CHAPTER 3

133 20 3
                                    


Kenapa gue ada di sini?! Pekik Kelsa mendapati dirinya terbangun di tempat tak dikenali bersama tiga orang asing itu.

Kelsa terenyak saat cowok gondrong bergaya rambut man bun meniliknya dengan sorot aneh. Mata kecoklatannya semakin tekun menyoroti wajah Kelsa seiring dengan keningnya yang kian mengerut. Kelsa balas menatap, tapi perhatiannya tersedot ke bulu-bulu pendek yang tumbuh disekitar rahang tegas itu, yang menyambung tumbuh ke atas bibir dan membentuk kumis tipis. Kelsa memang sering melihat senior-seniornya di Fakultas Teknik yang rambutnya bahkan mengalahkan Raisa atau Anggun, tapi tidak seperti cowok itu yang sepaket dengan menumbuhkan cambang serta kumis.

Tak nyaman, Kelsa membuang pandangan ke cowok di sofa panjang. Rasanya menyegarkan disambut senyuman manis malu-malu cowok berambut spike dengan wajah bersih dan imut itu. Cowok itu melambaikan tangannya rendah. "Halo."

Leher Kelsa harus terjulur panjang demi mendengar suara rendah cowok itu. Si cowok mengulangi lagi perkataannya, tapi kali ini malah nyaris tidak terdengar.

"Dia bilang 'Halo'." Rambut bergelombang cewek yang duduk di sebelah cowok imut bergoyang-goyang saking hebohnya. Dia mendekati Kelsa dengan tangan yang menggenggam kamera.

Diarahkan kamera menghadapnya lalu dia mulai berbicara sambil sebelah tangannya yang bebas merangkul pundak Kelsa.. "Hai guys. Akhirnya ini cewek bangun juga. Gila tidurnya pules banget. Nggak jauh beda kayak dua cowok itu, dia juga bingung kenapa tiba-tiba terbangun di sini." Cewek itu membalikkan kamera, merekam Kelsa yang menatap risih si cewek karena tadi tiba-tiba merangkulnya dan tidak sopan seenaknnya mengarahkan kamera. "Baru bangun, wajahnya langsung kebingungan." Si cewek melanjutkan dengan cekikikan padahal tidak ada yang patut ditertawakan dalam kondisi menganehkan seperti ini. Lensa kamera itu lalu kembali mengarahkan kepadanya. "Lihat kan tadi gimana mukanya pas keluar dari kamar. Gue berhasil dapat gambar yang bagus dan—"

"Nggak sopan!" Sentak Kelsa sambil merampas kamera si cewek. "Kalau lo mau ngeliput gue yang baru bangun tidur, harus minta izin dulu. Jangan seenaknya."

Si cewek terperangah. Matanya melotot kesal nyaris loncat dari rongganya, namun balasan pelototan Kelsa yang lebih mengerikan langsung membuat bola mata cewek itu tertarik lagi ke dalam. "E..mangnya..lo..siapa, sih?" Tanyanya sedikit tergagap lalu setelah menarik napas kuat-kuat, dia memberanikan diri meningkatkan oktaf suaranya. "Kenapa harus minta izin segala?! Lebay!"

"Pelanggaran privasi! Lo nyebarin gambar gue yang baru bangun. Lalu ada orang iseng yang ngedit dan—"

"Buat apa ngedit gambar lo lalu dijadiin meme, kecuali kalau lo artis atau selebgram-selebgram itu." Si cowok berambut gondrong melemparkan tatapan ke si cewek. "Emang viewers lo berapa?"

Si cewek mengigit bibirnya. Menyegel bibirnya untuk menjawab pertanyaan yang menohok hati itu. Dia cepat merampas balik kamera itu, mengalihkan pembicaraan sensitif bagi vloger seperti dirinya. "Iya...iya gue langsung hapus nih. Pikiran lo aneh-aneh aja deh."

"Emang gitu kenyataannya ko. Sekarang dunia maya lebih seram dibandingkan dunia nyata." Kelsa memandang satu per satu tiga makluk di depannya itu. Bodoh! Sekarang ada yang lebih penting untuk dibahas daripada meributkan hal tadi.

"Jadi, kalian siapa? Kita di mana? Kenapa tiba-tiba bisa ada di sini?" Pertanyaan beruntun itu membuat dada Kelsa sesak. Dia menghela napas tenang lalu memijit keningnya yang berdenyut-denyut nyeri. Kelsa mencoba menarik ingatan kemarin sore saat dia pulang dari kampus melewati gang, mendapati hantu bersepatu kinclong yang bersembunyi di semak-semak, bertemu Mang Darman, lalu pergi ke tempat kost. Dia tidak mungkin salah masuk tempat kost kan? Bahkan dia sempat menyeduh kopi lalu tak lama terlelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

On Leave!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang