"Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan."
– Ali bin Abi Thalib -
..Tanggal 23-26 Juli 2018. Lima putra dan lima putri ‘Man Bangkalan’ mengikuti acara FWKKP (Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka) atas undangan yang di terima dari sekolah, dan saya termasuk salah satu dari sepuluh orang tersebut yang menjadi pesertanya.
FWKKP tersebut bersistem menjadi sebelas zona se-Jawa timur. Madura mendapat bagiannya di kabupaten sampang yang berada di zona ke tujuh.
Madura memiliki empat kabupaten ; Bangkalan,Sampang,Pamekasan, dan Sumennep.
Dalam setiap kabupaten mengirimkan delegasi 250 peserta, yang jika di total menjadi 1000 peserta per-zona.
FWKKP berkegiatan mengecat rumah-rumah warga agar lebih indah dan berwarna. Selain itu, ada juga pentas seni di malam hari dan juga kegiatan penentuan pemenang FWKKP, yaitu festival kecerdasan dengan sistem seperti ringking 1. Dengan menjawab pertanyaan, kemudian mengangkat papan jawaban yang di yakini benar.
Putra dan putri di lombakan secara terpisah, dan setiap kabupaten di ambil pemenang satu orang putra dan satu orang putri.
Atas permintaan dari kakak DKC (Dewan Kerja Cabang), saya di perintahkan untuk ikut serta dalam festival kecerasan tersebut. Namun, dengan kelemahan saya di bidang ‘Materi’ saya tak berniat sedikitpun sebelumnya untuk ikut serta. Karena menurut saya, mempunyai pengalaman ikut FWKKP dan menambah teman saja itu sudah lebih dari cukup.
Ya, kembali lagi pada kalimat awal ‘Atas permintaan kakak DKC’ Mau tak mau, saya memberanikan diri ikut serta di dalamnya. Akhirnya soal demi soal terjawab dengan mudah. Namun, saat berada d pertengahan, saya mulai bingung dan menjawabnya dengan setengah hati, alias tidak yakin.
Teman-teman pun satu persatu mulai berguguran, hingga menyisakan delapan peserta. Saat mengangkat papan jawaban ternyata jawaban saya sendiri berbeda dari yang lain. Sangat tak di sangka, jawaban saya benar dan masuk ke babak selanjutnya yaitu di babak empat besar yang bersistem tanya jawab: Adu cepat, tebak gambar, dan tebak lagu daerah. Dengan bermodal ‘Astaghfirullah’ yang saya ucapkan, untuk menepis kegemetaran di babak ini yang sangat minim sekali dalam menguasai materi-materi tersebut.
Masing-masing peserta di beri empat soal ganda. Saya mendapatkan 2 pertanyaan biologi, 1 Pkn, dan 1 tentang kepramukaan.
Kakak senior saya berpesan :
“Kamu tau tidak tau harus mencet bel”.
Ya, karena tidak ada pengurangan nilai bagi jawaban saya. Score akhir menyatakan kabupaten Sampang mendapat 200, Sumennep 650, pamekasan 350, dan Bangkalan 400. Score tertinggi di raih oleh kabupaten Sumennep, dan saya berada di urutan nomer dua.
Sistem FWKKP mengambil 2 besar putra dan 2 besar putri. Untuk di kirimkan ke perlombaan selanjutnya di Jawa Timur.
Juara satu putra dari Sumennep dan juara dua putra dari Bangkalan. Juara satu putri dari Sumennep dan juara 2 putri dari Bangkalan.
Hasil akhir di menangkan oleh Sumennep dan Bangkalan.
Alhamdulillah..
..
....
...
...
..
.
.
.
Terima kasih sudah berkunjung..
Don't forget for Like and coment guys :)
..
..
..
Sekilas foto foto saya di Sampang Saat FWKKP (Festival Wira Karya Kampung Kelir Pramuka)
..
Ini saat mengecat rumah-rumah warga =>
..
.
.
Saat pengumuman Pemenang FWKKP yang lolos ke babak selanjutnya =>
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka Wira karya
Short StorySebuah moment terindah bagi "Arini Roihatal jannah" yang tak terlupakan. bermula dari Fwkkp (Festival wira karya kampung kelir) hingga meneruskan perjuangan-perjuangan yang menurutnya tak terduga sampai pada puncak kemenangan. Bermula dari Coba-coba...