Bagian 1 [Menabung atau Foya-foya]

72 5 5
                                    

Sore itu aku terdiam,

Menimang-nimang sebuah kata dan kenyataan yang membuat bimbang.

Menimang-nimang sebuah kata dan kenyataan yang membuat bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi ... bagaimana?

Di bagian kali ini, gue akan mencoba "membedah" maksud dari dua kalimat itu. Jadi maksudnya, biar pas lo baca opini gue, setidaknya ada secercah (wkwk) definisi yang akan kemungkinan menjadi sama, oke?

Pernah nggak sih kalian baca atau merasakan hal kayak tulisan diatas? Mungkin pernah, atau mungkin aja nggak pernah. Dan kalau kalian bilang nggak pernah, gue nggak akan menutup mata kalau gue nggak akan mempercayainya. Gue percaya ada orang yang memang benar-benar nggak pernah merasakan kebingungan diatas. Kenapa?

Ayo kita bahas.

Pertama-tama, kedua kalimat diatas adalah dua hal yang beberapa waktu lalu gue rasakan. Namun dalam konteks yang berbeda. Karena kalimatnya menjadi begini:

"Harus nambung"

Atau

"Gak apa-apa sesekali gue boros. Toh, untuk keperluan kok."

Mau tau jawabannya apa? Nanti gue bahas diakhir. Karena ini konteksnya antara "Lo harus menabung" atau "Lo cuma hidup sekali."

Menurut opini gue, kedua hal tersebut bukanlah sebuah dua hal yang salah atau pun benar. Maksud gue, main netral gitu opini gue dalam menanggapi hal itu.

Pertama, dengan kalimat "You need to save your money." YAILAH, bambank! Setiap orang jelas harus memiliki tabungan. Disini gue bakal menggambarakan sepenting apa tabungan itu, oke?

Ibarat kata, hidup tanpa tabungan tuh kayak lo dikejar-kejar rentenir tiap harinya. GAK TENANG, men! Dalam masa krisis-nya anak kos diakhir bulan aja, duit tuh hal yang horror banget kan? Lo bakal ketar-ketir duit lo habis gara-gara sok hedon diawal bulan [ini beda kalau hedonnya karena memenuhi kebutuhan, etapi gak ada ya memenuhi kebutuhan sampe hedon(?)].

Sekarang bayangin gimana kalau lo nggak punya tabungan sama sekali dalam hidup lo, yang kalau anak kos diawal bulan bisa minta atau dapet duit jatah lagi, tapi kalau lo di masa dewasa kagak punya tabungan, ya kali mau minta terus?

"Kan bisa kerja," kata si setan.

Ya karna bisa kerja nya lo itu, seharusnya lo menabung! Awal bulan jadi sultan, eh ujug-ujug jadi mutan miskin. Janhan menghamburkan uang dengan alasan "You only live once!" Nyari duit tuh susahnya muinta ampun, Ferguso!

EITTT, JANGAN SALAHKAN KALIMAT YANG KEDUA DIATAS, CUY!

Kenapa? Mari kita lanjut bahasan kalimat kedua diatas.

Ketika diri lo mulai "kurang ajar" saat suatu keinginan itu harus tercapai, biasanya orang akan menjadi hedon untuk memenuhi apa yang ia inginkan. Ini konteksnya dalam mengatur uang yang lo punya, tapi lo pengin sesuatu yang bisa menyedot duit lo ke palung yang paling dalam. Jadi bukan memenuhi sesuatu keinginan berupa kekuasaan ya, Parjo! Itu mah ibarat lo udah di jalan surga, eh nyaman di jalan setan. BELUM NYABUNG, OKE.

Kalimat "You only live once" menurut gue nggak salah, kalau lo berpikiran untuk mati detik itu juga atau besoknya. EH, NGGAK DEH. Bukan itu maksud gue. Kita pakai gambaran untuk kalimat ini;

Lo adalah seseorang yang baru dapat kenaikan jabatan. Penghasilan lo bertambah, dan kebutuhan lo pun otomatis ikut bertambah seiring kedinamisan waktu dan keperluan. Dan di lain sisi, lo sudah menabung. Kita ambil contoh untuk membeli rumah, supaya orang tua lo bahagia, atau senang.

Tapi di sisi lain, karena lo naik jabatan, suatu kebutuhan lo yang bertambah itu juga ikutan penting. Kadang taik nya tuh disini.

Apa yang bakal lo utamakan? Beli keperluan, atau mewujudkan keinginan beli rumah yang sudah diimpikan?

Kalau jawaban gue, gue akan membela sisi ego gue dengan menyertakan kalimat "You only live once" sebagai pembelaan untuk membangun rumah buat orang tua gue. KENAPA?

Umur nggak ada yang tau, Panjul! Siapa tahu lo ternyata nggak punya waktu lagi, atau orang tua lo nggak akan lama lagi bersama lo. Jadi ya, selagi ada kesempatan besar kek begitu, why not??

"Tapi kan kepentingan buat karier lo juga penting!" kata si setan lagi.

Haduh, susah emang mengajak setan ke jalan yang benar. [diharapkan gue nggak menyinggung siapapun, karena sesungguhnya si "setan" itu adalah pikiran bobrok gue ketika malaikat mencoba mengangkat gue dari kubangan kebodohan setan, oke?]

Gue akan mempersingkat tulisan. Intinya dalam kasus kalimat "You only live once" lo harus punya PRIORITY. Nggak masalah bagi gue ketika suatu prioritas itu akan menguras duit lo sampe ke akar-akar. Kan hidup cuma sekali. Dan yang namanya prioritas itu, sekali lagi gue tekan kan, adalah sesuatu yang SANGAT PENTING dimana diri lo sudah memposisikan hal tersebut menjadi yang UTAMA dengan memikirkannya disaat pikiran lo jernih. [ini penting ketika lo harus berpikiran jernih saat memutuskan prioritas. Jangan kek pacaran alay yang merasa nggak di prioritaskan terus minta putus. hidup nggak seindah drama koriyah, tjuy! jangan mau kena sindrom sinderela] Jadi, lo udah tahu bahwa si prioritas itu adalah sesuatu yang juga sudah lo perhitungkan RESIKO dan KEUNTUNGANNYA buat lo apa.

Udah, sekian.

NGGAK ADA SOLUSI?

Woya, ada dong, Dora!

Begini solusi versi gue when you stuck in two sentences betwen "You need to save your money" and "You only live once."

Dalam mengatur duit, gue selalu punya tabungan. Karena dari awal gue udah bilang, hidup tanpa menabung itu kayak dikejar rentenir. Nggak akan tenang. Dan gue nggak mau kehidupan gue yang belum sepenuhnya mengelilingi dunia ini jadi nggak tenang. HIDIH OGAH.

Dan tabungan yang gue punya itu ada dua. Satu tabungan yang nggak bisa di ganggu gugat. Dan yang satu tabungan kepepet. Dan satu lagi, rencananya, sebagai opsional kalau gue masih bisa mengatur diri tentang masalah duit lagi, rencananya gue mau buat tabungan rencana.

Tabungan pertama sudah jelas lah ya, yang namanya nggak bisa di ganggu gugat yang udah stuck gak bisa diapa-apain karena itu buat masa depan yang nobody will know gitu. Tapi kalau tabungan kepepet dan tabungan rencana adalah dua hal yang berbeda. Kalau kepepet ya dipakai disaat lo dalam situasi genting, tapi kalau rencana itu adalah tabungan yang akan lo pakai memenuhi segala prioritas dan kebutuhan ringan lo ke depannya.

Rencana nya begitu. Tapi gatau tuh setan bisa diajak kompromi atau tydak.

Karena ya selama ini gue pakai duit sehari-hari dan kalau ada sesautu yang di rencanakan untuk kepentingan kebutuhan like kuliah gitu yang tetiba cetak berlembar-lebar kertas, biasanya gue pakai duit kepepet. KENAPA GAK PAKE DUIT SEHARI-HARI LO? Oh, tidak bisa, Bambank.... Saia manusia yang konsisten untuk menabung. Jadi ya kalau duit sehari-hari memang buat makan, minum, pipis [karena kalau toliet umum kan bayar ya], selebihnya gak kepake ya ditabung dong. Kalau hangout? Buruknya gue masih suka pake duit kepepet karena belum punya tabungan rencana:)

Oh, ya. Karena saia manusia yang kadang nafsu ceweknya kayak buat beli skincare sering rengek dan balik lagi kek meme shit diatas, gue selalu menyadarkan diri gue yang seolah mengatakan;

"Tolong, hidup jangan dibawa goblog-goblog amat. Prioritas harus diutamakan lagi, coy! Jangan punya mindset 'GIMANA NANTI' tapi 'NANTI GIMANA?' itu bahaya. Sounds like sarcasm? But thats reality, dear."

Udah cukup, sekian.




PS: Punya sesuatu yang mau dibahas sama gue? Silakan monggo... Gue suka kok berdiskusi.

Opini Secangkir KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang