Part 3 - end

593 64 34
                                    

"Hari ini, saya akan mengadakan acara pertunangan cucu pertama dari keluarga Oh, yang sekaligus akan menjadi penerus perusahaan Oh."

Mendengar ucapan Kakek Sehun, sebagian tamu yang selain keluarga Oh mengungkapkan keterkejutan mereka.

Karena seperti yang pernah Sehun katakan sebelumnya, Sehun merupakan salah satu orang yang tidak begitu disukai oleh para pemegang saham perusahaan Oh karena cara Sehun mengatur perusahaan, berbeda dari sebagian para pemegang saham inginkan.
Walaupun bukan merupakan cara kerja yang buruk, tapi cara kerja Sehun dapat dibilang terlalu baik bagi sebuah perusahaan.

Dan aku tentu saja refleks menoleh pada Sehun. Ternyata disini aku harus menutupi ekspresi keterkejutanku.

Aku memperhatikan sekelilingku. Ada beberapa orang yang bukan Keluarga Oh yang juga tidak terkejut dengan berita ini.

Aku melihat salah satunya seorang wanita seusiaku, sepertinya dari Keluarga Kim yang tadi dikatakan Kakek Sehun. Membuatku gelisah akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pikiran-pikiran negatif yang sudah ada sebelumnya kembali muncul.

Aku takut.

Aku takut tidak bisa menerima ini.

Setelah mengatakan hal itu, orang-orang mulai menikmati acaranya.

Ada yang berbincang-bincang mengenai bisnis, membicarakan mengenai pertunangan cucu Oh, ada juga yang langsung mengatakan ucapan selamat pada Sehun mengenai pertunagannya yang akan terjadi.

Selagi Sehun berbincang dengan "teman-teman"nya ataupun rekan kerjanya, aku pergi ke sebuah meja yang menyediakan minuman disana.
Meneguk langsung segelas minuman yang sepertinya sampanye.

Selagi melihat orang-orang yang sedang asik berbincang-bincang, aku melihat Kakek Sehun sedang berjalan menuju arahku.

Begitu ia sampai di depanku, aku memberinya salam.
"Selamat siang Tuan Oh," kataku sambil menundukkan kepalaku.

"Jadi kau, wanita yang membuat Sehun rela melepaskan warisannya?"

Aku bingung dengan ucapannya, "Maaf? Saya tidak...-"

"Apa pekerjaanmu?" Tanyanya dengan sikap tegasnya, membuatku segan melihatnya.

"Saya seorang Editor Majalah Fashion," jawabku.

"Sudah berapa lama berhubungan dengan Sehun?"

"Sudah hampir sekitar 6 tahun."

"Kau mencintai Sehun?"

"Ya. Saya mencintainya."

"Walaupun dia akan menikah dengan orang lain?"

Aku terdiam sejenak. Mengumpulkan kekuatanku untuk kembali berbicara.
"Dia tidak akan menikah dengan orang lain," jawabku tegas, menurutku.

"Bagaimana kau meyakini itu?"

"Sehun mencintaiku."

"Jika kau sudah bersamanya selama 6 tahun, kau pasti tahu bagaimana sifat Sehun bukan?"

Ya, aku tahu. Kataku dalam hati.

"Dia bukan orang yang bisa kau tebak apa yang akan dia pilih," lanjutnya, "Walaupun dia mencintaimu melebihi keluarganya, kau tidak akan tahu siapa yang akan dia pilih nantinya."

"Ya, saya mengerti maksud anda Tuan. Kita sama-sama tidak akan tahu apa yang akan Sehun pilih. Walaupun dia lebih mencintaiku, walaupun dia lebih memilih keuarganya."

Tuan Oh, Kakek Sehun melihatku dengan tegas. Entah apa maksud dari tatapannya, tapi tatapannya membuatku goyah. Keberanianku seperti sudah hilang sekarang.

[Happy] Ending!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang