Dikala itu dari hari kehari Siti tumbuh semakin cantik, kuncup mawar telah mekar, sedikit kedipan dari matanya yang menawan sudah cukup untuk melumpuhkan hati semua peria, kalau mau ia bisa menjerat hati peria seisi dunia, tak semua peria bisa menghindar dari pesona cantiknya, paras wajahnya bulat bagai rembulan, sedikit bintik tahi lalat yang ada dipinggir dagunya menambah kecantikannya. Namun dibalik wajah yang cantik dan senyuman yang manis ia menyimpan rasa kerinduannya pada Abdi. Apa yang bisa ia lakukan sementara dirinya jauh dari kekasihnya hingga ia tidak bisa memberi kabar atau mendapat kabar dari Abdi, jikalau ia merindukannya, ia pergi kesungai dekat rumahnya yang bersumber dari gunung Mahameru, disetiap air yang mengalir, Siti menyentuh dengan tangannya seakan ia menggenggam salam rindu dari Abdi, saat disungai itu Siti seakan mendapatkan kedamaian dan bahagia seakan Abdi berada di sampingnya. Namun saat malam datang Siti bagaikan orang buta yang tak bisa melihat apapun, ia hanya diam dalam kamarnya dengan ditemani air mata yang bercucuran, tanpa air mata ia tidak bisa tidur terlelap, lepas dari itu Siti tidur.
Cinta yang dibangun dengan ketulusan akan berjalan diranah kesetiaan tanpa harus dinodai oleh kemunafikan. Cinta yang di tuntun dengan kata hati akan lekang abadi, Seperti kisah cinta yang dialami oleh Abdi dan Siti. Cinta mereka adalah rahmat dari surga, tanpa saling menyentuh atau menodai yang dituntun oleh nafsu belaka, keduanya bahagia walaupun tanpa ciuman atau kemesraan yang berbasis seksual, tidak seperti cinta yang dijalani oleh pemuda jaman sekarang yang bila tanpa pegang-pegangan mereka bilang hanya cinta-cintaan, tanpa menyentuh ini itu mereka bilang cintamu palsu.
'Apakah cinta harus pegang-pegangan? Atau mengumbar hawa nafsu yang merusak masa depan? Ingat, pembalasan itu tetap akan berlaku pada kita sekalipun kita selamat anak cucu kita yang akan menanggung pembalasannya. Bagaimana dengan perasaan kita bila anak cucu kita nanti yang dinodai oleh orang? Naudzubillahimindzalik jangan pernah jalani cinta yang hanya dituntun oleh hawa nafsu.'
Mari kita lirik dan tiru perjalanan cinta dari sosok dua legendaris cinta yaitu Abdi dan Siti. Demi cintanya yang suci Abdi siap menyebrangi laut biru antara pulau Madura dan Jawa, sementara Siti tak gentar mendaki gunung Mahamiru demi Abdi seorang. Bagaimana mungkin keduanya bisa saling melupakan sementara cinta mereka sama-sama cinta pertama.
Bagaikan dunia kelabu tak berwarna, Siti sangat merindukan Abdi, hari-hari yang ia jalani selalu teringat akan sungging manis senyum Siti, dan mungkin sedikit rasa rindu terobati bila mendapat kabar dari Siti. Di bawah gunung Mahameru desis angin membawa salam rindu, embun pagi berubah menjadi kabut putih, tepat di daerah Lumajang di pinggir rel kereta api, Siti membaca surat dari Abdi yang sengaja dikirim melewati kantor pos.Assalamualaikum war.wab
Sepucuk surat untukmu yang jauh disana
Aduhai kekasihku Siti, gadis cantik nan jelita adakah kata lain yang bisa mengungkapkan rasa rindu ini. Disini aku merindukanmu dan entah harus dengan cara apa aku bisa berjumpa lagi denganmu.
bisakah kau berikan aku secawan madu yang bisa menyembuhkan haus dahagaku. Bisakah kau sembuhkan aku, akan sakit rindu yang selalu melandaku. Aku tahu hari esok kita akan bersama di atas mimbar pelaminan tetapi akankah aku bisa hidup satu minggu lagi jika penyakit ini selalu menyiksaku. Siti kekasihku, bunuhlah aku dengan belatimu, jangan kau bunuh aku dengan perasaanmu.
Setiap hari, bayangmu selalu menghiasi lamunku. Mengusik imajinasi terhebatku yang masih ingin bersamamu. Tolonglah obati rasa rindu yang tak terbendung ini. Tolonglah temui aku walau sebentar saja dan ijinkan aku menikmati senyum indahmu walau hanya sekejap.
Aku tidak mengharapkan hal yang sama terjadi padamu juga. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Setiap malam hanya dirimu yang ada dalam khayalku dan aku pun selalu memimpikanmu. Saat terbangun, aku tahu itu semua hanya sebatas mimpi dan aku pun harus cepat-cepat bangun agar tak terlalu larut dalam mimpi itu, yang membuatku semakin merindukanmu.
Saat malam hari datang kembali aku pun hendak menarik selimut, tidur dan berharap bisa memimpikanmu lagi, memimpikan masa depan yang sudah kurencanakan untuk kita. Aku ingin bertemu denganmu meskipun hanya sebatas mimpi. Tapi apa aku bisa memimpikanmu malam ini?
Aku rindu suaramu, aku rindu senyumanmu, dan aku rindu dengan sifatmu yang manja dan kekanak-kanakan itu. Aku ingin memelukmu lagi. Seperti dulu saat kita masih bersama tiga tahun yang lalu. Entah sampai kapan rindu ini akan tertahan dan bagaimana caranya agar terlepas dari perasaan menyakitkan. Semoga nanti kita bisa bertemu lagi walau hanya sebentar.
Semoga surat ini dapat kau baca dan kau rasakan betapa tersiksanya memendam rindu sendirian. Semoga nanti akan ada waktu yang tepat untuk kita saling bertatap muka dan melepaskan rasa rindu ini. Dikala kuterdiam selalu ada pertanyaan dalam benakku. Apa kau masih mencintaiku dan apa kita bisa bersama lagi seperti dulu?
Maafkan aku. Dalam setiap doa, namamu tak pernah lupa kusebut. Semoga bahagia sayang, aku masih menunggumu hingga detik ini. Menunggu hatimu kembali padaku lagi.
Abdi Salman Nawawi.
![](https://img.wattpad.com/cover/165575685-288-k509528.jpg)