Happy reading!
-----------
Terhitung sudah satu minggu Jia terbangun dengan rasa lelah di tubuhnya serta tulang yang terasa remuk di sana-sini. Bahkan di beberapa tempat terasa sakit, terlebih di bagian leher.
Jia mengeluh. Diliriknya sisi ranjang di sebelah kanan yang telah kosong. Daniel sudah tidak ada karena sudah terbangun sejak pagi sekali tanpa ia tahu. Arah matanya kemudian tertuju pada nakas, mencari pakaian tidur yang ia kenakan semalam. Seperti biasa, Daniel selalu meletakkannya di sana jika terbangun lebih dulu.
Jia lantas mengambil pakaian itu untuk dikenakan kembali. Setelahnya melangkah pelan ke kamar mandi seraya berharap Daniel tidak di sana. Sebab ia akan malu jika menemukan pria itu sedang membersihkan diri seperti kemarin. Daniel sudah pasti akan menggoda dan memintanya mandi bersama. Walaupun telah ia tolak dengan berbagai cara, tapi tetap saja ia selalu kalah jika sang Alpha mengancamnya dengan perjanjian sebelum pernikahan.
Setelah memastikan tak mendengar suara apa pun, Jia segera masuk. Sesaat ia bernapas lega. Kemudian berdiri di hadapan cermin besar yang menampakkan bayangannya. Tampak kacau, tapi wajahnya masih terlihat cantik.
Pandangan Jia lalu turun dari wajah ke leher. Di sana ia menemukan gigitan Daniel membekas jelas, padahal bekas sebelumnya masih belum hilang, tapi Daniel malah memperparah dengan menambahnya.
Jia mengusap perlahan tanda itu sambil mengulang kembali ingatannya tentang semalam.
'Tidak hanya serigala yang buas, tapi manusia serigala juga sama buasnya.'
“Apa kau teringat tentang semalam, My Mate? Wajahmu terlihat memerah, persis seperti malam-malam sebelumnya.”
Jia terkesiap mendengar bisikan Daniel yang tiba-tiba. Pria itu bahkan dengan seenaknya memeluknya dari belakang seperti kebiasaannya beberapa hari ini.
Jia malu. Wajahnya memerah. Ia merutuk dalam hati karena tidak sadar akan kedatangan sang Alpha.
“Jangan terus-menerus melakukan ini padaku. Aku tidak suka kau memelukku dengan sesukamu.” Kedua tangan Jia hendak melepaskan pelukan Daniel, tapi pria itu semakin mengeratkannya.
“Kenapa? Kupikir aku bebas melakukan apa saja kepada mate-ku. Tidak ada larangan bagi seorang suami menyentuh istrinya. Apakah kau takut jika nanti kau benar-benar jatuh cinta?”
Jia tak bisa berkata-kata. Jantungnya berdebar tak karuan. Ia bahkan sempat berpikir bahwa menikah dengan Daniel tidaklah buruk seperti yang pernah dipikirkan. Semenjak pernikahan mereka, sikap pria itu begitu lembut dan penuh perhatian padanya walau sikap kasarnya masih terlihat jika bersama yang lain. Jia hanya harus bersikap lembut juga dan tidak memancing kemarahan Daniel tentang hal yang tidak pria itu sukai. Ia berusaha bersabar untuk membuatnya luluh. Dengan begitu mungkin Daniel akan segera mengabulkan apa yang ia inginkan.
Kembali pulang ke Beijing dan bertemu orangtuanya.
“Kapan kau akan membawaku pulang?”
“Aku telah berjanji tentang itu. Kau tidak perlu menanyakannya setiap hari. Lagi pula, sesuai kesepakatan, aku belum melihat kau mencintaiku.”
Perkataan Daniel barusan menohok hati Jia. Daniel benar. Ia belum mencintai pria itu. Lebih tepatnya tak ingin mencintainya. Ia hanya harus berpura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]
Hombres LoboSUDAH TAMAT. Jia Li, seorang manusia biasa yang tiba-tiba saja terdampar di sebuah hutan lebat di daratan Utara Rusia, kawasan para penghuni hutan bernama werewolf. Kemudian, ia dipaksa untuk menjadi Luna dari Alpha terkuat bernama Daniel Robinson...