Aksi nekat Restu menuturkan perihal dirinya yang Fania cinta selama ini membuatnya harus bertamu malam-malam di kediaman keluarga Rahadi Prasetyo.
Ayah Fania sempat terkejut namun berupaya tetap tenang dan mengabaikan pengakuan seorang pria dewasa yang putrinya cinta. Beliau mempersilahkan Restu masuk dan ia meminta putri tunggalnya itu untuk ke dapur membuat minuman.
Restu mencoba tersenyum, bersikap ramah pada orangtua Fania dan membicarakan hal random mengenai dunia kerja.
"Jadi, Fania bekerja di showroom Nak Restu?" tanya Ibu Fania saat memperhatikan anaknya yang melangkah masuk ke ruang tamu. Menyuguhkan dua cangkir teh hangat untuk ayahnya dan Restu.
"Iya, Tante."
Fania duduk di ujung sofa yang sama dengan Restu dan mempersilahkannya untuk minum. Restu menyesap tehnya pelan dan melirik Fania yang menyangga sisi kepalanya dengan satu lengan.
"Jika kalian telah mengenal selama itu, kenapa selama ini Fania nggak pernah mengenalkan Nak Restu pada kami. Dan muncul hari ini setelah Fania bertunangan dengan orang lain. Boleh tau kenapa?" cecar sang Ibu ketika Restu meletakkan cangkir teh di meja.
Restu menghela nafas pelan dan mencoba meredam kegelisahannya. Dia tahu bahwa kenekatannya malam ini adalah bentuk dari sikap impulsif yang jarang sekali ia lakukan.
"Maaf karena saya telah lancang. Saya hanya ingin Om dan Tante mengenal dan mempertimbangkan saya sebagai calon menantu kalian," ucapnya pelan, melirik Fania yang ternyata tengah menatapnya.
Orangtua Fania saling menatap dan melihat Restu dan Fania bergantian. "Mengapa kami harus menerimamu?" Suara Pak Rahadi terdengar datar dan meremehkan. Restu menampilkan senyum tipis dan meraih jemari Fania yang tergeletak di sofa. Wanita itu kaget dan menoleh padanya dengan gugup.
"Karena saya adalah pria setia dan menyayangi Fania dengan tulus." Tanpa canggung, Restu meremas jemari Fania dengan lembut dan ia menangkupnya dengan tangannya yang besar dan hangat. "Saya janji akan menjaga, melindungi Fania dengan segenap kemampuan saya dan tak ingin menyakitinya," lanjutnya sambil menatap kedua orangtua Fania.
Keringat dingin mengaliri punggung Fania dan ia merasa terjebak dalam kekhawatiran. Apakah Restu punya maksud lain selain memintanya untuk menjadi miliknya? Batin Fania.
"Fania telah bertunangan dengan pilihan kami. Bagaimana bisa kami menerimamu?" Tatapan Pak Rahadi menghujam Restu dengan tajam.
"Apa Om tetap akan menikahi Fania dengan pria tak setia seperti Zaki?" Pertanyaan yang dijawab pertanyaan oleh Restu membuat Pak Rahadi mengerutkan alisnya.
"Maksudnya?" tanya Pak Rahadi sambil menatap Restu, Fania dan kemudian istrinya yang bergerak gelisah disisinya.
Hening selama sedetik yang panjang, Fania terduduk tegak dan tak lagi bersikap santai. "Kemaren Fania sudah bilang ke Mama lewat telfon kalau Bos Fania yang bernama Mas Erik pernah ngeliat Zaki jalan sama cewek lain di sebuah departement store. Tapi Mama-"
"Mama perlu bukti, Fan!" Sela Ibunya cepat, "bisa jadi itu rekan kerjanya kan?" lanjutnya
"Zaki sekarang nganggur, Ma, dia juga nggak pernah lama bekerja di satu tempat. Apa Mama dan Papa yakin, mau punya menantu seperti dia?"
Orangtua Fania menatap Restu sekilas dan menatap putri tunggalnya yang kali ini bersuara tegas yang tak pernah dilakukannya selama ini.
Pak Rahadi melirik jam dinding dan meraih cangkir tehnya. Menyesapnya hingga tandas dan meletakkan cangkirnya di atas meja sambil menatap genggaman tangan erat Restu pada jemari putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
Tiểu Thuyết Chung#3 Unpredictable Love Series For Adult Only Please, Be Wise..