Musik pop mengalun jelas di dalam ruangan musik, bunga sakura mulai berguguran dengan cahaya matahari menyelinap masuk ke ruangan itu. Iris (e/c) tertutup dengan helaan napas yang teratur. Gadis itu tertidur--dengan musik pop tentunya.
Bukannya musik bernuansa klasik atau musik yang tergolong lembut, gadis itu tertidur dengan musik pop dengan irama yang cepat. Dia terlalu lelah.
Jersey berwarna oranye itu menyelimuti tubuh sang gadis, bau maskulin mengelitik indra penciumannya. Ia kenal betul bau ini--Takao Kazunari. Pemuda yang dekat dengannya selama 1 tahun. Bohong jika ia mengatakan tidak 'suka' pada pemuda itu.
Iris (e/c) cantik itu demi sedikit terbuka menampilkan sempurna kedua bola mata indah yang bersinar bak terpantul cahaya matahari.
"Selamat pagi (Name)-chan." Pemuda itu tersenyum hangat kepadanya, hatinya mendesir, jantungnya langsung berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Selamat pagi juga," matanya melirik ke arah jendela menampilkan warna oranye, matanya membulat, terkejut.
"BUKANNYA INI SUDAH SORE?!"
"Ups, tenanglah (Name)-chan, ini memang sudah sore."
(Name) menghela napas, seharusnya ia tidak terkejut seperti itu karenanya--hanya saja ia juga berusaha menutupi hal yang aneh dari dirinya sendiri.
"Tapi kau tadi mengucapkan selamat pagi bukannya selamat sore bodoh!" ujarnya dengan sarkas, sedangkan dibalas kekehan dari sang pemuda--Takao Kazunari.
"Tenang, tidak biasanya kau membolos, ada apa ini heh?" Takao berdiri dari tempat duduknya, berjongkok ke arah (Name) yang sejak tadi tidur dengan keadaan duduk di lantai.
"Aku hanya lelah."
Mulutnya membulat membentuk huruf o, pemuda itu ikut duduk di samping (Name), musik pop kini sudah berhenti, hanya ada ketenangan antara mereka berdua.
"Tidak biasanya kau di sini, ada apa Takao?"
Iris hitam itu hanya melirik dari ekor mata, menghela napas--tawa kecil ia lepaskan sebagai pencair suasana.
"Aku tadi melihatmu tertidur, jadi aku menunggumu."
Wajah (Name) ia tenggelamkan diantara kakinya, jersey milik Takao masih ia gunakan, apa ia bodoh memberi jawaban seperti itu pada gadis yang tengah jatuh cinta kepadanya?
Itu hanya membuat (Name) semakin dalam untuk terjatuh, walau tidak sedalam pemuda itu.
Sampai kapan lagi ia memainkan skenario 'teman' ini?
Ia tidak bisa terus-menerus seperti ini, mereka sama-sama sakit, layaknya seorang masokis mereka tetap saja memainkan skenarionya, walaupun tersakiti.
Namun, meski begitu tidak ada salah satu diantara mereka yang memperlihatkannya, mereka sangatlah apik dalam bermain skenario 'teman' ini, entah sampai kapan. Yang pasti, ada waktunya dimana gadis ini menyerah untuk perasaannya.
Tidak sepertinya, yang selalu saja menantinya, tidak pernah berfikir untuk berpaling atau sekedar melirik gadis yang lain. Namun, ia terlalu takut.
Pasti ada waktunya, dimana kedua orang yang saling menyukai itu menyerah, dan lebih memilih orang lain. Namun, tidak untuknya yang telah berjanji pada dirinya sendiri.
Memang bodoh, tapi cinta memang bisa membuat orang seperti itu 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa | Takao Kazunari
Fanfiction"(Name)... kalau aku berkata yang tidak-tidak, apa kau akan percaya padaku?" "Itu tergantung." "Aku menyukaimu." ---- ˚ Takao Kazunari x Reader ˚ Takao © Fujimaki-Sensei [@MiyaNamiya]