Syarat Taubat Nasuha

4.9K 259 1
                                    

SYARAT TAUBAT NASHUHA

Agar taubat nashuha bisa diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada beberapa syarat yang harus dipenuhinya :

1. Islam.
Taubat yang diterima hanyalah dari seorang muslim. Adapun orang kafir, maka taubatnya ialah dengan masuk memeluk Islam. Allah berfirman.

ﻭَﻟَﻴْﺴَﺖِ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﻀَﺮَ ﺃَﺣَﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺗُﺒْﺖُ ﺍﻟْﺂﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻤُﻮﺗُﻮﻥَ ﻭَﻫُﻢْ ﻛُﻔَّﺎﺭٌ ۚ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﺃَﻋْﺘَﺪْﻧَﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang “. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. [An Nisaa’ : 18].

2. Ikhlash.
Taubat yang diterima secara syari’at, hanyalah yang didasari dengan keikhlasan. Taubat karena riya' atau tujuan duniawi, tidak dikatakan sebagai taubat syar’i. Allah berfirman.

ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺤُﻮﺍ ﻭَﺍﻋْﺘَﺼَﻤُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃَﺧْﻠَﺼُﻮﺍ ﺩِﻳﻨَﻬُﻢْ ﻟِﻠَّﻪِ ﻓَﺄُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ۖ ﻭَﺳَﻮْﻑَ ﻳُﺆْﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﺟْﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. [An Nisaa’ : 146].

3. Mengakui dosanya.
Taubat tidak sah, kecuali setelah mengetahui perbuatan dosa tersebut dan mengakui kesalahannya, serta berharap selamat dari akibat buruk perbuatan tersebut.

4. Penuh penyesalan.
Taubat hanya bisa diterima dengan menunjukkan penyesalannya yang mendalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﺍﻟﻨَّﺪَﻡُ ﺗَﻮْﺑَﺔٌ ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍﺑْﻦُ ﻣَﺎﺟَﻪ

Penyesalan adalah taubat.[9]

5. Meninggalkan kemaksiatan dan mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya.
Orang yang bertaubat wajib meninggalkan kemaksiatannya dan mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya, jika berupa harta atau yang sejenisnya. Kalau berupa tuduhan fitnah atau yang sejenisnya, maka dengan cara meminta maaf. Apabila berupa ghibah (menggunjing), maka dengan cara memohon dihalalkan (ditoleransi) selama permohonan tersebut tidak menimbulkan pengaruh buruk yang lain. Bila ternyata berimplikasi buruk, maka cukuplah dengan mendoakannya untuk meraih kebaikan.

6. Masa bertaubat sebelum nafas berada di kerongkongan (sakaratul maut) dan sebelum matahari terbit di arah barat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﻘْﺒَﻞُ ﺗَﻮْﺑَﺔَ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﻐَﺮْﻏِﺮْ . ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍﻟﺘِﺮْﻣِﺬِﻱ

Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan [10].

ﺍﻟْﻬِﺠْﺮَﺓُ ﻻَ ﺗَﻨْﻘَﻄِﻊُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻨْﻘَﻄِﻊَ ﺍﻟْﺘَﻮْﺑَﺔُ ﻭَﻻَ ﺗَﻨْﻘَﻄِﻊُ ﺍﻟْﺘَﻮْﺑَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻠُﻊَ ﺍﻟﺸَﻤْﺲُ ﻣِﻦْ ﻣَﻐْﺮِﺑِﻬَﺎ . ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺃﺑﻮ ﺩَﺍﻭُﺩ ﻭَﺃَﺣْﻤَﺪُ

Hijrah tidak terputus sampai terhentinya (masa untuk) taubat, dan taubat tidak terputus sampai matahari terbit dari sebelah barat [11].

7. Istiqamah setelah bertaubat.
Allah berfirman.

ﻓَﺎﺳْﺘَﻘِﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﺃُﻣِﺮْﺕَ ﻭَﻣَﻦ ﺗَﺎﺏَ ﻣَﻌَﻚَ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻄْﻐَﻮْﺍ ۚ ﺇِﻧَّﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺑَﺼِﻴﺮٌ

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [Huud : 112].

8. Mengadakan perbaikan setelah taubat.
Allah berfirman.

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَﻙَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺂﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﻓَﻘُﻞْ ﺳَﻠَﺎﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ۖ ﻛَﺘَﺐَ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔَ ۖ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﺳُﻮﺀًﺍ ﺑِﺠَﻬَﺎﻟَﺔٍ ﺛُﻢَّ ﺗَﺎﺏَ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِﻩِ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﻧَّﻪُ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَّﺣِﻴﻢٌ

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah “Salaamun-alaikum. Rabb-mu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al An’am : 54].

✴✴✴

Sumber : https://almanhaj.or.id/2975-taubat-nashuha.html

Bank IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang