âš ï¸Â ì¦ê²¨
"Yakk!!! Apa-apaan ini. Andwee!"Â
rengek sang pria manis yang diseret dengan tidak elitnya oleh pria lain yang lebih kuat masuk ke dalam Pagani Huayra sang tersangka penyeretan.
"Bukankah sebelumnya kau bilang tidak ingin pulang ke apartemenmu."Â
sang pelaku penarikan hanya menampilkan smirk mautnya kepada sang tawanan.
"Namun tidak dengan tidur ditempatmu. Fuck you jimin!!!!" jerit sang pria manis.Â
"Don't cross your line, Kim Namjoon! Iam still older than you." ujar sang lawan bicara yang terlihat jelas bahwa ia -tibatiba- kesal.Â
"Mianhaeyo, hyung." Namjoon tertunduk begitu merasakan aura mencekam dari sang hyung.Â
Jimin hanya dapat menghela napas ketika sadar ia baru saja membentak namjoon yang tidak bisa dibentak.
"Kau tahu, aku tak masalah jika kau tak memanggilku dengan embel embel hyung tapi tidak dengan mengumpat. Kau juga tahu itu kan?"
Namjoon masih menunduk dan menggangguk paham.Â
Jimin benar benar menyesal tadi secara refleks membentak namjoon ketika ia mengumpat tadi.Â
Akibatnya setelah insiden itu, namjoon benar-benar membisu dan hanya memerhatikan jalanan sekitar melalui kaca mobil tanpa niat merengek- lagi- ataupun membuka pembicaraan lain.Â
"Apakah kau ingin ramyeon ?"Â
Namun bukannya menjawab Namjoon hanya sekedar menggelengkan kepalanya, padahal binar matanya saat melewati kedai ramyeon beberapa meter dibelakang begitu kentara.
"Heh. Benarkah? Sayang sekali padahal aku ingin mentraktirmu-"Â
"Jinjja? jim- "
Binar mata namjoon seketika redup ketika kembali ia mengingat insiden sebelumnya. Ia merasa tak enak hati setelah mengumpat kepada hyungnya ini. Mana mungkin dia meminta traktir kepada orang yang ia umpati sebelumnya.
"Hmmm jiminieee aku sebenarnya ingin ramyeon ituuu tapii aku-"
Namjoon langsung menoleh ke arah jimin yang sedang meniru gaya bicaranya sambil menahan diri agar tak menonjok wajah jimin yang begitu menjijikan.
"Kau sangat menyebalkan." renggut namjoon.
Wajah jimin langsung berseri. Akhirnya namjoon tak mengabaikannya lagi.
"Hei. Aku minta maaf tadi membentakmu. Kau pasti terkejut." Jimin berucap tulus.
"Tidak tidak. Kau tak perlu minta maaf karna aku yang harusnya minta maaf. Baiklah. Sekali lagi maaf. Aku hanya terlalu kesal karena kau membawaku ke apartemenmu." ujar Namjoon jujur seraya mempoutkan bibirnya.Â
Jimin mengacak rambut namjoon dengan gemass dan mencubit pipi gembilnya.
Jimin's POV
Sepertinya dia telah melupakan kejadian sebelumnya. Haha. Menggemaskan sekali.
Bahkan saat ini...
"Sudah puas? " tanyaku sambil menatap horor 3 mangkuk ramyeon yang telah habis tak bersisa.
"Hmmm. Sangat puas. Jika seperti ini aku akan tidur nyeyak tanpa harus mengkhawatirkan semua koleksi anehmu itu" jawab Namjoon yang sedikit menyinggungku- ya hanya sedikit karena aku tahu dia benar-benar benci koleksiku dan itu alasan mengapa ia selalu menolak untuk menginap tapi kali ini tentu saja ia tidak dapat menolak-
YOU ARE READING
[ ENOZ RUO ]
FanfictionI knew I was such a fool, following my way of thinking without even hearing my heart. I should have turned to look at you, hug you, and kiss you at the time of the incident. But, all the mistakes increased because of other mistakes. Even though I kn...