Part 2

62 15 1
                                    

Hai~
Kabar gembira untuk kita semua part kali ini ada seungcheolnya~

Jangan lupa vote dan comment, thanks!

•••

Dengan perasaan lelah aku membuka pintu rumahku. Saat yang kutunggu-tunggu setiap hari.

Sendiri

Aku merasa sangat tenang saat sendiri, tidak ada orang, tidak ada suara, hanya aku dan rasa lelahku. Kadang aku merasa capek dengan segalanya tapi jika bukan aku yang memperjuangkan hubunganku siapa lagi? Aku harus tetap tegar agar bisa bahagia bersamanya

Aku pun membuka kamarku dan meletakkan hpku di atas kasur, sepertinya aku benar-benar butuh air hangat membasuh diriku sekarang. Tapi kegiatanku di hentikan oleh foto yang terpajang di dinding kamarku

Fotonya tersenyum mengarahku dengan bahagia. Aku ingat dimana dan kapan aku mengambil foto ini. Aku merindukannya. Kira-kira dia sedang apa ya sekarang? Mungkin sedang sibuk dengan tugasnya. Tapi pikiranku terbuyar saat mendengar nada dering hpku

"Seungcheol Calling"

Dengan rasa senang aku segera mengambil hpku dan mengangkat teleponnya sambil berbaring di atas kasur. Baru saja aku memikirkannya

Aku sangat merindukannya

"Halo? Seungcheol?"

"Ah hae in... aku merindukanmu.." katanya di selingi tawa. Aku merasa sedikit bingung dengan cara bicaranya

"Hae in... hehe maaf kan aku.. maaf..aku tak ingin seperti ini.. maafkan aku.."

Dia mabuk

"Maaf.. aku sungguh minta maaf.. aku tak mengerti kenapa aku bersikap seperti ini kepadamu.." katanya dengan suara sedih. Aku tak mengerti dengan perkataannya. Mungkin saja dia meminta maaf karena tidak menemuiku beberapa hari ini.

Aku mencengkram ujung bajuku dengan sangat kuat hingga merasakan kuku ku bisa patah kapan saja. Aku merasa sedikit pusing hingga melempar barang di sekitarku dengan kasar. Aku tak mengerti mengapa aku seperti ini. Akhirnya ku sandarkan diriku dengan bantal menjejal punggungku.

Aku harus berpikir jernih, bisa-bisanya dia mabuk di saat seperti ini. Sebentar lagi dia akan final dan aku tak ingin berpisah lebih lama lagi. Tidak bertemu dengannya dalam beberapa hari sudah membuatku cukup sedih, apalagi melihatnya sakit. Apa sih yang dia pikirkan?

"Seungcheol? Sayang kumohon berhentilah minum dan pulanglah, Kau bersama siapa sekarang?" Aku harus kesana sekarang. Aku takut dia minum bersama orang yang sama saja dengan dirinya, siapa lagi kalau bukan teman karibnya, Kim Mingyu

"Halo? Aku akan membawa Seungcheol Hyung pulang, maaf dia telah menganggumu"

Tuut.. tuut..tuut

Setelah teleponnya ditutup aku merasa tambah bingung. Dengan siapa dia minum? Aku tak pernah mendengar suaranya dan dia barusan memanggil seungcheol hyung, yang artinya dia lebih muda darinya. Apa dia satu tingkat denganku? Siapapun dia kuharap dia membawa pulang seungcheol dengan utuh

Sungguh kelakuannya hari ini membuatku ingin menyusulnya sekarang. Dia tidak mengabariku selama 3 hari dan sekarang dia menelponku saat sedang mabuk? Jujur saja, jika aku tak menyayanginya mungkin aku akan mencampakkannya.

Tetapi lagi, aku merasa sedikit bahagia. Aku merasa senang dia menelponku, walaupun keadaannya saat itu tidak sadar tapi aku sangat senang mendengar suaranya. Kadang aku benci dengan diriku yang gampang dibuat senang olehnya. Hanya hal-hal sederhana seperti mendengar suaranya, tawanya, senyumnya bisa membuatku sangat senang. Hingga akhirnya aku menyadari sesuatu

Aku telah jatuh terlalu dalam

•••

Niit.. nit..nit

Dengan malas aku meraba hpku yang kuletakkan di dekat kepalaku, berusaha mematikan alarm pagi yang mengganggu tidur nyenyakku. Dengan rasa kantuk, aku berusaha membuka mataku, melihat jam di hpku yang menunjukkan pukul 8.10

Sial aku punya kelas pagi ini.

Dengan terburu-buru aku melempar selimutku, berlari ke halaman belakang rumahku untuk mengambil handuk. Tapi kegiatanku terhenti saat melihat seseorang duduk di sofa ruang keluargaku. Dengan perlahan aku mengintip dengan sudut mataku sambil berjalan pelan

Perasaan kemarin malam aku mengunci pintu rumah, dan bibi kim datang jam 9 saat aku sudah keluar dari rumah. Dengan cepat dan perlahan aku kembali ke dapur tanpa suara. Aku melihat sekitar hingga akhirnya melihat penggorengan dan memutuskan untuk mengambilnya. Perlahan aku berjalan, berusaha tidak membuat suara mendekat ruang keluarga

Tapi nihil. Saat aku kembali ke ruang keluarga sofa empuk yang berada di depan Tv kosong. Tv yang di nyalakan membuatku bingung. Bibi kim tidak pernah menonton saat membersihkan. Dengan gelisah akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamarku untuk menelfon seseorang. Jujur sekarang aku merasa sangat takut.

Dan lebih takut lagi saat pintu kamarku terbuka.

Aku memegang penggorengan ku dengan dua tangan agar lebih kuat. Walaupun sedikit bergetar tapi aku berusaha tenang agar tidak di ketahui oleh siapapun yang memasuki rumah ku di pagi hari ini

Saat memasuki kamar aku melihat seorang cowo dengan kemeja sebagai luaran dari kaos hitam yang di pakainya tak lupacelana jeans hitam yang melengkapi dan juga kaos kaki beda warna.

"Oh? Hae In? Aku mencarimu— tunggu, kenapa kau memegang penggorengan ibu?"

Akhirnya dengan perasaan lega aku menurunkan penggorenganku dan membenarkan posisi handukku. Aku sedikit berlari terhadapnya, tak lupa meletakkan penggorenganku di atas meja riasku dan melempar handukku ke atas kasur. Walaupun dia menjengkelkan tapi aku merindukannya.

"Ah akhirnya kau pulang, Jeonghan Oppa"

•••

*bunyi drum* dann akhirnya oppa tersayang pulang!

*bunyi drum* dann akhirnya oppa tersayang pulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeonghan as Hae in Oppa

Di chapter selanjutnya bakal ada penjelasan tentang jeonghan hehe
Jangan lupa Vote dan Comment! Thank you!

ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang