⚠END17+

329 39 1
                                    

Dentingan jam klasik berbunyi bagai lagu di malam hari. Air hujan tak kunjung berhenti, sama seperti air mata gadis sekolahan biasa yang terbaring di bawah tumpuan lelaki keji tak punya hati.

"Akh..cukup! Soonyoungh.. tolong hentikan ugh.." hentakan demi hentakan Soonyoung berikan demi mencapai puncak yang ia inginkan. Tak peduli berapa banyak air mata yang gadis itu keluarkan, tak peduli rintihan demi rintihan yang dia suarakan, Soonyoung akan tetap memaksa tanpa belas kasihan.

"Sialan! Aku sampai ah!" akhirnya, gadis itu bernafas lega setelah Soonyoung tumbang di atasnya. Bagian bawahnya sakit, sama seperti hatinya yang sakit. Ia merasa hangat seperti ada cairan memasuki dirinya.

"Soonyoung, kau mengambil keperawananku d-dan kau menyemburnya di dalam?" Woozi, gadis polos itu menatap mata Soonyoung penuh harap serta kekecewaan.

"Aku akan bertanggung jawab," Soonyoung mendekatkan kepalanya ke ceruk leher Woozi dan menghembuskan nafasnya.

"Ungh h-hentikan. Aku lelah," dengan perlahan Woozi mendorong tubuh Soonyoung menjauh dari atasnya. Dan mereka pun tertidur tanpa melepas penyatuan mereka.

.
.
.
.
.

Woozi benci sekolah. Ia benci dimana teman-temannya yang selalu menanyai dirinya tentang hubungannya dengan Soonyoung, si anak culun dan baik.

"Hei, kita sudah mau lulus dan kurasa perjanjian kita sudah selesai. Kok kau betah bersama dirinya sampai sekarang?" salah seorang teman satu grup nya yang menjadi salah satu dalang di balik kejadian ini, menanyakan kembali hal yang membuat Woozi jengkel.

"Kami nyaman satu sama lain. Sudahlah, urusi urusan kalian masing-masing dan jangan urusi aku lagi," Woozi meninggalkan bangkunya dan berjalan keluar kelas, mencari Soonyoung di gudang belakang karena pesan singkat yang diberikan tadi pagi.

"Soon?" Woozi memberanikan diri masuk ke dalam gudang dan menutup pintunya saat menangkap siluet Soonyoung yang tertidur di atas meja dekat jendela. Tak lupa ia mengunci dari dalam agar tak ada satu pun yang masuk ke dalam sana.

"Oh tidur," gumamnya. Ia duduk di kursi sebelah Soonyoung dan memperhatikan kekasih tak sengajanya tanpa suara.

"Sebenarnya kau tampan, kau baik, kau perhatian. Tapi kenapa? Kenapa selalu menyiksa orang dengan pemaksaan? Aku bukan budak seksmu Kwon Soonyoung," bisik Woozi. Ia menangis dalam diam. Otaknya dipaksa merekam kembali kejadian beberapa malam lalu, dimana ia melepas hal yang paling berharganya. Selama ini Soonyoung hanya berani menyentuh dan merasakan tanpa memasuki.

"Aku tidak menganggapmu budak seks," mata Soonyoung terbuka menatap langit-langit gudang. Woozi segera menghapus air matanya, ia berdehem untuk menetralkan suaranya.

"Kau tau apa yang terjadi pada Lee Jihoon sehingga ia meninggal?" tanya Soonyoung tanpa menoleh. Matanya masih setia melihat plafon gudang sementara Woozi menatap Soonyoung takut-takut.

"Aku membunuhnya," Soonyoung menggerakkan kepalanya untuk melihat Woozi dengan jelas. Sontak Woozi berdiri dengan wajah ketakukan.

"K-kenapa?"

"Cinta mungkin? Aku terlalu posesif untuk dijadikan pasangan. Dan aku terlalu sulit untuk melupakan orang yang aku cintai. Jika sekarang aku bilang kalau aku mencintaimu, apa kau akan menjauh?" Soonyoung bangun dari tidurnya dan duduk di atas meja.

"Tunggu, apa kau akan membunuhku juga?" Woozi semakin ketakukan saat Soonyoung mengeluarkan pisau dari balik saku jaketnya.

"Tadinya iya atau mungkin tidak? Ku pikir mati di gudang tidak masalah," Soonyoung berjalan mendekat dengan tangan memainkan pisau dengan lihai. Woozi berjalan mundur, berusaha mencapai pintu dalam sekali gerakan.

"TOLONG AKㅡ"

Jleb

"Ugh!"






























































Tubuh Soonyoung ambruk ke lantai bersamaan dengan Woozi yang berlari ke arahnya setelah melihat apa yang pacarnya itu perbuat.

"Apa yang kau lakukan bodoh!" Woozi berusaha menahan darah yang keluar dari tubuh Soonyoung.

"B-bunuh diri? Haha," tawa hambar Soonyoung semakin membuat Woozi menangis.

"Aku terlalu jahat untuk dijadikan pasangan. Aku tak pantas mendapatkanmu, Woozi-ah," tangan Soonyoung terangkat memegang pipi Woozi yang memerah karena tangis.

"Uhuk- aku baru sadar, mentalku terganggu. Aku hanya akan semakin menyakiti orang-orang di sekitarku," Woozi menggeleng dengan kuat. Meremas tangan Soonyoung yang berada di pipinya.

"Tidak! Kau perhatian Soonyoung! Kau hanya perlu sembuh dan aku akan membantumu! Tolong bertahanlah sebentar," Woozi membuka layar handphone nya susah payah karena tangannya penuh darah.

Woozi nampak sibuk dengan teleponnya tanpa menyadari Soonyoung yang tersenyum di balik lautan darah yang ia buat. Nafasnya memberat seiring matanya yang perlahan menutup.

"Kau harus bahagia Wooziku,"











































































Sudah sepuluh hari mata Woozi membengkak akibat tangis. Satu persatu temannya memberikan support yang sama sekali belum membantu. Kepalanya sakit tentu saja hatinya juga.

Ia berjalan lunglai memasuki kamar pribadi miliknya dan kembali melihat pemandangan yang sama.

Hanya ada suara mesin detak jantung yang berbunyi menandakan adanya kehidupan walau tidak sadar.

"Soonyoung, apa kau masih bernafas? Kenapa tidak ada suara hembusan nafas?" Woozi berjalan mendekat ke kasurnya untuk menemui kekasihnya yang terbaring kaku selama 10 hari.

"Kau tidak rindu padaku huh? Jahat sekali," tangan Woozi terangkat mengelus surai lepek Soonyoung dengan sayang.

"Cepatlah bangun, aku rindu," Woozi membaringkan dirinya di sebelah Soonyoung. Memeluk kekasihnya erat seakan hari itu adalah hari terakhir mereka bersama.

Pening kembali Woozi rasakan. Tangannya yang memeluk Soonyoung dengan erat perlahan mengendur seiring tetesan air mata keluar dari mata kecil Woozi.

"Aku mencintaimu,"

Dan Woozi menghembuskan nafasnya yang terakhir bersamaan dengan mesin detak jantung yang ikut berbunyi nyaring.












































Lee Woozi gadis malang terkena serangan jantung akibat kelelahan. Mungkin efek stress dan juga bawaan dari bayinya yang berusia 1 minggu.






















































Hehehe...tiba2 pengen aja post. Aku ngga bisa bikin angst....gapapa lah ya :')

Cupidsoon

🍃Sickness ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang