Bye bye mantan

64 19 16
                                    


Orang bilang jika kamu masih merasa canggung jika bertemu mantanmu, itu artinya dihatimu masih ada rasa.

Aku cukup percaya dengan teori itu, karena aku sendiri merasakannya. Aku benar benar tidak bisa nyaman ketika Virgo ada di sampingku, tapi yang paling membuatku tidak nyaman adalah jika dia bersama dengan pacar barunya. Sakit? Tentu saja. Cemburu? Entahlah. Aku sendiri sudah tidak lagi merasa punya hak untuk merasakannya.

¤¤¤¤¤

"Lo masih suka kan sama gue?"

Tanya Virgo ketika saat itu, aku sedang berlari lari kecil sebelum praktek bola besar di lapangan.

"Gak, sampai kapan sih Igo lo selalu se PD ini?"

"Sampai kapan? Tentu sampai lo ngakuin itu di depan gue"

Ck, aku bahkan sudah mengatakannya lebih dari seribu kali. Tapi tetap saja dia tidak percaya.

"Aku harus bilang gimana lagi sih, biar kamu percaya?"

Aku sudah benar benar frustasi dengan sikap keras kepala dan kepercayaan dirinya yang selangit tentang aku yang masih ada rasa dengan dia. Dan bodohnya hal itu memang benar adanya.

"Ngomong gimana lagi?"
Dia tersenyum sinis

"Lo gak perlu ngomong apapun, asalkan lo bisa jujur dengan hati lo sendiri. Lo masih suka kan sama gue?"

Aku benar benar jengah, mungkin jujur memang lebih baik.

"Iya." Akuku

Sambil tersenyum manis, Igo kemudian berkata

"Sa, gue lakuin ini biar lo gak lagi nyiksa diri. Kalau memang masih ada rasa jujur aja, gak papa kok."

"Tapi gue berharap lo bisa secepatnya move on dari gue. Cowok brengsek kayak gue gak pantas buat lo harepin."

Igo berbalik lalu berjalan membelakangiku.

"Gue pernah bilang kan,? lo cewek yang akan selalu punya tempat spesial di hati gue. Dan sampai kapan pun itu tetap sama"

Dari jarak sepuluh meter di depanku, Igo berbalik lalu tersenyum manis tapi pilu.

"Dan mulai sekarang gue gak lagi bisa jagain lo, gue harap lo bisa dapat cowok yang jauh lebih baik dari gue. Gue bakal belajar buat jadi mantan yang bisa merelakan mulai hari ini."

Diam sebentar, Virgo menghadap keatas. Mengalihkan pandangan ketika iris kami saling menubruk.

"Cepat move on yah Salsa, meski gue tau gak bakal ada cowok yang lebih ngangenin dari gue."
Virgo tertawa garing.

"Bye Sa.."

"Lo adalah hadiah terindah yang pernah gue punya"

Lalu Virgo berbalik, berjalan kedepan tanpa menoleh lagi.

Aku mengusap air mata yang mengalir di pipiku, menangisi semua hal yang mungkin tak lagi dapat terulang. Tentang kenangan manis yang hanya akan menjadi kenangan.

Virgo menyuruhku melupakannya, lalu mencari pengganti yang lebih baik.

Andai kau tau Virgo, tak akan ada cowok yang mencintaiku setulus cintamu, takkan lagi ada cowok yang merelakan topinya di hari senin agar aku tak di hukum, membantuku memanjat pagar ketika terlambat agar tidak mendapat hukuman, mengajakku ugal- ugalan di jalanan sehingga aku melupakan nilaiku yang rendah. Tidak akan ada lagi virgo. Cowok yang menggenggam erat tanganku sekalipun dunia menghujatnya. Cowok yang selalu tersenyum sekalipun aku sedang marah. Dan merelakan punggungnya menjadi tameng agar aku tidak terluka.

Aku ingin menahan langkahnya, namun yang kulakukan hanya menatap kepergiannya.

Satu hal yang seharusnya kau tau Virgo, bersamamu tak seburuk yang orang orang katakan. Aku menerimamu apa adanya, menerima semua sifatmu yang di nilai buruk orang lain tapi bisa menciptakan gelak tawa setiap di sampingmu.

Aku tak pernah mempermasalahkan reputasiku yang memburuk karena aku adalah pacarmu, dan aku tak pernah berharap kau pergi karena hal ini.

Dan sekarang...
Yang bisa kulakukan cuma membiarkanmu. Memastikanmu baik baik saja seperti yang selalu kau lakukan untukku.

Aku menyayangimu Virgo. Tolong suatu hari nanti kembali lagi. Karena rasanya menjadikanmu hanya sebagai mantan terindah itu tidak cukup.

¤¤¤¤¤


Seseorang menepuk pundakku.

"Ra.." ku peluk sahabatku itu. Menumpahkan segala kesedihanku.

"Virgo udah gak ada!!" Jeritku. Kucengkeram lengannya keras, aku berharap ini semua tidak nyata. Tapi, kehadiran Rani disini dengan pakaian hitam hitamnya, gundukan tanah merah, serta jerit tangis yang lainnya.

Aku tidak mau percaya...

Kalau di bawah sana, yang terbaring di bawah gundukan tanah merah itu adalah Virgo.

"Virgo..." lalu semua gelap dan aku tak lagi ingat apa apa.

Bye bye Virgo...

¤¤¤¤¤

Mengenangmu [mantan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang