14. Pertarungan di Perbatasan

6.1K 415 1
                                    

Happy reading!

------------

Daniel, Jack, dan para warrior hebat Golden Moon Pack telah sampai di perbatasan yang telah dirusak oleh musuh. Ia akui memang terlambat sehingga tak ada yang tersisa dari para penjaga perbatasan. Mereka, kelimanya telah tewas dengan wujud serigala mengenaskan.

Tak heran para kawanannya tak sanggup menghadapi lawan, sebab musuh yang berdiri di depan mata membawa banyak pasukan rogue yang tidak bisa diremehkan, jumlah dan mungkin juga kekuatan.

Informasi yang diberitahukan padanya pun tak begitu berguna. Memang dalam surat yang tertulis menyatakan banyak rogue, tapi ia tidak menduga akan sebanyak ini. Perkiraan Jack tadi malam pun sedikit melenceng sehingga terselip rasa kesal dalam diri Daniel mengetahui jumlahnya tak sebanyak musuh.

Daniel mungkin tak memedulikan diri sendiri, pun dengan keadaannya nanti. Tetapi tidak dengan kastil Ambrosii, kawanannya, dan ada sang mate juga yang menunggunya. Ia adalah seorang Alpha, maka sudah seharusnya tak menyerah. Tak boleh kalah meski dengan jumlah terbatas.

Melihat pemimpin mereka keluar dari kerumunan, seketika saja darah Daniel mendidih. Benar dugaannya dan Jack saat memahami surat yang kemarin diterima. Dialah orang yang datang untuk menyerang pack-nya. Pria tua dengan rambut sedikit panjang. Lebih tua dari pria lainnya. Wajahnya terlihat garang, tatapanya tak kalah tajam, dan aura yang terpancar menyeramkan.

“Rupanya kau sudah tahu keberadaan kami di sini. Mengapa tidak kau tunggu kedatangan kami di kastilmu, Alpha Daniel?” ujar pria itu. Ia menatap Daniel sinis dengan keangkuhan di wajahnya.

“Kau pikir aku bodoh?” Daniel membalas tak kalah angkuh. “Sepertinya kau membawa banyak kawananmu untuk mengulang sejarah yang lalu. Harusnya kau sudah mati karena terluka parah saat itu. Sayang sekali aku tidak sempat mencabut jantungmu.”

“Jangan menghinaku, Alpha. Tentu saja aku harus hidup. Sekarang aku bukan lagi rogue liar seperti dulu. Kau tidak bisa seenaknya merendahkan karena posisi kita sekarang sama, seorang Alpha. Aku telah membangun pack sendiri yang tidak kau tahu. Dan sekarang waktunya mengambil apa yang tertunda.”

“Jangan harap kau bisa menduduki kastil Golden Moon Pack dan membuat kekacauan lagi!” geram Daniel yang telah muak menghadapi pria itu.

“Sepertinya kau hidup terlalu damai. Kudengar kau telah menemukan mate-mu. Siapa dia? Manusia?”

Daniel berdesis pelan. Tangannya mengepal erat. “Aku tidak suka berbasa-basi!”

Pria itu tertawa. “Sayang sekali, padahal aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan mate-mu sekarang. Aku ingin tahu siapa yang saat ini menjaganya. Aku juga sangat penasaran, apakah dia masih berada di kastil atau telah pergi?”

“Apa yang kau maksud?”

Beberapa detik kemudian Daniel tersentak ketika menyadari apa yang terjadi. “Jangan katakan kau mengirim orangmu ke sana?”

Pria yang menjadi lawan bicara Daniel menyeringai, sedangkan Jack yang mendengar perkataan Daniel ikut tersentak. Jack bahkan langsung menoleh kepada sang Alpha.

“Beraninya kau!” teriak Daniel murka. Wolf dalam dirinya meraung nyaring seolah bisa merasakan bahaya sedang mengintai mate-nya, atau mungkin sudah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“Alpha,” panggil Jack pelan. “Apa yang harus kita lakukan?”

Daniel tidak menghiraukan pertanyaan Jack. Ia tetap berfokus pada lawan bicara. “Siapa pun orang itu, dia tidak akan bisa masuk ke dalam kastilku. Sekalipun dia masuk, dia tidak akan bisa keluar hidup-hidup.”

“Kau pikir aku tidak memiliki rencana? Padahal sudah kurencanakan dari jauh-jauh hari.” Pria itu menatap Daniel puas. “Sekarang saatnya kau mati seperti ayah dan ibumu. Saatnya kita mengulang peristiwa yang lalu, tapi kali ini bukan lagi kekalahanku, melainkan kekalahanmu dan juga kawananmu.”

Daniel menatap nyalang. Kepalan tangannya menguat. Rahangnya mengeras dengan gigi bergemertak. Ia berusaha mengendalikan diri karena sang serigala ingin segera mengambil alih tubuhnya.

“Tahan dirimu, Darren!” Daniel me-mindlink, berharap Darren tidak mengambil alih saat itu juga, sebab waktunya belum tepat. Darren harus menunggu sedikit lagi setelah ia mengizinkan.

“Bagaimana kau bisa memintaku bertahan sementara pria di hadapan kita ini sangat berbahaya dan licik? Dia telah merencanakan sesuatu kepada mate kita! Apa yang terjadi padanya sekarang? Apa kau memintaku untuk tidak menyerang dan diam saja?”

“Tunggulah sebentar lagi!”

Daniel memutus mindlink mereka secara sepihak saat wolf-nya itu meraung keras, tidak terima dengan penundaan waktu yang ia lakukan walau hanya sebentar.

“Aku tidak pernah lupa bagaimana kau membunuh kedua orangtuaku. Aku juga tidak akan membiarkanmu mendapatkan mate-ku dan melukainya walau hanya sedikit. Baru memperlihatkan diri sekarang setelah bersembunyi cukup lama, bukankah sangat pengecut? Kau boleh menyombongkan diri karena kawananmu lebih banyak, tapi aku tidak akan kalah. Aku tidak akan membiarkan kau menang bahkan lolos sekalipun. Setelah menunggu terlalu lama, sekarang saatnya membalas perbuatan yang kau lakukan di masa lalu. Kau harus membayar dengan nyawamu dan akan kupastikan aku berhasil membunuhmu. Kali ini akan kupastikan kau benar-benar sudah mati.”

Pria bernama Arlo itu terkekeh. Perkataan Daniel yang begitu yakin akan membunuhnya dianggap remeh. Ia bahkan mendeklarasikan bahwa yang akan menang adalah dirinya.

“Mari kita bertarung sampai mati dan tunjukkan siapa yang mampu bertahan.”

Dikarenakan Daniel tak ingin membuang waktu lagi, ia langsung menyerang pria itu bersamaan dengan kawanannya yang juga menyerang musuh atas perintah Jack.

Pertarungan mereka tidak bisa dihindari. Masing-masing dari mereka berusaha menyerang dan melukai satu sama lain. Bahkan ada yang sudah melakukan shift. Sementara Daniel sendiri masih mempertahankan wujud manusianya. Namun, tak lama kemudian, ia tak mampu lagi menahan Darren yang mencoba mengambil alih tubuhnya sejak awal.

Daniel yang telah berganti wujud menjadi Darren tak memberi jeda untuk diri sendiri. Ia langsung menyerang Arlo yang juga telah melakukan shift mengikutinya.

Serigala besar berwarna coklat kehitaman milik Daniel menyerang Arlo dengan brutal dan tanpa ampun. Ia tidak ingin membiarkan musuh lama tetap hidup dan melukai mate-nya. Darren telah dibutakan dengan emosinya sendiri, hingga tiada ampunan bagi Arlo.

Hutan perbatasan yang tadinya damai berubah menjadi arena peperangan yang telah dinodai darah para werewolf yang terluka. Baik werewolf dari Golden Moon Pack maupun werewolf yang datang sebagai musuh di bawah kepemimpinan Arlo.

Adrik, serigala dari Jack tidak begitu kesulitan dalam menghadapi lawannya. Hanya saja satu kakinya sedikit terkilir hingga ia membatasi pergerakan. Beruntung ia mendapati lawan yang tidak begitu kuat, sehingga ia mampu menyelesaikan pertarungan tidak seimbang.

Suara geraman dan lolongan dari para werewolf terdengar bersahut-sahutan. Antara lolongan kemenangan dan lolongan kesakitan. Yang mati telah mati, yang terluka kesakitan, dan yang masih bertarung berusaha mengalahkan lawannya untuk menyelesaikan pertarungan secepat mungkin.

Darren berusaha sekuat tenaga melawan musuh yang lebih berpengalaman. Banyak luka yang telah didapat oleh tubuhnya. Cakaran dan gigitan dari Arlo yang juga telah ia balas. Kekuatannya berkurang dan tenaganya hampir habis. Ia kewalahan.

.

.

Bersambung ....

TERRITORY OF A WEREWOLF : Fate as Luna [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang