apakah ini benar?

91 6 0
                                    

Malam berjalan lambat tanpa suara, hening. Langit kosong tanpa bintang, jalan lengang tanpa kendaraan lewat.  Pukul  21:43, bus terakhir hari ini menjadi tempatku duduk Hhhhh....... apa yang terjadi? Kepalaku hanya diisi satu hal, satu hal yang tak memiliki ujung. Jung Ilhoon. Ya ,Dia awal dari semua ini

Seorang senior dengan segudang pesona yang pasti meluluhkan semua perempuan di tempat kami belajar. Seorang dengan karisma luar biasa membunuh, senior yang sangat mahir dan terkenal dengan kepandaianya dalam menulis lagu,dan hal musik lainnya,  penampilan fisik yang tidak perlu ditanyakan, terlihat dingin namun nyatanya lebih konyol dari yang dipikirkan, namun hal itu yang justru menjadi hal paling menyenangkan darinya di mataku. Sebagai junior sekaligus penggemar  setelah beberapakali melihat, aku sangat menyukainya. Tapi tidak seperti kebanyakan perempuan yang mengidolakan dia, aku lebih menganggapnya sebagai seorang yang dapat diajak berteman dengan baik. Menbohongi kenyataan bahwa dia adalah senior yang jelas tidak mungkin untuk melakukan hal itu. Sikap konyolnya yang sering didustakan oleh banyak perepuan, justru sangat kusukai.
Tapi semua itu berubah tadi siang, saat aku mengetahui semuanya, sesuatu yang mungkin tertutup oleh semua kelebihannya di mataku selama ini. semua bermula saat tadi kami satu kelas untuk pelajaran menulis, kelas selalu bebas seperti biasanya. Tidak ada duduk diam mendengarkan penjelasan kerena semua diwajibkan menulis dengan kelonggaran mencari bahan tulisan dimana saja. Seperti biasa Ilhoon sunbae lebih banyak diam karena tidak tertarik dan aku melakukan hal lain karena aku sudah cukup baik dalam materi ini. setelah puas menatapnya dari bangku belakang selama beberapa waktu aku beralih pada novel yang kubawa. Aku selalu yakin dia tidak pernah memerhatikanku yang sering duduk di kursi-kursi belakang yang dia tempati. Tidak selalu kursi yang sama tapi aku selalu duduk di tempat yang itu-itu saja. Haha.... dia laki-laki, jadi mana mungkin dia memerhatikan hal semacam ini, aku rasa laki-laki selalu begitu karena banyak dari mereka selalu seperti itu.
Setengah jam berlalu dan tiba-tiba seseorang menyalakan lagu di depan kelas, bukan masalah karena sekali lagi semua bebas di kelas ini. dan lagi tidak ada pengajar di kelas saat ini. Aku selalu suka lagu yang keras jadi aku segera maju dan meninggalkan novelku. Joana, dan 2 orang lain menari bersamaku, kami selalu bersama saat ada lagu, lagu ini bagus sekalipun aku tidak tau lagu siapa ini... aku tidak menyangka hal sebodoh ini akan terjadi hari ini. terlalu asik dengan lagu dan ternyata aku menarik tangan orang yang salah. Mataku membulat, entah harus seperti apa aku dengan keadaan semacam ini, ini bukan drama yang sering kulihat. Seorang Jung Ilhoon berdiri didepanku menatap kearahku karena tangannya kupegang. Ini sama sekali tidak romantis apalagi lucu, ini menakutkan, sangat menakutkan . apa yang kukatakan tadi? Apa yang keluar dari mulutku tadi saat berteriak-teriak? Kurasa aku banyak menyebut namanya tadi. Ilhoonku? Ilhooon kepunyaanku? Jung Ilhoonnya diriku? Oh Tuhan mana mungkin jadi begini sekarang? Apa yang harus aku lakukan?????? Seperti orang paling bodoh yang pernah ada, aku menurunkan tangan sunbae yang kutarik kemudian melepaskannya, tersenyum seperti badut bodoh.
“hhehe... saya minta maaf, saya benar-benar tidak sengaja..... “
Apa yang kukatakan?? Lihat, apa dia dengar suaramu? Jangan-jangan dia tidak mengerti yang kau katakan.....
“ah, maaf... saya minta maaf, saya benar-benar mengira itu tangan Joana bukan tangan Sunbae... maafkan saya...”
Dia tersenyum, lihat senyumnya itu. Ya Tuhan dia sangat keren, dan dia sangat dekat sepeti ini. tapi tidak! Apa yang kau katakan tadi, tadi itu lebih parah dan lebih konyol... kau mengerikan.
“hanya itu...?” 
Dia tersenyum makin menawan, kurasa aku akan mati kerna senyumnya kemudian karena pertanyaannya, bagaimana aku harus menjawab sekarang?
“eh?... anu,mmm.... maafkan saya karena menyebut Sunbae sebagai milik saya degan seenaknya, saya mina maaf....” kau gila.
“ehmmm.... tidak apa-apa...” dia tersenyum lagi, dia sangat tidak manusiawi...
Tapi benarkah itu yang ingin dia dengar, itu yang dia inginkan dari pernyataanku? Jika iya maka aku pasti sudah kehabisan rasa malu, aku sangat memalukan kali ini.
“bisa kembali ke tempat dudukmu? Kau duduk dibelakangku kan?”
Aku hanya bisa mengangguk dan menuruti yang dia katakan tadi, ya Tuhan dia tahu aku duduk di belakangnya? Semoga ini hanya sebuah kebetulan. Aku duduk di kursiku dan Ilhoon sunbae di kursinya dengan menghadap ketempatku.
“kau juniorku dari kelas seni bukan? Dan kau selalu duduk di bagian belakang saat kelas ini... benarkan?”
ya Tuhan apa pengertianku tentan laki-laki selama ini salah? Apa benar ada laki-laki seperti di drama yang tau hal seteliti ini? aku mengumpat dalam hati.
Aku mengangguk, lupakan rasa malu. Mungkin aku tidak akan bertemu dia tahun depan, jadi katakan saja semuanya sekarang.... kau sudah terlanjur memalukan tadi..
“saya juga sangat menyukai sunbae, karna itu saya sering menyebut nama sunbae seperti tadi... heheh....” manusia tembok, kau tak tau malu sungguh.
Diluar yang kubayangkan Ilhoon sunbae justru tertawa, lihat, dia menertawakan kekonyolan ini bukan.
“aku tau, aku juga sering memerhatikanmu.... dan kau tidak tau itu, benar bukan?”
“apa? Sunbae memerhatikanku?”
Dia mengangguk
“itu pasti tidak mungkin, sunbae hanya bercanda.....” mana mungkin aku bisa percaya?
“aku menyukaimu... itulah mengapa aku memerhatikanmu....”
“tidak mungkin.... tidak bisa dipercaya, sunbae hanya bercanda,hh... apa yang lebih lucu dari ini....?”
“aku sungguh-sungguh, aku menyukaimu... aku suka karna kau berbeda dari yang lainnya....aku menyukaimu”
“apa maksud sunbae, sunbae sedang menyatakan perasaan?”
Dia mengangguk lagi. Mataku membulat, aku tidak bisa percaya. Tidak ada yang kukatakan lagi selanjunya.
~Dua hari kemudian
Tidak ada yang terjadi padaku setelahnya, aku melakukan hal-hal biasanya, juga masih mengagumi Jung Ilhoon seperti biasanya. Hingga pukul 13:25 tadi dia tiba-tiba duduk didepan tempat dudukku, dia menatapku. Aku menyukainya, tapi aku baik-baik saja saat aku membalas tatapan itu
“aku mengataan aku menyukaimu, sekarang aku ingin mendengar jawabanmu.... tolong jawab aku....”
“tapi kau mencintai Kang Sera sunbaenim ......”
Dia terlihat terkejut sesaat, aku mengetahui banyak hal tentang dia. Termasuk siapa yang dia suka, aku mencari tau banyak hal tentang dia dan menemukan banyak fakta atas rasa ingintahuku. Dia menjalin hubungan dengan Kang Sera, kurasa tidak banyak yang tahu itu, dan setahuku mereka masih berhubungan hingga sekarang, tapi dia mengatakan dia menyuaiku. Apa aku harus mempercayai itu? Aku merasa cukup dengan mengagumi dia saja selama ini, aku tidak mengira aku juga harus memiliki dia sampai sekarang
“kau akan menyukaiku dengan rasa cintamu untuk Kang Sera?”
Aku menghilangkan embel-embel bahasa formal dengan senior sekarang . Dia mengangguk, yakin. Aku tidak berharap banyak dari jawabannya dan nyatanya aku tidak merasakan apa-apa dari reaksinya tadi.
“baiklah.... apa yang akan kita lakukan dengan ini selanjutnya?”
“aku ingin berkencan denganmu....”
“baik... ayo kita lakukan mulai sekarang.....”
Dia tersenyum, setelahnya kami keluar bersama dengan tangannya menggenggam tanganku.
Hari berikutnya pukul 10:25 aku pergi ke perpustakaan seperti jadwal mingguanku biasanya. Sebagai seorang yang baru saja memiliki pacar harusnya aku datang kemari bersama pacar baruku. Tapi nyatanya sejak pagi aku belum bertemu Ilhoon oppa. Di dalam ternyata sudah ada Joana dan Seowoo, aku kemudian menyusul mereka, baru saja satu langkah aku berjalan,seseorang menghentikan tanganku, dia memegang tanganku. Ilhoon. Dia tersenyum, sudah bersama dua ice coffe di hadapannya. Aku mengerutkan kening, sejak kapan? Apa aku tidak memerhatikan? Aku menggeleng pelan dan melepaskan tangannya pelan, sebentar. Aku sedikit merasa berdosa, aku segera menuju meja Joana dan Seowoo
“apa yang kau lakukan? Sunbae sudah menunggumu.... kenapa malah kemari?”
Seowoo melotot sambil melirik Ilhoon di tempatnya. Aku tahu, dia barusan juga menggenggam tanganku, menghentikanku yang berjalan melamun melihat kalian berdua.
“aku tau.... tapi apa yang dia lakukan? Kenapa dia menunguku?”
“kalian baru saja berkencan kan? Tentu ia kemari untuk menemanimu.... kau sudah pernah berkencan sebelum ini bodoh.....”
“aku tau, tapi kenapa dia lebih bodoh dariku seperti ini?”
“hentikan omongkosongmu dan cepat pergi ke sana, dia bertanya pada kami dimana dirimu saat baru saja masuk.... cepat temui dia!”
Aku kembali dan duduk di samping Ilhoon sunbae, atau oppa?bagaimana aku harus menyebutnya?dia tersenyum, sangat manis. Tapi aku merasa aneh sekarang, dia tersenyum tepat di depanku, bukan lagi berjauhan dan tersenyum pada orang lain seperti sebelumnya. Dia tersenyum paddaku. Dia menyodorkan satu ice coffe yang masih penuh ke arahku.
“dari mana saja? Kenapa baru datang?”
“sunbae menunggu lama? Kita tidak membuat janji bertemu.....”
“tapi aku tau kau akan ada di sini”
“dari mana tau hal itu?”
“aku menanyakan pada dua temanmu tadi ....” Joana dan Seowoo
“sunbae juga mengatakan kita berkencan?”
Dia mengangguk, seperti ini ternyata konyolnya saat dia lebih dekat.
“oh.... ok, tapi kenapa tidak bertanya padaku langsung.....?”
“karena kau tidak menghubungiku bahkan setelah kita resmi berkencan”
“bukankah laki-laki yang biasanya melakukan itu lebih dulu?”
“aah..... kau benar juga, tapi kau juga pasti tidak akan menghubungiku, kau sudah tau banyak hal tentangku”
“tentu saja...”
Aku mulai membuka bukuku, di depan Ilhoon sudah ada kertas dengan coret-coretan pulpen, kurasa dia menulis lagu saat menunguku tadi.
“...mmmm....... apa kau masih menyukaiku?”
Aku terkejut, kenapa bertanya seperti itu?
“tentu saja..... kenapa bertanya?”
“tapi reaksimu seperti mengatakan sebaliknya, apa semuanya terlalu mendadak? Terlalu aneh?”
“tentu saja..... dulu aku hanya melihatmu dari jauh, hanya diam-diam, semuanya serba satu arah saja, tapi sekarang semuanya berubah tanpa aba-aba”
Dia tertawa kecil “maafkan aku.... aku tidak tau....” dia kemudian menggenggam tanganku
“aku berharap ini bisa membantu, semoga perasaanmu sedikit mebaik..... maafkan aku”
Aku memlotot, aku yakin pipiku sudah seperti udang rebus. Aku gugup sekali!

Jung Ilhoon kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang