"Tentang kamu yang menolak nyata dengan aku yang meminta rasa"
Ada keadaan dimana kita sangat ingin sendiri tidak ada orang yang berlalu lalang apalagi menyuruh nyuruh bukan? Seperti sekarang ini. Gadis bernama lengkap Alnilam Lasiana Rajata. Putri dari keluarga yang cukup sederhana dengan tampilan yang tidak oke juga si. Ya meski begitu dia masih tetap punya hati bukan? Akan tetap merasa sakit meski dibentak ataupun dikucilkan.
"Eh eh liat tuh. Anak haram lewat"
"Jangan diliatin,mukanya suka bikin sakit mata" timpal teman dari musuh bebuyutannya itu,Jagad Gemma Nusantara. Ah menyebutkannya sudah bikin mual.
"Masukin MUI aja kali ya biar jadi halal"
"HAHAHAHAHA" selalu saja seperti ini. Tidak di koridor sekolah,di kelas,di tempat les. Rasa-rasanya nila ingin menyelupkan kepala aga itu ke minyak goreng biar dirinya itu berkaca. Ah sudahlah tidak penting membahas dia. Lebih tepatnya nila tidak sudi.
Nila terus melangkahkan ke arah kantin. Sesampainya di kantin nila memesan es jeruknya dan kembali lagi ke kelas. Tidak peduli dengan manusia bernama teman. Karna menurutnya itu tidak terlalu dibutuhkan,mungkin untuk saat ini. Sambil memikirkan akhir-akhir ini kenapa nila sering terbawa suasana hati saat teman teman Nila pun ikut mengejek seperti aga dan kawan kawannya itu. Mungkin mereka pikir bercanda tapi bukan bercandaannya sudah keterlaluan?
Saat itu pelajaran sedang kosong. Nila tidak terlalu mempermasalahkan Karna nila sendiri pun senang. Bukankah artinya dia bisa mendapatkan jam tambahan tidur untuk menggantikan jam tidurnya semalam karna menghabiskan untuk maraton drama.
Kelas sangat berisik saat ini. Si ketua kelas, Okta Rahardian Pratama pun sedang bermain laptop di pojok kelas bersama gerombolannya. Tidak jauh berbeda dengan aga dan gerombolannya itu. Ada yang bermain panco diatas meja,membuat video yang sedang viral,sampai bermain game bersama di lantai sambil tiduran seperti mengeringkan ikan asin.
Berbeda dengan teman yang lain,Nila masih betah di tempat duduknya sedang mengerjakan tugas yang diberi Bu Ratna. Dengan cepat selesai mengerjakan tugasnya akan lebih leluasa tidur hingga pulang,pikirnya.
Tapi angan-angannya langsung sirna ketika teman-temannya menghampiri meja mengambil jaketnya lalu melempar ke meja gerombolan aga yang sedang bermain.
"Ehhhh maaf sengaja" kinan berteriak meledek sambil melirik ke arah nila seolah sedang mengejeknya.
"Ih apaan nih? Barang najis. Punyanya si haram?" Sontak perkataan aga tadi menimbulkan teman-teman yang lain ikut mengejek nila dan menghujaminya banyak makian serta cacian.
"Ih jangan dipegang ga,najis"
"Lo perlu cuci tangan pake tanah biar haramnya ilang"
"Gukgukguk"
"Iya ihh haram hahahaha" bukan hanya kinan,mei teman semasa SD nya dulu pun ikut menimpali. Seolah tidak habis disitu,aga melempar jaketnya kembali hingga mengenai kepala nila lalu menjatuhi tempat minum yang baru dibelikan ibunya sepekan lalu pecah.
Sungguh malang,
Tapi nila tidak bisa berbuat banyak kan? Lagipula selama dirinya masih dianggap 'teman' oleh kinan dan teman yang lain ia masih bisa. Tapi sepertinya untuk kali ini nila sedikit merasa jengkel. Bukan sedikit tapi memang jengkel,sangat.
Masih asik dengan pikirannya menuju kelas nila sampai tidak sadar menabrak seseorang didepannya
"Ehhh maaf gue ngalamun tadi" nila membersihkan kemeja sekolah lelaki didepannya ini menggunakan tisu yang sering dibawanya. Seperti familiar terhadap manusia didepannya ini. Dan benar saja saat mendongak.
TBC yogs
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPITERNAL
RandomDikala renjana menginginkan rasamu,tetapi tidak dengan senandika berbisik pada bayuku. Bukan karna lalu yang berpendar seperti kemukus di langit senja,hanya lebih seperti rinduku yang hibuk menghujami rasa. Dengan begitu aku yang selalu mendalami ki...