"Cole,tunggu bentar" anya berusaha menahan tangan cole ,dan cole menepisnya"Apa lagi? Lo mau jelasin?sesuatu hal yg udh sangat jelas gue liat" cole menatap tajam anya skrg
"Cole,gue sama clay itu gaada apa apa,gue cuma temenan" anya berusaha menjelaskan sambil nangis
"Haha temen? Mau ya di peluk peluk? Ternyata lo ga beda jauh ya sama pelacur,murahan." Cole menekankan perkataan nya
Anya udh sangat emosi , dan ingin menampar cole,tp ia gabisa .
"Sekarang mau lo apa?" Anya berusaha menahan emosi nya
"Kita cukup sampe sini aja ya?" Cole berbicara tanpa menatap anya.
"Apa cole? Udahan?dengan seenaknya lo nyakitin hati gue, skrg gampang bgt minta putus nya"
"Disini yg tersakiti ga lo doang,gue juga. Di hianatin sama sahabat dan pacar gue sendiri"
"Oke kalo itu mau lo , gue gabakal hadir di hidup lo lagi kok"
Lalu anya meninggalkan cole , pergi dari hadapan cole.
------
"Puas lo bikin gue ancur?!!!!!" Anya menggebrak meja karin.
"Anya! Lo kenapa si?"
"Lo masih tanya? Blom puas? Lo rusak hubungan gue?!!!" Anya menatap karin dengan tatapan emosi serta air mata
"Lo ngomong apa sih nya, gue ga ngerti"
"Sok polos! Lo rebut cole dari gue kan? Lo masih cinta sama dia? Kenapa lo ga bilang sama gue! Kenapa?!!!" Anya berbicara dengan emosi dan teriak , membuat seluruh murid di kelas keluar ruangan dan membiarkan mereka berdua.
"DASAR SAHABAT MUNAFIK!"
Plakkkkk
Karin menampar anya.
Anya hanya terdiam dan memegangi pipi nya.
"Mau ngomong apa lagi lo nya? Udah puas maki maki gue? Emang lo putus karna gue? Gue tanya? Itu semua karna lo"
"Jelas jelas lo yang rebut!"
"Makanya jadi cewe jangan kegatelan! Mau sama sana sini, murah."
Anya ingin menampar karin ,namun cole menahan tangan anya dari belakang. Lalu cole melepaskan tangan anya.
"Dasar kasar!,main nya tangan. Tolong belajar etika jadi cewe yang baik" cole berbicara dengan tatapan datar.
"Lo gaada hak ngatur gue, lo bukan siapa siapa gue"
Lalu cole langsung menarik tangan karin dan langsung pergi dari ruang kelas.
Anya hanya duduk dan bersandar di pojok belakang sudut kelas sambil memegang lutut nya dan menangis.
"Tuhan, maafkan diri ini yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya..namun,apalah daya ini bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta.. "
"Jangan nangis lagi"
Clay udah jongkok depan anya,sambil menyodorkan sapu tangan, namun anya hanya diam dan tetap menangis sambil menatap clay.
"Kalo mau di lap in bilang anya, jangan diem aja .. gue gabakal tau kode dari lu"
Itu lu tau maksud gue, berarti lu ngerti kode gue ,-
"Jangan nangis anya, lo nangis, hati gue ikut ga tenang, percayalah." Clay berbicara sambil ngelap air mata anya.
"Gombal lu mah"
"Cehh,tuh kan udh mulai ngomong, gue tau kok.. lo itu butuh gue kan?" Clay meledek sambil melirik ke wajah anya.
"Pede ish lu mah, apaasi "
"Kalo mau senyum,senyum aja anya.. gue tau lo seneng kan gue disini"
"Clay... udah ah" anya mengacak ngacak rambut clay.
"Nya.. jangan elus elus rambut gua, gua elus elus rambut lu balik, tar baper"
"Clay..."
"Iya iya, ngambek mulu lu mah , tar jelek liatin aja"
"Emang jelek"
"Ya udah jelek tambah jelek"
"Siapa ygbilang gw cantik?"
"Tapi gue suka kok" .
JENGJENGJET.
GIMANA?:V