-chapter 2-

15 2 0
                                    




Felix merasa bersalah kepada perempuan itu. Felix dengan wajah bersalah berkata, "Oke, oke, gw minta maaf udah hina lo. Gini deh, gw harus ngapain supaya lo bisa maafin gw?" Perempuan itu terdiam karena merasa sangat terhina oleh kata-kata Felix tadi. "Hmm.. Btw nama lo siapa?" Felix mengganti topik perbincangan. Dengan marah, Fionna menjawab, "Nama gw Fionna." "Ohh.. Fionna.. Masih marah ama gw?" Dengan kesal, Fionna menjawab lagi, "Ngga. Lu masuk aja sono. Lu tidur di kamar belakang ruang tamu." "Okee.. Makasih Fio.. Sekali lagi maaf ya.." Felix berterima kasih pada Fionna. Fionna hanya bisa terdiam dan melihat pemandangan hutan di malam hari.

Keesokan harinya, Felix bangun dengan rumah yang kosong. Dengan muka bantalnya, dia keluar dari rumah Fionna dan pergi mencari Fionna. Tapi dia tidak menemukan Fionna. Hutan jam 8 pagi masih sangat sepi. Felix masuk lagi ke dalam rumah dan coba mencari makanan. Lagi-lagi, dia tidak menemukan satu pun makanan di rumah Fionna. Akhirnya Felix pasrah dan tidur lagi dengan perut kosong. Tak lama kemudian, Fionna pulang dengan wajah yang berkeringat seakan-akan dia sangat lelah. Dia membawa beberapa batang kayu yang besar. Felix yang mendengar suara batang kayu itu terbangun dari tidurnya. Ia keluar dari kamarnya lalu pergi menemui Fionna didepan rumahnya. "Fio, lo kemana aja sih? Kok lu keringetan gitu? Ngapain bawa pulang kayu sebanyak itu?" Felix bertanya dengan penasaran. Fionna duduk di kursi depan rumahnya lalu menjawab dengan perlahan : "Maaf, tadi pagi gw ninggalin lu. Gw bangun jam 4 subuh tiap hari lalu pergi ke hutan untuk mengumpulkan beberapa batang kayu untuk dijual besok. Gw tau, pasti lo lagi laper sekarang jadi gw beliin nasi campur buat lo. Gw tiap hari makan ini. Gw ngga punya duit buat beli makanan dari restoran. Gw beli seadanya aja di depan situ. Semoga lu suka yaa.." Felix kaget mendengar jawaban dari Fionna. Ia mengambil nasi campur di meja lalu mengucapkan terima kasih untuk Fionna. Dia pergi ke dapur lalu memakannya dengan lahap. Sambil makan, Felix berkata dalam hati "Fionna itu ternyata baik banget ya? Gw nyesel udah hina dia kemaren malem. Udah cantik, manis, baik, ramah, pekerja keras lagi. Jangan-jangan, gw jatuh cinta sama Fionna?!"


bersambung...

An Unforgettable TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang