Tentang siti dan bayu
Siti adaah gadis tercantik di tanah Jawa, kelembutan dari tubuh gemulainya bagai desir angin di musim semi, tak ada satu wanitapun yang menandingi kecantikannya. Dia adalah keindahan, kesegaran, keharuman bunga edelweiss yang sengaja tumbuh di bawah gunung Mahameru yang membuat semua penduduk Jawa tersenyum karena kecantikannya. Paras wajahnya bagai tebaran embun pagi yang membangunkan kembang bermekaran. Tubuhnya adalah keindahan laut samudra, siapapun yang memandangnya tak akan dapat melupakannya. Matanya yang tajam memancarkan cahaya cinta yang begitu hebat menikam hati membelut diri. Pipinya yang berona-rona menggairahkan dan bersinar bagai rembulan. Bibirnya merah bagaikan semangka dan manis bagai madu dalam sarang lebah. Bila Siti tersenyum serigalapun tak lagi mengaung karena kecantikanya, apalagi pria tak lagi berkedip melihat betapa sempurnanya ciptaan Tuhan.
Namun dibalik senyumannya siapakah yang tahu bahwa hatinya sedang terluka bercucuran darah bagai tertusuk sembilu, kakinya terikat oleh rantai tidak bisa melangkah, saat ini jangankan menemui kekasihnya di pulau Madura, untuk pergi ketempat dimana ia bertemu dengan Abdi pun tidak bisa karena banyak yang mengintai. Ketika pagi belum sempurna, Siti mengintip tetangga dari pagar luar rumahnya, ia bermaksud ingin menemui Anton teman curhatnya sekaligus penghubung cintanya dengan Abdi, kala itu Siti perlahan melangkah menemui Anton dan ketika Siti sampai di rumah Anton, ia langsung melihat Anton sedang duduk di luar rumahnya.
"Anton" Ucap Siti memanggilnya.
"Ya, ada apa Siti? tumben pagi-pagi datang kesini" Tanya Anton pada Siti.
"Anton, bisakah kau pergi ke Madura untuk menemui Abdi satu kali lagi, dan bawa dia kesini aku ingin kawin lari dengannya, aku tidak bisa hidup tanpa dia, aku sudah tidak kuat lagi menahan belenggu yg menggores hatiku" Siti meminta Anton menjemput Abdi agar bisa kawin lari dengannya, tetapi bukankah itu keputusan yang tak harus dimiliki oleh sang pecinta. Anton mengangguk kecil tapi dalam hatinya ia ingin membohongi Siti, tidak akan membawa Abdi ke Jawa melainkan hanya akan menyampaikan kabar padanya.
Apalah arti kecantikan bila tak dimiliki oleh orang yang di sayang, apalah arti kesempurnaan bila keceriaan tak bisa menutupi kesedihan. Pipinya bagai buah delima, Siti merawatnya sampai merah merona, tetapi Abdi belum siap memetiknya karena takut tidak bisa mengembannya, hanya memandang kecantikannya saja Abdi sudah cukup ia memilikinya dan bahagia seumur hidupnya, tetapi seorang kakak tega merampok delima yang Abdi miliki, walaupun Bayu tidak tahu hubungan Siti dengan Adiknya, setidaknya ia menghormati Abdi dan bertanya sebelum melamarnya. Tiga tahun yang lalu Bayu melamar Siti dan ia diterima sebagai tunangannya, hati Abdi luka mengalirkan darah tetapi saat ini lebih parah dari sebelumnya, hati Abdi akan pecah menjadi dua karena sebentar lagi Bayu akan menikahi Siti. Haruskah Abdi gantung diri untuk mengakhiri hidupnya? Ataukah Siti yang harus melompat kebawah jembatan agar hidupnya tidak menyiksa orang lain? Kedua pecinta tidaklah harus punya hati durjam dan tidak boleh memutuskan sesuatu dengan gegabah. Patah hati lalu bunuh diri, bukan kah itu tindakan yang sangat dilarang oleh agama,
Seakan tertusuk sembilu, keduanya sama-sama menanggung rasa sakit yang amat dalam, setiap malam mereka selalu bersedih, menangis dengan sendiri. Mungkin ketika maut datang menjemput, mereka bisa tenang dan berdampingan di surga. Mereka seakan tertimpa musibah yang sangat besar, penderitaan yang harus mereka lalui seakan merengut jiwanya, sepertinya mereka tidak akan kuat melewati kisah cinta mereka, walaupun cinta butuh pengorbanan. Sementara Bayu, gembira bagai mendapat sekarung emas, bahagia bagai mendapat permata ditengah lautan. Hari-hari Bayu terang menderang, waktu yang ditunggu-tunggu kini sudah mendekati tanggal. Resepsi pernikahan segera dilaksanakan, Bayu sibuk dengan persiapan mulai dari surat undangan sampai baju pernikahan telah ia pesan.
Saat hati gembira, kebahagiaan seisi dunia adalah milik mereka, tetapi rayap kecil datang merobohkan sendi-sendi pendiriannya, yang semula kokoh bagai sendi-sendi langit. Bayu tak mengira kebahagiaan tiga tahun karena telah mendapatkan cintadari Siti. Waktu yang begitu singkat, walaupun sekejap kata-kata itu ternyata bisa membolak-balikkan dirinya yang tegar. Bayu mengira dengan mendapatkan Siti yang cantik bagai bidadari surga, akan bahagia selamanya tetapi takdir tidak memilih dan tak disangka saat pagi menyalakan lampu dunia, ada orang asing membawa berita yang membuatnya menderita. Pada itu Bayu duduk tenang dirumahnya, tiba-tiba ada telepon dari nomor baru,dengan rasa terkejut oleh dering Hpnya ia segera mengangkat telefon.
"Assalamualaikum" Ucap Bayu menyapa dengan salam.
"Waalaikum salam" Jawab penelepon.
"Siapa ini?" Tanya Bayu dengan rasa penasaran.
"Aku adalah orang yang selalu menilai keburukanmu dan kebejatanmu. Saat ini aku ingin bertemu denganmu, aku tunggu didanau tempat biasanya orang yang kamu sakiti merenungkan diri" Anton mengajak Bayu ketemuan, ia bermaksud ingin meluruskan apa yang telah terjadi diantara Bayu dan Abdi. Tanpa basa-basi dengan amarah yang begitu besar Bayu berangkat kedanau dekat rumahnya karena hanya ada satu danau didaerahnya. Sampai ditempat perjanjiannya, Bayu menemukan seorang lelaki yang sedang berdiri di pojok danau itu.
"Siapa kamu, kenapa tiba-tiba menelfonku dan ingin bertemu dengan aku?" Tutur kata Bayu menyapa Anton yang sedang berdiri dipinggir danau.
"Aku adalah Anton, seorang laki-laki dari tanah Jawa dan aku sangat dekat dengan orang yang ingin kamu miliki" Jawab Anton memperjelas sejelas mungkin.
"Lantas apa maksudmu mengajak aku ketemuan disini?" Ucap Bayu dengan nada tinggi, karena Bayu mengira orang itu telah menyia-nyiakan waktu Bayu terbuang begitu saja.
"Bebaskan dia dari rantai-rantaimu, kau telah mengikat dia sejak dulu dan sampai saat ini, kau tak pernah memberikan apa-apa padanya kecuali kesedihan, kau telah membuat dia kehilangan arah dan lihatlah dia sekarang menderita karena ulah tangan-tanganmu. Kau telah menghukum dia dan kau pula hakimnya, kau telah mencambuk dia dengan sabuk celanamu. Saudara macam apa kau ini." Kata-kata Anton membuat perasaan Bayu semakin tinggi, Bayu tersinggung tapi tak mengerti apa maksudnya, saudara macam apa?. Sadarkah Bayu kalau dirinya telah melukai hati adiknya sendiri? Apakah Bayu tidak pernah melihat Abdi bersedih? Memanglah seperti itu, saat Abdi didekat Bayu ia selalu memperlihatkan senyum cerianya.
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Semakin tidak jelas saja. Siapa kau sebenarnya jika kau berbohong dan mencoba mengancamku, akan aku hunus lehermu dengan pedangku, perbaikilah sikapmu pada orang yang belum kau kenal" Kata-kata Bayu seakan menggemparkan danau Galis, Anton seakan diterkamnya oleh Bayu, tetapi Anton tidaklah melayani orang yang taksadarkan diri karena ia menganggap Bayu sebagai orang gila yang tidak berperasaan.
"Hidup adalah pilihan, tetapi pilihanmu telah membuat orang lain susah, sakit menderita sepanjang hayat, kau telah merebut harapannya, kau telah merampok kekuasaannya, kau telah merusak kebahagiannya. Mungkinkah kau akan menarik pedangmu lalu dihunuskan pada leherku? Aku rela kau melakukannya padaku asalkan lepaskanlah rantai-rantaimu yang kau hukumkan padanya. Tiada jalan yang lurus baginya kecuali kemurahan hatimu, jika kau memang saudaranya, cabutlah penderitaan itu.! Camkan kata-kataku.!" Anton berteriak keras, kata-katanya kasar menindih Bayu karena telah menyakiti adiknya sendiri. Sepertinya Anton tidak tega melihat Abdi disakit, menderita karena ulah kakaknya sendiri. Setelah kata-kata itu Anton lontarkan pada Bayu ia pun pergi meninggalkan Bayu sendirian.
Di semak-semak berduri, Bayu berjalan dengan rasa sakit dan tak henti-henti memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Anton. Mungkinkah Bayu tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakan Anto, Ataukah ia hanya tidak ingin tahu permasalahannya apa? Hati pencinta akan sulit memahami kata-kata bila sedang dilanda asmara karena perasaannya tertuju pada satu orang.
Ketika bahtera malam membutakan mata penghuni dunia, rembulan datang menyinari dengan kemilau cahayanya yang tidak bisa ditandingi kesempurnaannya. Di atas kasur yang empuk Bayu terus melamun sendirian, ia terus mencari tahu makna yangterkadang dalam kata-kata Anto. Seketika ia berpikir matang bahwa ia tidak punya saudara kecuali Abdi. Apakah Abdi yang ia sakiti? Ya, Abdi lah yang telah dibuat menderita olehnya, ia pun bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mengajak Abdi ketempat yang sepi dihalaman rumahnya.
"Adikku Abdi, ada yang harus aku katakan padamu. Tadi siang aku bertemu dengan seorang pemuda, ia bernama Anton. Didanau sana tempat biasa kamu bermain,entah kenapa ia memarahiku dan bahkan ia memukulku dengan kata-kata yang sangat keras, inti kata-kata itu dia mengatakan bahwa aku telah menyakiti hatimu, jelas aku tidak paham pada ucapannya Anton karena didalamnya mengandung makna yang begitu dalam, dan aku rasa kaulah yang lebih tahu semua ini, coba ceritakan padaku apa yang telah terjadi dan apa yang telah aku perbuat padamu?" Ucap Bayu memulai pembicaraan terlebih dulu karena ia ingin tahu apa maksud Anton bicara seperti itu padanya. Tetapi saat itu Abdi tidak bicara sedikit pun karena takut menyinggung perasaan kakaknya, ia hanya merundukkan kepalanya seperti orang bersalah.
"Jawab adikku, jangan kau diam saja, kau adalah adikku satu-satunya, jika kau bersedih aku pun ikut bersedih" Ucap Bayu merayunya agar Abdi menjawabnya, namun Abdi terus terdiam hingga Bayu harus bertindak memaksanya.
"Aku akan menjawabnya bila itu yang bisa membuat kakak lega, tetapi setelah aku jawab pertanyaan kakak izinkan aku pergi dari sini, aku tidak ingin dipandang sebelah mata oleh kakak, aku hanya mau berpesan sama kakak, jika aku ditanyakan oleh ibu, katakan aku pergi jauh. Bagiku kakak adalah mutiara yang menyiksa tiram, sedang tiram itu adalah aku. kakak adalah orang yang mencemaskan kesendirianku tetapi kakak pula yang mencekikku hingga aku tidak bisa bernafas. Bagiku kakak adalah pencuri yang menikmati apa yang belum dibayar. Lalu siapa yang bersalah diantara kita? Hidupku terpuruk dalam keputus asaan tapi kakak malah tak menghiraukan. Aku tahu bahwa dunia adalah panggung sandiwara tetapi aku tidak pernah bersandiwara padamu kak. kakak seharusnya kau tahu bahwa akulah yang mencintai Siti bukan kakak, tetapi kenapa kakak yang melamarnya?" Kata-kata Abdi bagai segelintir panah yang membakar tubuh Bayu, seandainya lehernya akan dihunus dengan pedang pasti tidak akan mengeluarkan darah. Bibir Abdi gemetar saat mentuturkan Kata-kata itu pada kakaknya tapi apa boleh buat, Bayu memaksanya untuk menjawab.Saat itu pula Abdi pergi tanpa membawa apapun dari rumahnya, ia lari sekuat mungkin meninggalkan kakaknya dan semua keluarganya.
Hari-hari berlalu waktu berputar secepat mungkin, hari pernikahan Bayu dan Siti sudah tinggal dua hari lagi namun kecemasan Bayu karena telah kehilangan adiknya membuatnya tak menghiraukan acara pernikahannya, setiap hari Bayu selalu mencari Abdi, dari kabupaten Sumenep sampai Bangkalan tidak ditemukan. Bayu bagai kehilangan permata yang semula diabaikan karena tanpa cahaya, namun setelah ia tahu semuanya, ia sadar bahwa yang memadamkan cahaya dalam permata itu adalah dirinya sendiri dan saat ini Bayu akan menebus kesalahannya, akan membuatnya bahagia. Bayu berjanji jikalau Abdi ditemukan ia akan memberikan apa yang ia minta termasuk Siti akan dikembalikan kepangkuannya jika memang itu maunya, tetapi bukankah pernikahan tinggal menghitung hari dan bahkan jam yang tersisa hanya 48 jam, surat undangannya sudah menyebar diseluruh kawasan Madura, semua orang sudah tahu bahwa pernikahan Bayu akan digelar dengan Siti.Apakah Bayu akan merelakan Siti pada Abdi? Sedang ia juga mencintainya, haruskah Bayu akan diganti Abdi saat dimimbar pelaminan dua hari yang akan datang ini? Sekuat apakah hati Bayu hingga akan merelakan calon istrinya berdampingan dengan adiknya, bukankah pernikahan itu dipersiapkan untuk Bayu?.
Saat malam datang dunia tanpa cahaya, hantu-hantu malam keluar mengintip orang-orang yang kurang sadar, lalu berbisik ditelinganya untuk berbuat keji. Saat itu Bayu gelisah ingin mencariAbdi, tetapi hantu-hantu yang bangsat berbisik ditelinga Bayu, menyuruhnya tidak mencari adiknya, biarAbdi menderita diluar sana. Tapi Bayu sangat menyayangi Abdi dan tidak ingin kehilangan sosok adik satu-satunya. Ditengah berkecamuknya hati dan pikiran Bayu, ia mengambil motornya dan bergegas mencari Abdi, ia bejanji malam itu akan menemukan Abdi, ia akan mencarinya walaupun ia lelah.
Hidup segan mati tak mau.! Takdir memang tidak bisa kita tebak, setelah hal yang berlalu hingga sekarang atau nanti,kita tidak bisa mengetahui akan terjadi apa. Tuhan Maha Berkuasa memanggil kita kapanpun dan dimanapun kita berada. Siapa yang mengira pada saat itu kejadiannaas akan menimpa Bayu, tepat diperjalanan menuju kota Pamekasan Bayu mengalami tabrakan yang begitu parah dan merengut jiwanya. Mobil truck yang melaju kencang menuju kota Sampang telah menewaskan nyawanya.
Resah hati bagai tertampar oleh petir kepedihan, setelah kabar itu sampai pada keluarga Bayu, sampai pula pada Abdi yang sudah beberapa hari tidak pulang kerumahnya, entah dari siapa Abdi tahu tetang kabar kecelakaan maut itu. Akhirnya ia pulang dengan membawa tangis dan hati yang pedih.
"Ini salahku, ibu..! Seandainya aku tidak pergi dari rumah kak Bayu tidak akan meninggal" Di depan ayah dan ibunya Abdi bersimbah diri melepaskan rasa bersalahnya, ia berlutut menangis menyesali perbuatan bodohnya.
"Ini bukan salahmu nak. Ini memang kehendak Allah, kamu jangan seperti itu, Allah sangat tidak suka pada hambanya yang putus asa. Relakanlah kakakmu agar tenang di alam sana" Sang ayah memang selalu tabah dengan apapun yang menimpanya, mengembalikan takdir pada Tuhan, bukankah hal itu lebih baik dari pada menangis mati-matian. Lalu bagaimana dengan pernikahan Bayu dan Siti yang hampir sampai pada penghujung hari. Dua hari lagi acara pernikahan akan digelar tetapi Bayu sudah meninggalkan dunia untuk selamanya. Akankah pernikahan itu gagal dan menarik semua undangan yang telah disebarkan?.
Kini bendera kuning dikibarkan bertanda kematian benar-benar terjadi pada keluarga Salman Nawawi. Hari itu pula keluarga Siti datang dengan sikap ketidak percayaan, tetapi keluarga Salman Nawawi yang senantiasa menerima kenyataan, mempernyatakan pernikahan itu harus digagalkan karena Bayu telah meninggalkan dunia.
"Kakanda Salman Nawawi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah kita harus menggagalkan acara, sementara aku telah mengundang banyak orang, terlebih tokoh-tokoh Jawa telah aku undang" Wisno Sugianto meminta jalan keluar pada Salman Nawawi karena ia tidak ingin mengecewakan tokoh-tokoh Jawa yang telah diundang.
"Maafkan aku, aku hanya manusia yang sangat jauh dari kekuasaanya, aku tidak bisa menarik ember yang telah jatuh kedalam sumur. Aku tidak bisa mengambil permata yang telah tenggelam kelautan. Apa yang harus aku lakukan jika tuhan telah menginginkan. Kita sebagai hambanya yang taat pada kekuasaannya harus bisa menerima dengan seikhlas mungkin walaupun itu berat bagiku dan bagimu" Begitulah tutur kata Salman Nawawi yang terasa dingin diucapkan pada keluarga Siti karena telah kehilangan tongkat penunjangnya.
"Maafkan aku adikku, kita harus menerima kenyataan. Buat undangan lagi dan berikan pada semua orang yang telah kamu berikan tetapi surat undangan itu menyatakan pernikahan Siti gagal karena Bayu telah meninggal" Suara Salman lirih saat memberikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah pernikahan Siti dan Bayu. Sementara itu Wisno merasa tidak enak pada semua undangan dan bagaimana nanti jika ia tidak dipercaya lagi sebagai tokoh di tanah Jawa.
"Kakanda, bolehkah aku meminta satu kali permohonan lagi. Aku adalah saudara bungsumu, jika aku tidak bersandar padamu lalu pada siapa lagi aku mencari kemurahan hati, jika aku tidak berteduh padamu, lalu pada siapa lagi aku meminta pertolongan. Bayu memang mati dan tidak akan hidup kembali lagi tetapi bukankah kau mempunyai putra dua, bukankah Abdi tidak jauh beda umurnya dengan Bayu? Bukankah Abdi cukup dewasa dan kurasa ia bisa menerima Siti sebagai istrinya jika kanda memintanya pada Abdi?"
"Apakah ini surga? Ataukah aku hanya bermimpi disiang bolong. Oh tuhan kekuasaanmu melebihi gunung, laut, bumi, langit, alam dan seisinya. Aku bersaksi padamu tiada tuhan yang berhak di sembah selain engkau. Engkau telah melimpahkan rahmat pada semua penghuni alam semesta, kemurahanhatiMu jauh melebihi kemurahan hati manusia. Engkau telah mengutus khalifah kedunia untuk mengajari manusia Ilmu agama yang benar dan aku mempercayai semua itu. Tidaklah aku bisa berjalan dengan lurus tanpa utusanmu. Terimakasih tuhanku, Engkau telah melimpahkan segala yang aku minta, dan mengabulkan doa-doaku" Kata-kata Abdi dalam hatinya mengandung kalimat tauhid, dan bukankah dipernikahan nanti kita sebagai laki-laki harus mengikrarkan kalimat tauhid sebelum ijabqobul?.
"Iya aku setuju pak" Jawab Abdi tanpa ditanya oleh ayahnya.
Dan akhirnya mereka bersatu diatas pelaminan yang indah bagai taman surga. Semuga cinta mereka kekal abadi sampai akhir hayat nanti. Selamanya kan selalu bersama.
Cinta adalah keindahan dunia, yang bilaman dijalani dengan semestinya, tetapi bila dijalani dengan tidak semestinya maka cinta adalah racun dunia. Cinta mengajari kita tentang kedewasaan yang harus kita ketahui seperti apa diri kita sebenarnya. Cinta mengajari kita dalam kesabaran. Laksana angin menerpa, cinta tidak mudah dipelajari juga tidak sulit kita ketahui, namun tidak bisa kita lihat hanya bisa kita rasakan. Begitulah cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/165575685-288-k509528.jpg)