Hal yang tidak pernah kuduga ialah saat seseorang mengetuk pintu, kemudian kubuka pintu tersebut, dan ... WOW! Dia idolaku, Sanskar! Ini kejutan untukku! Ah, ini ... ini ... ini ... ini benar-benar hari baik! Ini hari yang sangat luar biasa! Gemetar, gugup, canggung. Itu yang kurasakan sekarang! Hei me! Are i dreaming? Get up, please!
Sanskar, seorang penyanyi solo yang bersuara emas 96 karat. Sudah lama kugemari ia karena suaranya yang wow, wajahnya yang ... ah, tidak bisa dijelaskan, tapi sayang ... sudah punya pacar.
Huh, baik. Kupersilahkan ia masuk ke dalam rumah. Kami berjabat tangan, kemudian duduk di sofa berhadapan. Mulai berbincang-bincang.
“Waktu itu, beberapa hari yang lalu, aku menyaksikanmu di YouTube. Awalnya aku memang bosan lantaran videomu di sana yang masih saja terikat trending dalam kategori musik. Seiring berjalannya waktu, trending-mu masih berlanjut, aku akhirnya penasaran juga, kemudian menontonmu. Tak kusangka suaramu di luar dugaanku! Ah, pantas saja videomu masuk dalam trending. Wow!” Ya ampun! Dia memujiku dengan banyak ungkapan yang luar biasa dari yang kukira!
“A-aku tidak tahu kalau itu sudah menjadi trending, aku jarang memegang ponsel soalnya,” ujarku gugup, mataku sedikit terbelalak. Gugup sangat. Canggung.
“Oh ya?” Dia menyipitkan matanya. Aku mengangguk. Dia pun tertawa kecil. “Hehe, baiklah, tidak masalah.”
“Kau tahu? Aku seperti ajnabi saadah saat bertemu dengan orang sepertimu.” Aku tersenyum tipis.
“Kau alamah, Neetu. Semua orang mengenalmu karena prestasimu, termasuk aku ini,” balasnya.
“Tidak terlalu buatku. Oh, ya, ngomong-ngomong, apa yang kaubicarakan kemari?”
“Kita berduet bersama. Kau mau?”
Aku membelalak, langsung bangkit dari sofa. Terkejut lantaran sebuah kejutan yang membuatku menjadi agonia! Ya Tuhan, aku tidak percaya ini! “Serius?!”
“Iya, aku serius. Untuk beberapa ajnas lagu saja. Terserah kau mau jadi model dalam video klip atau menjadi duetku, aku tidak berhak memutuskan keputusanku. Aku akan mengakomodasikan semua kebutuhan untuk lagu, video musik, juga film pendek jika ada.”
Sebelum menyetujui tawarannya, aku berpikir sejenak. Kenapa? Aku takut pacarnya, haha! Akhirnya aku memutuskan.
“Baik. Tapi, bisakah kau juga berduet denganku? Ini untuk single pertamaku.”
“Tidak masalah,” ujarnya tanpa berpikir panjang.
Dia pun bangkit dari sofa. Kami berjabat tangan atas kesepakatan yang saling kami setujui. Kami mulai melakukannya.
______
Kami melakukannya semampu mungkin untuk mereka, meskipun banyak aral yang harus kami lewati, termasuk berakting. Sejujurnya, berakting dengan orang yang kuidolai sangatlah mustahil dilakukan. Pasalnya, tak semua orang yang menyukai kami dipasangkan. Mereka pasti melakukan hal yang buruk di balik kami dengan melakukan fitnah dan membuat kami merasa asfal di hadapan mereka. Ini merupakan aral lumayan besar yang harus dilewatkan. Ah, biarkan ini menjadi avontur kami. Dua avonturir—seperti aku dan Sanskar—akan menjelajah banyak dunia pengalaman baru yang asing dirasakan.
Banyak adegan yang harus kami lakoni dalam video musik itu, berciuman misalnya. Sanskar mengatakan kalau ada adegan ini mungkin bagus di video klipnya. Ini adalah first scene yang kami lakoni hanya untuk video musik. Ah, Sanskar! Kau membuatku semakin gugup saat bibirmu itu menyatu di bibirku! Sial memang! Ini aral yang harus dilewatkan! Tolong! Ini bainah atas apa yang kami lakukan itu harus bagus, kata Sanskar. But, aku takut kalau pacarnya berapi-api padaku, dan agon pun terjadi. Haha!
Tapi, perilakunya berbadi suamiku. Hal itu membuatku semakin sulit melupakannya. Aku murung. Hanya itu yang bisa kutunjukkan.
______
Semua sudah kulakukan untuknya. Kini sekarang gilirannya melakukan hal yang sama di kala aku melakukannya untuknya hanya untuk video klip.
Di rumah Sanskar, kutunjukkan beberapa lirik lagu padanya, dari lirik lagu sendiri hingga paduan dengan lirik lagu cover. Ini akan menjadi bahana yang bagus dan enak didengar. Semoga Sanskar menyukainya.
Tak lama kemudian, Navya—pacar Sanskar—datang mengunjungi rumah Sanskar yang di sana juga ada aku.
“Ini Navya, kekasihku.” Dia memperkenalkan pacarnya padaku.“Aku tahu.” Aku membulatkan mata.
Tak lama kemudian juga, ponselku berbunyi. Konyol, batinku geram. Langsung meraih ponsel yang ada di saku celana, kemudian mengangkat telepon. Ternyata ini dari Ibu.
“Hallo? Baiklah, Bu. Iya, aku akan pulang sekarang. Baik. Iya,” ujarku di telepon. Navya dan Sanskar diam memandangku.
“Ah, Sanskar, aku harus pergi.” Aku berburu-buru pergi meninggalkan rumahnya, keluar dari rumah.
“Kau mau ke mana?”
“Pulang. Aku ditelepon Ibuku, nih!” Langsung pergi tanpa berpikir panjang. Sialnya lagi, lupa membawa catatan lirik yang sekian lama kucatat. Tidak mungkin kembali hanya untuk mengambil kertas itu, aku buru-buru!
_____

KAMU SEDANG MEMBACA
A Sky Full of Stars
Historia Corta(Cerita Sudah Lengkap) Perjuangan hidup dalam karir menunjukkan seperti apa nasib yang sedang kujalani saat ini.