Anna dan Acha

1.2K 137 161
                                    

Dia berkata, dia beruntung telah memilikiku. Namun, dia tak tahu, bahwa aku merasa beruntung dicintai olehnya.

       ------------------------------------------------

BUGH! BUGH!

"Woyy karataan!! Banguun dong!" Acha menghempas-hempaskan bantal ke kepala Anna, kakaknya.

"Apa sih, pagi-pagi udah kayak bekantan ngamuk!" Anna bangun dengan rambutnya yang kusut berantakan.

"Noh cepetan mandi! Udah jam 6."

"Jam 6? Buset! Kenapa ga dibangunin dari tadi sih?!" Anna berlari ke kamar mandi segesit mungkin.

"Perasaan gua ngebangunin dari jam 5 tadi, deh." gumam Acha kesal.

Ia membereskan selimut Anna yang sudah lusuh untuk di loundry.

❤❤❤                                                      

"Ah,segerr!" Anna menggeraikan rambutnya yang basah.

"Kak, gua pesan pizza gimana? Udah lapar banget nih!"

"Oke juga. Acu juga penyen.."  jawab Anna dengan menampakkan wajah sok imutnya.

"Idih." Wajah Acha terlihat kesal campur jijik. Acha menelepon sebuah cabang usaha pizza di Kota Bandung itu.

"Oh Halo Pizza Hits? Kami mesan satu Pizza dengan keju super, dua pizza jamur dengan maccaroni tapi kejunya sedikit yah, trus kalau pizza yang keju super tanpa jamur, 1 pizza seafood, dan 20 pizza kecil dengan topping daging lima saus. Terus dua pepsi jumbo, 4 kentang goreng, dan, ah itu saja cukup."

"Buat anak panti lagi, kah?" tanya Anna. Ia membetulkan rambutnya yang susah sekali disisir.

"Tentu saja. Mereka kan suka sekali pizza." senyum Acha.

"Lu emang adek terbaik gua, nyet." Anna tersenyum.

"Udahku delivery nih! Sekarang sisir rambut dirimu yang sangat kusut itu. Diriku tidak mau yahh, kalau misalnya dirimu banyak ketombe dan tertularr iiwhh.." Ujar Acha Alay dengan mengibas-ngibaskan tangan.

"Ketombe gak bisa nular bodoh! Aelah baru gitu doang. Emang lo pikir siapa yang rela-relain nganterin ke salon cuma gara-gara kutu-kutu di kepala lo yang diibaratkan seolah imigrasi China ke Indonesia saking banyaknya."

"Is! Itu Rahasia negara tahu!" Acha memonyongkan bibirnya.

"Selamat pagi, Nyonya besar." Para maid menundukkan kepala ketika Anna dan Acha turun dari lantai atas.

"Ya, pagi juga." ujar mereka.

Para maid itu membereskan sepatu dan bersegera meminta supir untuk bersiap-siap mengantar mereka ke sekolah.

Acha dan Anna duduk di depan TV yang hampir sama besar dengan layar bioskop itu.

Tining!

"Nyonya, ada paket pizza dari Toko PizzaHits." ujar Maid bernama Kerta.

"Ohh iya. Ambil ATM rumah dan bayar. Kira-kira hanya 12 jutaan." jawab Acha.

"Baik, Nyonya."

Pizza-pizza itu telah siap dihidangkan di atas meja ruang keluarga itu. Dua puluh lagi dibungkus rapi-rapi untuk diberikan pada anak-anak panti asuhan dekat rumah mereka.

"Woi Cha. Kuy kita sekolah! Udah jam setengah tujuh lewat nih!" ujar Anna.

"Iya-iya." jawab Acha yang langsung menyandang tasnya.

Mereka langsung menuju garasi yang di dalamnya terdapat 25 mobil mewah berderet.

"Nyonya mau pakai mobil apa hari ini?" tanya Bodyguard bernama Budi itu.

"Hmm.. Lamborghini hitam aja deh. Udah lama ga pake." jawab Acha. Budi mengangguk dan segera mengeluarkan mobil. Anna dan Acha naik mobil itu dan langsung menuju sekolah.

Anna sudah kelas 2 SMA,sedangkan Acha kelas 3 SMP.  Kompleks sekolah mereka sama,di George International School yang merupakan sekolah yang hanya bisa dimasuki kaum menengah keatas. Bayangkan saja uang bulanannya US 750 dollar atau Rp 1.125.000 rupiah!

Acha terdiam melirik kakaknya. Anna memang cantik, sangat cantik. Tanpa dandanan pun, dia seperti seorang selebriti. Multitalenta, anggota OSIS, body bagus, dan memiliki banyak fans. Kekurangannya hanya pada suaranya.

Dia sangat tidak cocok untuk bernyanyi!

Acha bercermin pada cermin kecil yang memperlihatkan pantulan dirinya. Terlihat dirinya yang biasa-biasa saja. Body yang tak terlalu menonjol dan wajah yang standar-standar saja. Ia memang tidak mirip dengan kakaknya. Kelebihannya hanya pada suaranya yang merdu.

Benar-benar dunia yang tidak adil!

Pluk!

"Kenapa?" tanya Anna tersenyum melirik Acha. Tangannya menepuk bahu adiknya.

"Gapapa, Kak." senyum Acha.

Sekilas tentang mereka. Annabilla White Sakurata Hearath dan Achapella White Sakurata Hearath. Papanya adalah keturunan konglomerat China dan mamanya keturunan konglomerat Prancis.
Saham dan perusahaan ada dimana-dimana. Hotel dan Villa tersebar dimana-mana. Memiliki Rumah sakit besar di China dan Inggris,serta tanah yang luas di Amerika.

Tuan Xin Shi Hearath dan Nyonya Alice Hearath bertemu di Indonesia ketika mereka sedang berbisnis untuk hal yang sama. Dan sepakat menikah disini dan beristirahat sejenak dari pekerjaan yang melelahkan. Rumah mereka bangun di kompleks perumahan paling elit dan rumah mereka paling besar dan mewah.

Disana,lahir Anna dan Acha. Namun, ketika Anna berumur 6 tahun dan Acha 4 tahun,mereka meninggalkan anak-anak tersebut dan pergi bekerja dan tanpa memberi kabar,sampai sekarang. Mereka hanya mengirim uang satu milyar perbulan kepada anak-anaknya. Namun, tanpa menelpon atau sekedar memberi kabar. Jadi, Anna dan Acha tahu orangtua mereka masih hidup dari uang transfer yang dikirim.

Selama uang ada, selama itu ortu nya masih hidup.

Memang miris. Tinggal dengan bergelimangan harta namun tanpa kasih sayang orang tua.

Bahkan, di usianya yang masih muda, Anna menjadi pimpinan puluhan  perusahaan besar papanya di Indonesia. Tak heran, dengan kecerdasan yang ia miliki, ia mampu belajar Managemen dalam waktu singkat.

"Gue jalan dulu, Kak." ujar Acha ketika tiba di SMP nya.

"Iyaa, bye!" senyum Anna. Baginya, hanya makhluk menyebalkan itu satu-satunya keluarganya.

❤❤❤

"Anna, gue suka sama lo!"

Haiii..
Ini masih cerita Blasteran Couple yang direvisi ulang yaa!^^
Selamat membaca^^

SMA VS SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang