Part 1 - feeling

613 79 8
                                    

Ketika sebuah hubungan telah terjalin selama bertahun-tahun. Terkadang hal itu membuatmu merasa gelisah. Takut jika pada akhirnya orang yang selama ini bersama kita ternyata tidak ditakdirkan dengan kita. Apalagi ketika tingkah laku dan kebiasaan sang pasangan tiba-tiba berubah.

Pagi ini aku mendapat telfon dari kekasihku, Oh Sehun. Seperti biasa ia mengucapkan 'Selamat pagi' dan menanyakan rencanaku hari ini, sekaligus mendapatkan hal yang tidak biasa ia lakukan padaku.
Ia membatalkan janji kencan denganku nanti malam dengan alasan ada pertemuan keluarga besar Oh di Daegu, tempat kediaman orang tua dari Ayahnya.

Terkadang terbersit pikiran-pikiran negatif jika Sehun bertingkah berbeda dari biasanya. Membuatku menjadi merasa tidak percaya akan ucapannya. Lalu hal itu juga membuatku berpikir, jika ternyata aku juga berubah.
Aku menjadi mudah tidak percaya pada Sehun, menjadi cepat emosi, dan selalu mencurigainya.

Aku menyibakkan selimut yang masih menutupi sebagian tubuhku. Bersiap-siap untuk kembali menjalani hari seperti biasanya. Mencoba untuk tidak terlalu memikirkan akan pikiran-pikiran negatif tentang Sehun.

Sebelum pergi ke kantor aku pergi ke Cafe yang biasa aku datangi setiap pagi, membeli secangkir Coklat panas andalan Cafe tersebut. Menyapa sang pelayan, dan beberapa orang yang juga biasa datang ke Cafe itu setiap pagi.

Setelah aku keluar dari Cafe aku bediam diri sejenak di depan Cafe, menghirup udara pagi ini yang terasa begitu segar. "Cuaca indah. Udara segar. Tapi kenapa pikiranku gelisah sekali.." kataku lalu membuang nafas kasar dan melanjutkan perjalalan ke kantor.

Begitu masuk kedalam gedung, identitasku sebagai wanita yang sedang mencurigai kekasihnya berubah menjadi seorang Editor. Aku merupakan salah satu seorang Editor yang bekerja di perusahaan Majalah Fashion di Korea. Aku sangat mencintai pekerjaanku. Bekerja dalam dunia Fashion merupakan salah satu dari ribuan cita-citaku semasa kecil.

Aku masuk kedalam lift, menekan angka 9 yang merupakan lantai tempatku bekerja. Begitu pintu lift tertutup ponselku berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu aku lihat, itu dari Sehun.
"Kenapa dia cepat sekali menelfonku lagi.." kataku pada diriku sendiri.

"Hei.." kataku

"Kau di kantor?" katanya. Seperti biasa dengan nada suaranya yang pelan dan terdengar cuek.

"Ya. Aku sedang dalam lift sekarang. Bagaimana pertemuan keluargamu?"

"Baru akan dimulai," katanya terdengar akan melanjutkan perkataannya.

"Ada apa?" tanyaku yang mulai curiga jika terjadi sesuatu.

"Kau mencintaiku?" pertanyaannya membuatku ingin bertanya balik padanya.

"Tentu saja. Kau juga kan?"

"Hmm. Ya, aku juga tentunya." Kali ini terasa ia tetsenyum ketika mengucapkannya.

Aku juga ikut tersenyum mendengarnya.

Suara pintu lift terdengar, aku yakin Sehun juga mendengarnya.
"Sudah sampai ya? Kalau begitu sampai nanti."

"Mm.. sampai nanti." Kataku lalu mengakhiri panggilan.

Aku lagi-lagi merasa curiga pada Sehun. Tapi kecurigaan kali ini bukan kecurigaanku seperti tadi pagi. Ini lebih pada kecurigaan khawatir padanya.
Tapi aku tidak terlalu terkejut dengan hal ini. Aku sudah menduganya ketika Sehun bilang akan bertemu dengan keluarga besar Ayahnya.

Disana pasti terjadi sesuatu, entah apapun itu.
Keluarga Sehun sangat penuh dengan aturan, dan Sehun sebagai salah satu keturunan keluarga Oh yang selalu melanggar aturan.
Membuat Sehun selalu menjadi salah satu bahan pembicaraan mereka untuk masa depan keluarga Oh.

[Happy] Ending!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang