- chapter 3 -

11 3 0
                                    

Keesokan harinya semua berjalan seperti biasa. Tapi suatu hari, Fionna menghilang dari pagi hingga sore. Felix mengira Fionna sedang bekerja. Sehingga ia memutuskan untuk tidur sepanjang hari untuk menahan lapar. Ini sudah pagi, dan Fionna belum pulang. Felix mencari Fionna di sekitar hutan. Ia melihat seorang petani, "Permisi pak, apa bapak pernah melihat perempuan yang cukup tinggi, rambut panjang, dan tidak berkacamata? Namanya Fionna. Apa bapak mengenali perempuan yang ciri-cirinya saya sebutkan?" Tanya Felix pada petani tersebut. Petani itu dengan muka ketakutan, berkata, "Seperti ini nak. Saya kebetulan adalah ayah dari sahabatnya Fionna. Tapi apa kamu yakin, pernah bertemu dengannya satu tahun ini?" Felix dengan kebingungan menjawab, "Iya, pak. Saya sebulan ini tinggal di rumah Fionna karena saya tertinggal bus oleh sekolah saya. Baru 2 hari yang lalu saya bertemu dengannya." Bapak petani itu langsung ketakutan. "Nak, sebenarnya Fionna sudah meninggal 1 tahun yang lalu dengan cara menggantung dirinya di rumah yang kamu tinggali saat ini. Mungkin yang kamu lihat itu adalah arwah dari Fionna. Semasa hidup Fionna, ia menderita. Orangtuanya terbunuh secara sadis. Ia tidak punya siapa-siapa kecuali sahabatnya. Yakni anak saya sendiri." Bapak itu menjelaskan. Felix berkata dalam hatinya, "Hah?! Fionna udah meninggal setahun yang lalu?! Ini pasti gw cuma mimpi! Ngga mungkin Fionna udah meninggal!". Saat Felix ingin memastikan bahwa Fionna sudah meninggal pada petani itu, petani itu tiba-tiba menghilang. "Petani itu kemana?" Felix bertanya pada diri sendiri. Felix lari ke rumah Fionna lalu menangis. Lalu ia berkata, "Jadi selama ini gw suka sama siapa?! Sama arwah yang gentayangan?!". Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu dari depan. Dia segera membuka pintu secara perlahan. Dan ternyata itu adalah orangtuanya. Felix sangat senang bisa berkumpul kembali bersama keluarganya. Selama ini dia mengira dia tidak akan bertemu orangtuanya lagi. Felix segera mengemas barang-barangnya lalu pulang bersama kedua orangtuanya. Di perjalanan pulang, di mobil, dia berkata dalam hatinya, "gw ngga pernah ngalamin pengalaman kek gini seumur hidup gue. Ini gue jadiin pelajaran hidup untuk masa depan. Gue belajar untuk bersyukur, menghargai perjuangan orang lain, rajin bekerja, dan lain-lain. This is really such an unforgettable trip!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Unforgettable TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang