"Eriiiiiikkkk...."
Hana bangun dengan napas yang terengah-engah. Mimpi buruk itu terus datang menghantuinya setiap malam. Hana semakin khawatir Dan berpikir Erik akan meninggalkannya seperti mimpi yang ia alami. Tapi Hana segera menepis jauh-jauh pikiran itu. Ia melihat jam yang berada diatas nakas, sudah jam 06.30 ia terkejut dan segera berlari ke kamar mandi. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa mimpi buruk itu mengacaukan paginya.Selesai mandi dan bersiap-siap, Hana bergegas berangkat sekolah. Waktu sudah menunjukan pukul 06.50.
"Anjir 10 menit lagi," rutuknya.
Hana bergegas turun kamarnya dan pamit kepada ibunya.
"Ma, Hana berangkat ya. Assalamualaikum"
"Sarapan dulu sayang" panggil ibunya.
"Hana udah telat ma, bye."
"Ck, waalaikumsalam" decak ibunya.
***
Hana berlari sepanjang jalan. Ya jarak rumah kesekolah memang terbilang dekat. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tapi hari ini Hana harus berlari karena kesialannya.
Ya, Hana memang benar-benar sial. Ia melihat gerbang sekolahnya sudah tertutup rapat."Mang Didin, maaaaaang. Bukain in pagarnyaaaa" teriak Hana.
"Astagfirullah, Neng Hana telat? Kenapa?"
"Ck, mang bukaiiinnn. Hana ulangan ini maaaaaang,"
"A-ah iya iya iya."
Mang Didin kemudian membuka gerbangnya.
"Terimakasih mang Didin." Teriak Hana sambil berlalu.
Hana berlari. Ia melihat koridor kelas mulai sepi meski ada sih beberapa murid yang berkeliaran di luar. Untung hari ini tidak ada guru yg berjaga diluar.
Sampai dibelokan menuju kelasnya Hana mengumpat karena jatuh menyenggol tubuh seseorang.
"Anjir, beneran sial ni gue. Arghhh sakit."
"Ck, pagi-pagi udah lemah aja lo ah" ejek seseorang yang Hana senggol tadi.
"Apasih lo!!! bi-" ucapan Hana berhenti begitu aja ketika ia mendongak melihat sosok pemuda jangkung, Manis dengan kulit 'agak putih'.
"Da-" Ucap Hana terputus dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Hana bergegas berdiri dan pergi dari hadapan pemuda itu. Namun langkahnya tertahan ketika tangan pemuda itu menyentuh tangannya.
"Han, gue kangen lo. Maafin gue karena pergi di-"
"Stop. Jangan ngomong apapun. Gue gak mau inget apapun. Jangan berlagak sok kenal gue disekolah ini."
Hana menepis kasar tangan pemuda itu kemudian pergi begitu saja meninggalkannya dengan mata yang sudah berair.
Erik yang melihat kejadian itu bergegas mengejar Hana.
"Hana!" Panggil Erik
"Eriiikk!!" Teriak Hana dengan mata yang sudah mengeluarkan banyak air.
"Han? Kok kamu nangis? Kenapa? Siapa dia?"
Hana diam. Ia tidak ingin bercerita karena itu akan membuka luka lamanya. Tentu saja itu membuat Erik kebingungan karena selama hampir satu tahun bersama Hana ia tidak pernah mendengar gadis itu menceritakan siapapun terlebih masalalunya.
"Hana, kamu nggak pernah cerita apapun soal dia."
"Karena aku gak mau.. hiks" jawab Hana sembari terisak
"Kamu nyembunyiin sesuatu dari aku, Han?" Tanya Erik hati-hati.
"Nggak. Aku sama sekali nggak nyembunyiin sesuatu dari kamu. Hanya saja, aku belom siap cerita sama kamu. Tolong jangan bertanya apapun. Maaf, rik. Hikss.. hikss.." jelas Hana masih terisak
Erik merengkuh pundak Hana. Ia bukan lelaki yang selalu menuntut Hana untuk menceritakan apapun. Ia bersedia mendengarkan apabila Hana sendiri yang bercerita. Seperti kali ini, ia hanya bisa menghela nafas melihat kekasihnya ini menangis yang ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Ia hanya bisa menenangkan Hana, karena ia tahu Hana akan luluh ketika Erik memperlakukannya dengan hangat.
"Hey, udah dong. Jangan nangis lagi, jelek banget" kata Erik sambil memutar tubuh Hana dan menghapus air mata di pipi gadisnya.
"Apasih ah, malu. Banyak yang ngeliatin" jawab Hana dengan pipi yang sudah merona.
"Gak papa dong. Toh mereka udah biasa liat kita berdua kan" goda Erik dengan kerlingan dimatanya.
"Ah udah deh, aku mau masuk kelas. Byeeee, Erik."
Kemudian Hana berlalu meninggalkan Erik dengan tangan yang melambai-lambai.
"SEMANGAT BELAJAR HEY" teriak Erik dengan tak punya malunya karena sudah menjadi sorotan pagi ini.
Sementara jauh dari pandangan mereka, ada sosok yang diam dengan mata menyendu melihat kedua cucu adam dan hawa itu terlihat penuh cinta.
"Ternyata, kesalahan gue fatal banget ya. Sampe Hana benci banget sama gue" gumamnya sambil berlalu.
A/n
Uwuu apa bgt gitu ya, gapapa deh namanya juga belajar.
Jangan lupa voment gaesss🤗❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss You So Bad
Teen FictionIni cerita pertama yang aku publish lho guys hehe seneng rasanya bisa ngebuka pikiran buat dituangin ke dalam bentuk tulisan. yuhuuuu Ini masih acak-acakan banget. Soalnya aku masih amatiran huhu. Selamat membaca. Semoga suka💙 @itsri_nurmaaaaaa