Aku takut kegelapan. Bukan takut karena phobia, aku takut dengan kehadiran seseorang yang membuatku menggigil setengah mati. Dia tampan, menarik, manis tetapi di lain sisi dia gila, psikopat, dan sangat 'menakjubkan'. Aku tidak tahu setiap kali gelap aku benar-benar ketakutan. Bergelung di balik selimut seperti seekor siput dan berharap dia tidak akan kembali kesini. Kembali dengan segenggam sembilu sakit yang tak kasat mata.
"Aku kembali, chagi!" Dia kembali. Psikopat gila itu kembali. Setelah beberapa bulan aku berhasil mengirimnya ke Amerika. Aku tidak dapat menggerakkan kakiku. Bibirku gemetar dengan rasa takut. Dia menakutkan dan rasanya lebih baik aku mati sekarang daripada dia datang ke kamarku. Menyentuhku... Membawa jiwaku terbang ke langit ketujuh.. lalu menghempaskannya ke jurang paling dalam.
"Kau mau bermain denganku ya?" Aku dapat merasakan seringaian nakal timbul di bibirnya. Suara senjata tajam yang menggaruk pintu kamarku terdengar sangat buruk dan membuatku ketakutan setengah mati. Suara jantungku dan air ludahku yang entah berapa kali tertelan terdengar sangat jelas. Di malam bulan purnama yang indah harusnya aku bisa tertidur nyenyak tetapi kedatangan manusia tak berhati ini membuatku hilang akal.
"Kau mau aku merusak pintumu ini lagi, sayang?" Keringat dingin meluncur dengan pelan di pelipisku. Hawa dingin yang menusuk tulang entah darimana datang. Kakiku turun perlahan dari tempat tidur dan berjalan pelan ke arah pintu. Suara langkah kakiku sangat lemah seperti jiwaku yang entah kemana menghilang.
"1.....2...-" gumamnya lirih.
Aku membuka pintu sebelum ia mengucapkan angka 3. Seringaian yang tersembunyi samar membuatku merinding sesaat. Apa yang dia inginkan? Dia mendekatiku, mengelus wajahku perlahan dan meniupkan sejumlah udara di perpotongan leherku.
'Aku merindukanmu, Jihoonku.' ucapnya lirih.
Bulu kudukku melemah dan aku kembali jatuh dalam pesonanya.
.
.
.
."Kau pasti senang pacar nerdmu kembali.." Jihoon hanya mendengus lemah. Tubuhnya sakit setelah bermain hampir 24 jam karena dia tidak membiarkannya berhenti atau mengambil nafas sejenak.
"Aku lebih suka dia tidak kembali." ucap Jihoon lemah. Temannya, Jeon Wonwoo, hanya tertawa pelan. Dalam pikirnya siapa yang tahan berpacaran dengan seorang nerd. Tetapi pikiran Jihoon berkata lain. Siapa yang tahan dengan pacar maniak sex dan senjata tajam. Temannya tidak ada yang tahu kepribadian dia seperti itu karena dia bersembunyi di balik tampang bodoh dan nerdnya.
"Hei, pacarmu kesini. Aku pergi dulu. Bersenang-senanglah." Jihoon mengumpat dalam hati sambil mengumbar senyum pahit pada temannya. Pacarnya datang dan itu menandakan malapetaka akan datang padanya.
Kwon Soonyoung. Pacar Jihoon yang nerd dan bodoh. Ia selalu memakai kacamata dan membawa buku tebal kemana-mana. Dengan rambut hitam berponi dan senyum bodohnya semuanya tidak ada yang tertarik padanya. Yah, itulah yang dilihat orang selama ini. Tetapi Jihoon dapat melihat yang lain.
Berawal dari sebuah permainan cinta temannya, Jihoon menerima tantangan untuk berpacaran dengan Soonyoung selama 6 bulan. Siapa yang sangka hubungan mereka bertahan hampir 2 tahun dan mereka terlihat romantis saat bersama. Soonyoung yang kelihatan bodoh juga mau-mau saja berpacaran dengan Jihoon. Jihoon tidak tahu dia masuk ke dalam sebuah jebakan yang tidak ada jalan keluarnya.
"Hai, chagi." Lirikan tajam Soonyoung tertuju pada Jihoon. Bibirnya tersenyum canggung tetapi matanya menatap tajam ke arah Jihoon. Jihoon hanya diam gugup dan tak tahu harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍃Sickness ✅
Fanfiction【 Completed 】 「 SoonHoon 」 Jangan bermain api jika kau tidak ingin terbakar SoonHoon Gs