selalu ia dambakan adalah kepuasan diri.

Tanpa ia sadari cahaya mentari mulai tampak dari ujung timur. Matahari mulai naik yang artinya Evelynn harus mulai bersiap-siap untuk kencan dengan kekasihnya. Evelynn memang mencintai malam, namun gadis itu paham bahwa malam hari tidak bisa menjadi pacaranya.

Ia bangkit dari tempatnya, mengganti gaun malamnya dengan celana panjang, kaos, dan jaket. Gadis itu keluar untuk olahraga pagi. Baginya olahraga bukan serta merta hanya untuk menjaga penampilan namun juga untuk menjaga kesehatan.

Setelah rutinitas pagi hari, Evelynn lantas membersihkan diri, lalu mulai menyiapkan kesan pertama terbaiknya untuk sang pacar nanti. Dia pakai gaun terbaiknya lalu ia berdiri didepan cermin yang memperlihatkan seluruh bayangan tubuhnya.

"Selamat pagi, Akashi. Aku harap kau tidak mengecewakanku dengan tempat yang kau pilihkan untuk kencan kita hari ini." Evelynn mulai berbicara dan bergaya didepan cermin seakan-akan ia sedang berbicara dengan Akashi.

Antologi KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang